20

545 63 14
                                    

Kalau perasaanku itu melukai banyak orang, lebih baik aku menghapus semuanya kan? ㅡ Eunha

.
.
.
.
.
.
.
.

Eunha sedang membaca buku di atas kasurnya. Hari ini ia sendirian di rumah. Tadinya ia ingin ditemani Jungkook, namun ia mengurungkan niatnya. Retinanya kini menatap pemandangan malam. Seketika rasa rindu pada Jimin datang menyapanya.

Kemana sebenarnya lelaki itu? Apa yang ia lakukan saat ini? Apapun yang terjadi Eunha berharap Jimin baik-baik saja.

"Benar ini kan rumahnya?"

"ya benar bos, ini rumahnya."

Eunha mengernyitkan kening, jantungnya berdebar keras mendengar suara orang yang sangat asing baginya. Apakah mereka pencuri? Rasanya Eunha sangat resah. Segera ia mengambil ponselnya dan sembunyi di dalam lemari.

Tangannya mulai gemetar ketika ia mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat. Jari-jarinya segera menekan asal layar ponselnya. Tanpa melihat siapa yang ia telpon, benda pipih itu langsung ia tempelkan di telinganya.

"Apa kita harus ke kamarnya?"

"Ayolah! Kita di sini untuk membawanya kehadapan bos besar."

Eunha semakin ketakutan, keringat dingin mengalir. Ia berharap seseorang menjawab panggilannya.
"halo?"

"Tolong aku!" Bisik Eunha sedikit keras.

"Eunha-ya? apa yang terjadi?!" suara di seberang sana terdengar panik. Eunha menjauhkan ponselnya dan terkejut saat melihat nama Yuju tertera di sana.

"ah, gwechana-yo Yuju-ya. Aku kira ini Jungkook." ucap Eunha berbisik.

"kenapa kau berbisik seperti itu?" tanya Yuju.

Eunha menghela napas. Ia tau bagaimana busuknya Yuju. Bagaimana ini? apa yang harus ia lakukan? Tanpa basa basi, Eunha segera memutuskan sambungannya. Kali ini kembali ia mencari nama Jungkook di sana sampai ...

"Mau menghubungi siapa nona?"

Eunha terkejut, ia melihat dua orang menggunakan topeng dan pakaian serba hitam sudah berdiri di depan. Eunha menelan salivanya. Tubuhnya gemetaran. Ia sangat ketakutan.

"K-kumohon jangan culik aku!" Ucap Eunha. "Kalian boleh ambil barang di sini, tapi bebaskan aku!"

Kedua lelaki itu tertawa sangat keras setelah mendengar ucapan Eunha. "Barang-barangmu tidak senilai dengan bayaran kami." ucap salah satunya. Dengan badan berototnya, ia pun menarik Eunha keluar dari lemari.

Eunha meronta-ronta mencoba untuk melepaskan diri. Namun dengan cepat lelaki berotot itu membekap mulut Eunha dengan kain yang sudah di beri obat bius. Akhirnya gadis itu pun tak sadarkan diri.

****

Jungkook segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah Eunha. Ia benar-benar sangat geram dengan kejadian ini. Melihat suasana sepi, Jungkook semakin khawatir dengan Eunha.

Kumohon Eunha-ya semoga kau ada di kamar!

Jungkook segera masuk ke dalam kamar Eunha. Kosong. Kamar Eunha kosong, gadis itu tidak ada di sana. Jungkook terjatuh, merasa lemas. Ia kurang cepat, Eunha berhasil di culik.

"Yuju sialan!" teriak Jungkook geram.

Masalah ini semakin serius. Pihak berwajib harus membantunya mencari gadisnya dan Jimin. Apapun yang terjadi. Harus selamatkan keduanya. Tanpa kecuali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memories of us [Eunkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang