Jaehyun menelan ludahnya karena Eunha yang marah padanya. Jaehyun benar-benar harus mengatakan semuanya dari awal. Eunha menatap Jaehyun dengan sinis tanpa ada senyuman. Matanya terlihat berkantung karena tadi ia menangis -di pelukan Jungkook- sampai selesai makan pun ia kembali menangis karena hal kecil yang Jungkook lakukan.
"Jelaskan padaku. Sekarang." ucap Eunha menekan kata 'sekarang'.
Jaehyun menghela napas lalu ia menunduk. "Aku harap kau tidak marah." gumam Jaehyun yang cukup terdengar oleh Eunha.
"Cukup katakan saja." ucap Eunha.
Jaehyun terdiam. Ia menggigit bibirnya dan akhirnya menghela napas. "Kau ingat kepindahanku ke Busan?" tanya Jaehyun mulai membuka suara
Eunha hanya mengangguk dan kini ia pun mau duduk di sebelah Jaehyun. Jaehyun menyandarkan kepalanya pada bahu sepupunya itu dan kembali menghela napas. Ia benar-benar berharap bahwa Eunha tidak akan marah padanya.
"Ayo lanjutkan." protes Eunha.
Jaehyun mendecak pelan. "baiklah-baiklah." jawabnya. Eunha pun mengusap kepala Jaehyun lembut. Baginya Jaehyun juga sudah seperti kakak kandungnya sendiri.
"Jadi waktu itu aku sakit tifus. Satu minggu aku dirawat disitu ternyata Jungkook juga dirawat disitu. Kebetulan kita satu kamar. Setelah itu aku sering ngobrol dengan ahjumma. Ahjumma yang memintaku untuk membantu Jungkook karena ia tidak mungkin meminta bantuanmu."
"Dan lagi saat itu aku kebetulan cukup lama di rawat di rumah sakit karena tensi darahku yang menurun. Aku terkena anemia juga saat itu. Lalu tiga minggu setelahnya, aku akan berpamitan pulang karena aku sudah sembuh. Tepat pada saat itu Jungkook sadarkan diri. Kau tau dia sadar saat apa? Saat aku memanggil namamu di telpon."
Eunha membulatkan matanya mendengar ucapan Jaehyun. "Kau serius?" tanya Eunha.
"Iya, lalu dari situ aku memutuskan untuk lebih mengakrabkan diri dengan Jungkook. Untungnya dia menerimaku. Setelah itu pun kami selalu bersama. Aku sering menunjukkan fotomu tapi ia tidak tertarik. Sampai akhirnya aku melihat ia tertarik padamu ketika tadi." ucap Jaehyun mengangkat kepalanya dan menghadap Eunha.
Ia menggenggam tangan sepupunya itu. Tatapannya kini sangat serius. "Eunha-ya, kau harus memikirkannya dari sekarang. Jungkook atau Jimin."
Eunha terdiam. Jungkook atau Jimin?. Jaehyun tersenyum kecil lalu keluar dari kamar Eunha. Ia kini merasa lega karena masalahnya kini selesai. Ia terkejut ketika melihat Jungkook yang sedang melihat album foto di meja makan.
Dae-in dan Ji-in ada disana, mereka seperti menceritakan sesuatu. Jungkook beberapa kai menunjukkan ekspresi terkejutnya. Sesekali ia tertawa atau tersenyum canggung. Jaehyun berinisiatif menghampiri mereka.
"Woy!" panggil Jaehyun menepuk bahu Jungkook. Jungkook terkejut dan segera menatap Jaehyun tajam. Jaehyun hanya tertawa dan duduk di sebelah Jungkook.
"Hyung, Noona, kalian ngapain?"tanya Jaehyun.
"Ini, kita menunjukkan album foto Eunha waktu kecil. Katanya Jungkook ingin lihat Eunha." ucap Ji-in tersenyum menggoda Jungkook.
"A-ah Noona aku tidak berkata seperti itu!" protes Jungkook. Wajahnya kini memerah. Jaehyun tertawa dan ia segera tau bahwa Jungkook yang memintanya.
"Kau bilang kau tidak tertarik dengan dia?" protes Jaehyun.
"Hey! Saat itu kan aku masih bingung tujuanmu apa." elak Jungkook.
Jaehyun mendengus lalu mereka tertawa bersama. Dae-in dan Ji-in tersenyum senang melihat keduanya dekat. Jaehyun melihat Dae-in dan Ji-in lalu tersenyum. Untung saja sebelumnya Jaehyun sudah menjelaskan pada semuanya -kecuali Eunha-. Jaehyun benar-benar merasa lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories of us [Eunkook]
FanfictionEunha dan Jungkook adalah sepasang sahabat yang tak terpisahkan, sampai pada suatu hari ketika mereka sedang bermain di bukit sebuah kecelakaan yang membuat Jungkook mengalami koma. Eunha pun menjadi kalut dan tidak mau membaur dengan dunia. Sampai...