kita tidak akan pernah tau apa yang tuhan rencanakan untuk kita.
-
-
-
Eunha kini sedang berada di kamarnya. Tadinya ia berniat untuk belajar, tapi saat ini ia sedang duduk di depan jendela dan menatap sebuah rumah yang sudah ditempati oleh orang lain. Eunha menghela napas. Disana, tempat ia bersama sahabat kecilnya Jungkook sering bermain. Gadis itu memejamkan mata. Ia mencoba untuk tidak menangis. Setiap ia mengingat Jungkook, ia akan mengingat kejadian itu. Kejadian dimana Jungkook hampir saja pergi dari dunia ini.
"Una-ya!" panggil Jungkook. Ia berjalan mendekati Eunha yang sedang bermain dengan kelinci milik Jungkook. Eunha melihat Jungkook dan tersenyum.
"Apa kookie?" tanya Eunha. Jungkook pun mengambil sesuatu dari belakang pundaknya. Ia mengeluarkan beberapa tangkai bunga dan menyodorkannya pada Eunha.
"Bunga ini untukmu." ucap Jungkook tersenyum.
"Wah! bunganya cantik!" ucap Eunha tersenyum senang.
"Bunga ini mirip kaya kamu. Dia terlihat cantik tapi jika kita tidak menjaganya dengan baik maka bunga itu akan layu. Sama kaya Una. Kalau kookie ga bisa jagain Una dengan baik, senyuman Una pasti hilang."
Eunha menatap Jungkook kebingungan. Tipikal Jungkook yang pintar bertutur kata. Paham dengan Eunha yang kebingungan Jungkook tertawa dan menyelipkan bunga itu di telinga gadis kecil di hadapannya.
"Kamu itu mirip bunga yang Kookie petik Una-ya. Kamu tau kenapa?" tanya Jungkook. Eunha menggelengkan kepala.
"Kamu itu punya senyum yang indah. Sama kaya bunga yang ada di telinganya Una. Nah Kookie gamau bikin Una sedih. Jadi Kookie bakal jagain Una." jawab Jungkook tersenyum dan mengusap rambut Eunha lembut.
Eunha terdiam dan wajahnya memerah. Jungkook tersenyum dan memeluk Eunha. "Kookie pasti jagain Una."
"Janji?" tanya Eunha
"Janji!" jawab Jungkook tersenyum sambil menautkan kelingkingnya pada kelingking Eunha.
Eunha membuka matanya dan segera berdiri. Air mata kini mengalir deras dari mata bulatnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Suara tangisan pun keluar dari bibir mungil Eunha. Ia benar-benar merindukan sosok Jungkook.
Suara ketukan terdengar dari luar. "Eunha-ya? Kau di dalam? Ini aku Jaehyun." ucap sebuah suara dari luar.
Eunha segera mendekati pintu kamar dan membukanya. Dengan cepat Eunha memeluk Jaehyun dengan erat. Kini ia tidak menyembunyikan suara tangisnya. Jaehyun yang kebingungan hanya membalas pelukan Eunha dan mengusap lembut rambut gadis yang ada di dalam pelukannya.
"Ayo kita ke dalam." ajak Jaehyun menggendong Eunha dan membawanya duduk di kasur.
Eunha memeluk Jaehyun dengan erat. Suara isakannya masih terdengar dengan jelas. Jaehyun melihat bunga layu dan sebuah buku di dekat jendela. Paham dengan apa yang membuat gadis itu menangis. Ia mengusap punggung Eunha.
"Eunha-ya, kalau kau menangis terus, pipimu akan semakin bulat. Kau mau pipimu seperti balon ketika bertemu lagi dengan Jungkook?" tanya Jaehyun mencoba menghibur.
Eunha berhenti menangis dan menatap Jaehyun dengan cemberut. Jaehyun tersenyum dan menghapus air mata yang ada di pipi gadis itu. Jaehyun adalah sepupu Eunha. Ia juga adalah sahabat Jungkook sampai saat ini. Ia tidak ingin Eunha tau bahwa ia masih berhubungan dengan Jungkook karena lelaki itu tidak mengingat sama sekali dengan Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories of us [Eunkook]
FanfictionEunha dan Jungkook adalah sepasang sahabat yang tak terpisahkan, sampai pada suatu hari ketika mereka sedang bermain di bukit sebuah kecelakaan yang membuat Jungkook mengalami koma. Eunha pun menjadi kalut dan tidak mau membaur dengan dunia. Sampai...