4

77.7K 3.5K 225
                                    

Raffa Pov.

Hai. Aku Karaffa Lemuel Alcander, panggil aku Raffa.
Kalian boleh menghakimiku dari sekarang, karena aku menyukai gadis berumur dua puluh dua tahun.

Bodoh? Memang. Aku menyukai Gadis yang aku bimbing skripsinya selama dua tahun. Selama dua tahun itupun aku merasakan jika aku menyukainya. Bukan bukan. Bahkan aku mencintainya.

Entah hanya aku saja yang berfikir jika aku saja yang mempunyai perasaan ini, karena aku tidak melihat dari perilaku gadis itu yang memberi sinyal bahwa dia tertarik padaku.

Gila Raf! Maura nggak bakalan mau sama lo! Lo beda delapan tahun sama dia, dan lo udah punya anak! Mana ada anak gadis yang mau dengan pria tua dan sudah mempunyai satu putri kecil cantik. Batinku.

Apa aku harus berhenti? Dari awal sajapun dia hanya menganggapku sebagai pembimbing bukan?
Aku rela menyerahkan tugas perusahaanku kepada sekretarisku dan tetap membimbing gadis itu. Sampai dia selesai dengan tugas-tugasnya.

Tiba-tiba ponselku berdering. Mau?

"Iya Mau, ada apa?" Ucapku.

"Kakkk! Minggu depan gue wisuda!" Kak? Dia hanya menganggapku Kakaknya??

"Kak?" Ucapnya lagi.

"Ahh iyaa Mau. Gue seneng dengernya, mau hadiah apa dari gue?" Ucapku. Aku tersenyum membayangkan wajah bahagianya. Pasti dia sangat bahagia sekarang.

"Gue cuma mau kakak terus sama gue" Katanya pelan. Apa? apa aku tidak salah dengar?

"Apa Mau?"

Dia tertawa. "Engga kak. Minggu depan lo harus dateng yaa. Gue nggak mau tahu!" Ancamnya.

Aku terkekeh "Oke oke, gue bakalan dateng. Tenang aja oke?"

"Sip. Yaudah semangat kerjanya kak! Bye!" Ucapnya dan langsung mematikan sambungannya. Belum juga jawab udah dimatiin aja.

"Apa gue cuma bisa jadi Kakak buat lo Mau?" Gumamku, melihat wallpaper diponselku.

Maura sudah tahu keberadaan putriku? Mau sudah tahu masa laluku? Ya tentu dia sudah tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maura sudah tahu keberadaan putriku? Mau sudah tahu masa laluku? Ya tentu dia sudah tahu. Bahkan dia sangat menyayangi Charlie.
Entah aku harus menceritakan masa laluku pada kalian atau tidak. Tapi jika aku tidak menceritakannya, kalian pasti tidak akan menyutujui aku dengan Maura bukan??

Kalian salah besar jika menilaiku sebagai duda. Hei! Aku menikah saja belum!
Dan kalian jangan berpikir kalau Charlie itu anak dari kesalahanku.
Bukan. Bukan.
Charlie itu anak yang aku temukan saat dia masih sangat kecil dan bertubuh merah.

Usiaku saat itu masih dua puluh enam tahun, dan aku menemukan Charlie didepan pintu apartmentku. Bayangkan! Pintu apartment! Dengan badan yang sangat rapuh, sudah di tinggalkan sendiri. Aku sudah meminta petugas keamanan untuk melihat CCTV, aku hanya melihat seseorang berjubah yang meletakkan Charlie sendiri di depan apartemenku.

Satu Tujuan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang