Ketika aku melihatmu, rasanya aku sudah mengenalmu cukup lama. Senyumanmu yang cerah sangat membuatku terpana, rasa ini tiba-tiba tumbuh tanpa aku sadari. Bahkan aku berharap bahwa aku yang dapat menggantikan posisinya
-
-
-
-
-
-
Jungkook sedang duduk manis di atas kasurnya. Ia terlihat sibuk membaca buku kesukaannya. Tanpa ia sadari Eunha sudah berada di sebelah Jungkook dan ikut membaca. Jungkook tersadar ketika tanpa sengaja ia memundurkan tubuhnya dan berat tubuhnya berhasil menimpa tangan mungil Eunha.
"Ah, Eun, kenapa disini?" tanya Jungkook terkejut. Eunha yang sedikit merintih kesakitan segera menarik tangannya dan mengusap tangannya.
"Maafkan aku." gumam Eunha masih mengusap tangannya. Jungkook mengambil tangan Eunha dan mengusap tangan gadis itu lembut.
"Aku yang harusnya minta maaf, aku terlalu serius membaca buku." jawab Jungkook kini menggenggam tangan Eunha.
"Apa yang kau baca?"
"Buku, berisi puisi-puisi yang terkenal." ucap Jungkook tersenyum lebar.
Eunha menatap Jungkook bingung. Lalu tersenyum. "Kau sangat suka puisi?" tanya Eunha kini menyandarkan tubuhnya di sandaran kasur. Jungkook mengangguk mantap. Kini ia mengambil buku miliknya dan melanjutkan membaca buku itu. Tanpa melepas genggamannya pada tangan Eunha tentu saja. Ia juga ikut memposisikan tubuhnya sama seperti Eunha.
"Coba dengarkan puisi ini." ucap Jungkook memposisikan duduknya untuk menghadap Eunha.
"Sepi di luar. Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut
Tak satu kuasa melepas renggut
Segala menanti. Menanti. MenantiSepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertampik
Ini sepi terus ada. Dan menanti "Eunha menepuk tangannya dan tersenyum kagum pada Jungkook. Dulu juga Jungkook selalu membacakan puisi dan bahkan ia membuat puisi. "Kali ini puisi karya siapa?" tanya Eunha.
"Chairil Anwar, judulnya Hampa." jawab Jungkook tersenyum.
"Siapa dia?" Tanya Eunha terlihat penasaran.
Jungkook kembali memposisikan duduknya persis dengan Eunha. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Eunha. "Dia adalah seorang sastrawan dari Indonesia. Aku sangat kagum dengannya." jawab Jungkook tersenyum.
Ia kembali membaca buku puisinya. Eunha sesekali mengusap lembut rambut Jungkook. Tidak dipungkiri Jungkook sangat nyaman dengan Eunha. Lama kelamaan mata Jungkook terasa sangat berat. Ia pun memejamkan mata dan masuk ke dalam mimpi. Dalam posisi itu Jungkook terlelap.
Eunha yang masih asik mengusap lembut rambut Jungkook sambil main game masih terfokus pada ponselnya. Tanpa sadar pintu kamar terbuka. Masuklah sosok Jaehyun yang membawa makanan. Eunha yang sadar segera menghentikan aktivitasnya.
"Eunha-ya, aku bawa makanan. Kau dan Jungkook belum makan kan?"Tanya Jaehyun dengan seragam yang masih ia pakai. Eunha mengangguk. Memang ia dan Jungkook belum makan.
"Aku tunggu diluar ya. Bangunkan Jungkook." ucap Jaehyun tersenyum lalu keluar dari kamar itu.
Eunha melihat Jungkook yang terlihat nyenyak tertidur di bahunya. Gadis itu tersenyum dan mengusap pipi Jungkook lembut. Tak lupa Eunha mengambil ponselnya dan mengabadikan wajah bayi milik Jungkook itu. Setelah puas dengan hasilnya, Eunha mencoba membangunkan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories of us [Eunkook]
FanfictionEunha dan Jungkook adalah sepasang sahabat yang tak terpisahkan, sampai pada suatu hari ketika mereka sedang bermain di bukit sebuah kecelakaan yang membuat Jungkook mengalami koma. Eunha pun menjadi kalut dan tidak mau membaur dengan dunia. Sampai...