Satu Tujuan

14

Seperti biasanya yaaa!! Jika ada typo-typo manja diceritaku tolong komen, langsung aku perbaikki😆😆😆

--•••--

Maura Pov.

Malu.

Itu yang aku rasakan sekarang jika akan bertemu Raffa.

Mengingat kejadian kemarin lusa membuatku harus berpikir dua kali jika ingin bertemu Raffa.

Astaga kenapa bodoh sekali diriku.
Tapi jika Matt tidak ada di Tv pasti aku dan Raffa akan......

"Aahhhh bego bego bego" gumamku dengan mengetuk-ngetuk kepalaku sendiri

"Siapa yang bego?"

Kepalaku sontak menoleh keasal suara. Dad

"Ehh Dad, enggaaa" ucapku dengan memberikan cengiran termanisku.

Dad duduk disampingku, merangkul pundakku dan mencium puncak kepalaku. Lalu tangannya mengambil sesuatu yang ada disaku nya. Ponsel.

"Kak" aku bergumam menjawab panggilannya, tanpa menoleh kearah Dad.

"Kak". Ck.

"Apa Dad???" Ucapku dengan menoleh kearahnya.

Dia terkekeh "Mau bantuin Daddy gak?" Kedua alisku terangkat.

"Tolong pilihin dong bagusan yang ini atau yang ini" ucapnya dengan memberikan ponselnya kepadaku.

Astaga Dad.

Udah tua.

Masih aja banyak gaya.

Gak ngerti lagi dah.

"Udah punya anak 2 masih banyak gaya banget sih Dad" ucapku.

Dia tertawa "Lah Dad mah masih muda, wajar dong banyak gaya"

"Aku bilangin Mom!"

Wajah Dad seketika langsung panik. "Jangan dong Kak. Kamu nih jahat" aku terkekeh dan melihat layar ponsel Dad.

Kalian tahu apa yang Dad tanyakan kepadaku?

Bukan.

Bukan celana dalam bergambar.

Tidak mungkin dia menanyakan itu kepadaku.

Tetapi dia memintaku untuk memilih foto diri nya, yang menghadap kecermin besar ditempat fitnes nya.

Yang ini.

Dan yang ini