4

1.2K 163 7
                                    

Apakah takdir akan membawa kau kembali padaku? Apakah aku akan kembali melihat senyum manismu? Apakah perasaanku akan sama ketika kita bertemu kembali?

-

-

-

-

-

-

-

Jimin melihat Eunha yang daritadi terlihat murung. Setiap Jimin tanya ada apa, Eunha selalu tersenyum dan menjawab bahwa ia baik-baik saja. Sebenarnya Jimin tau bahwa gadisnya itu tidak baik-baik saja. Ia hanya tidak ingin mempermasalahkannya. Karena ia tau, Eunha pasti akan cerita semuanya pada Jimin. 

"Sayang, maaf aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku harus ke halte untuk menjemput temanku dari Busan." ucap Jimin menggenggam tangan Eunha. 

Eunha melihat Jimin dan mengangguk. "Iya, gapapa oppa. Aku bisa pulang sendiri." ucap Eunha tersenyum.

Jimin terdiam, lalu ia berpikir untuk mengajak gadisnya itu. "Kau ada acara sepulang sekolah?" tanya Jimin menarik Eunha ke atas pangkuannya. 

Hal yang Jimin suka dari Eunha. Wangi bedak bayi yang membuat Jimin gemas dengan Eunha. Gadis itu sangat menggemaskan tanpa ia sadari. Apapun yang ia lakukan selalu terlihat menggemaskan. Bukan hanya dia saja yang berpikir seperti itu. Bahkan seniornya dalam klub basket, Namjoon, Yoongi, Hoseok dan Seokjin setuju dengan pendapat Jimin.

Eunha menggelengkan kepala. Lalu gadis itu meletakkan kepalanya pada bahu Jimin. Tepat sekali dekat leher. Jimin mengusap surai hitam milik Eunha dengan lembut. "Kau mau ikut aku menjemput temanku itu?" tawar Jimin.

Eunha memeluk leher Jimin dan memejamkan matanya. Terlihat ia sedang berpikir. Jimin tertawa kecil melihat tingkah Eunha. Ia mencubit pipi Eunha lembut. Eunha segera membuka matanya dan menatap Jimin yang sedang tersenyum.

"Sepertinya tidak oppa. Aku tidak kenal dengan temanmu itu." ucap Eunha yang sudah memutuskan jawabannya.

Jimin hanya mengangguk mengerti dan menyandarkan kepalanya pada kepala Eunha. Untung saja hari ini tidak ada guru, jadi mereka bisa bersantai di taman belakang sekolah. Kebetulan taman itu sangat sepi karena jarak yang lumayan jauh dari gedung sekolah. Ia melihat Eunha yang sudah memejamkan mata. Dilihat dari napasnya yang teratur menandakan bahwa gadis itu tertidur. Jimin tersenyum dan mengusap lembut pipinya. 

"Aku harap kita akan terus seperti ini." gumam Jimin. Ia mengecup puncak kepala Eunha lalu kembali menyandarkan kepalanya. 

Hembusan angin dan aroma pohon yang menyegarkan berhasil membuat mata Jimin terasa berat. Rasa kantuk mulai datang dan membuat Jimin hampir terlelap kalau saja tidak ada suara berisik dari Hoseok yang sedang tertawa bersama teman-temannya. 

"Yo Jiminie!" sapa Hoseok riang. Jimin meletakkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri. 

Hoseok hanya tertawa canggung dan mendekati Jimin. "Dia sangat menggemaskan." bisik Hoseok.

Jimin tersenyum bangga, "Tentu saja. Dia pacarku." ucap Jimin. 

"Oiya, kau jadi hari ini? Menjemputnya di halte?" tanya Seokjin yang sedari tadi memutar-mutar bola basket yang ada di telunjuknya.

"Ya, aku akan menjemputnya." ucap Jimin.

"Aku ingin ikut." ucap Taehyung yang duduk di sebelah kiri Jimin. Sehingga terlihat posisi Eunha yang memunggungi Taehyung.

"Dia akan membawa banyak barang." ucap Jimin menghela napas. "Kau pikir kau akan duduk dimana ketika ia sudah masuk ke dalam mobilku?" 

"Aku bisa memangkunya." jawab Taehyung percaya diri. 

Memories of us [Eunkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang