c

29 5 0
                                    

"Yena-ya!!"

"Mwo?"

"Mau ke kantin bersamaku?" Soonyoung menaik-naikkan alisnya sembari duduk di depan Yena.

"Annia. Aku harus berhemat. Atau kalau tidak uang sekolah Jisung akan menunggak lagi."

"Aku yang akan traktir."

"Heol.. tumben sekali tuan Kwon? Habis gajian?"

"Hei.. " Soonyoung menggantung kalimatnya kemudian mendelik sebal kearah Yena.

"Kau tau saja." Lanjut pria bermarga Kwon itu sembari menepuk bahu Yena.

"Cih.. aku hafal dirimu."

"Benarkah?"

Yena hanya memutar bola matanya malas.

"Sudahlah, aku sudah lapar. Kajja!"

"Aku akan menghabiskan uangmu setelah ini Soonyoung-a. Jadi jangan sampai menyesal."

Soonyoung hanya terkekeh. Kemudian merangkul leher Yena sembari berjalan ke kantin.

"Kau yakin? Makanan disini mahal asal kau tahu."

"Sudahlah, makan saja. Aku baru dapat bonus soalnya." Bisik Soonyoung sembari tersenyum.

"Pantas saja,"

Soonyoung tersenyum begitu pula Yena. Mereka berdua memang jarang sekali makan dikantin sekolah. Mereka lebih memilih membawa bekal yang dijamin lebih murah.

Byur.. satu gelas jus sengaja ditumpahkan ke lantai membuat Soonyoung terpeleset.

"Gwechana?" Yena mengulurkan tangannya membantu Soonyoung berdiri.

"Annyeong Kwon Soonyoung!" Wonwoo tersenyum sembari melambaikan tangannya kearah Soonyoung.

"Yah! Neo!!" Yena menunjuk wajah Wonwoo geram.

"Wahh.. siapa ini? Kekasih pria cupu dari kelas sosial?" Ejek Wonwoo.

"kami memang anak kelas sosial. Lalu apa itu masalah bagimu?! Tak bisakah kami sekolah disini dengan tenang?!"

"Yena sudahlah." Soonyoung menyentuh pundak Yena.

"Park Yena." Mingyu mengeja name tag Yena.

"Jadi namamu Park Yena. Mangsa Kang Seulgi. Hahaha.. kalian berdua terlihat menyedihkan!"

"Lalu apa masalahmu?!"

"Yena-ya!! Jangan buat masalah. Pikirkan tentang Jisung!!"

"Aku tak peduli lagi Soonyoung-a. Aku sudah muak!!"

"Hei.. drama macam apa ini? Kalau ingin menjadi artis jangan disini!" Ledek Wonwoo. Yena hanya tersenyum miring

"Kau menantangku?!!" Wonwoo menggebrak meja membuat mereka jadi pusat perhatian.

"Menurutmu?"

"Turunkan pandanganmu gadis miskin!!"

"Kalau aku tak mau bagaimana?"

Tangan Yena gemetar. Sungguh dia takut sekarang ini. Bayangan Jisung terus saja melintas. Tapi dia harus bertindak sekarang. Atau kalau tidak dia dan Soonyoung akan semakin ditindas.

"Yena-ya.." panggil Soonyoung lirih.

"Kau!!" Saat tangan Wonwoo hendak menampar pipi Yena. Sebuah tangan menahannya.

"Jangan sentuh dia Jeon Wonwoo."

"Ajjushi."

Yena membelalakan matanya terkejut.

"Sudah kubilang aku bukan ajjushi. Namaku Lee Taeyong!"

***

"Hei!!"

Doyoung memukul meja Yena pelan. Sedari tadi gadis itu terus menatap liontin kalungnya.

"Astaga!! Kau ingin membuatku terkena serangan jantung?!"

"Habis kau melamun saja dari tadi. Kasihan Jeonghan hyung. Dia harus mengepel sendirian."

"Hah? Ah, aku lupa kalau harus membantu Jeonghan oppa mengepel."

"Dasar."

Yena mulai mengepel lantai cafe yang sangat luas itu. Dia tak berhenti memikirkan pria tadi

"Hm.. tidak mungkin dia. Nama Lee Taeyong banyak kan?"

************************************************************************

Promise ~ Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang