o

14 4 3
                                    

Yena mengaduk es teh yang di traktir Soonyoung tadi. Ya, Yena bertemu dengan Soonyoung yang kebetulan sedang menggembel dijalanan.

"Apa motivasimu hingga kau mentraktirku seperti ini?"

Yena menatap Soonyoung dengan penuh tanda tanya. Tumben sekali pria itu mentraktir Yena padahal ini belum tanggal gajian.

"Berhubung aku sedang baik hati."

"Cih..."

"Geunde Yena-ya, sebenarnya apa hubunganmu dengan Taeyong?"

"Kau sudah tanya berapa kali tentang itu? Dan bukankah aku sudah menjawabnya?"

Yena menatap Soonyoung sebal. Sudah dia duga. Pria Kwon itu pasti punya maksud tersendiri saat ini.

"Apa kau menyukainya?" Tanya Soonyoung.

"Apa kau menyukaiku?"

"NE?!"

"Kenapa? Kau selalu menanyakan hal yang seperti itu. Siapa tahu saja kau menyukaiku."

"Heol.. Aku? Menyukai balokan es kutub sepertimu?! Tidak akan."

Yena memutar bola mataya malas.

"Oh iya kenapa kau begitu berani pada Wonwoo hari ini?"

"Entahlah."

Yena mengangkat kedua bahunya dan menatap lurus kedepan.

"Dan sejak kapan kau bisa bela diri?"

"Aku sendiri tak tahu tentang itu. Itu seperti mengalir tersendiri dalam diriku." Jelas Yena.

"Tidak mungkin."

"Aku bahkan juga tak mempercayainya."

"Yayaya terserah, dan juga terimakasih karena sudah menolongku tadi."

"Tak perlu dipikirkan."

"Aku merasa tak berguna karena kau terus yang melindungiku. Padahal aku ini namja."

"Benarkah? Ku kira kau yeoja,"

"Ya!"

                                   ***

Taeyong terlihat mengobati lukanya sendiri dikamarnya. Jujur, dia hanya tak ingin membuat orang lain khawatir.

"Aw.."

Taeyong melempar kapasnya. Ini menyiksa. Sungguh.

Pria itu menatap setiap sudut kamarnya. Terlihat beberapa foto gadis dan dirinya disana.

"Apa aku harus membenturkan kepalamu ditembok atau memukulmu dengan tongkat baseball? Kenapa harus aku yang kau lupakan?"

Taeyong terus menggerutu sembari menatap foto tunangannya itu.

"Aku merindukanmu bodoh!"

Tok..tok..tok...

Taeyong mengalihkan pandangannya kearah pintu yang diketuk seseorang.

"Taeyong-a, kau ada didalam?"

"Ah eomma, masuklah! Tidak dikunci."

Pintu terbuka, menampakkan seorang wanita paruh baya yang terlihat begitu cantik dan anggun. Walau beberapa kerutan sudah terlihat diwajahnya.

"Ada masalah?"

"Tidak,"

"Jangan membohongi eomma."

Bukannya menjawab Taeyong menidurkan kepalanya di paha Ny.Lee

"Aku merindukannya eomma."

Ny.Lee mengusap kepala putranya itu penuh sayang

"Eomma tahu, eomma bahkan juga merindukan dia Lee."

"Eomma, apakah dia masih mencintaiku?"

"Hm? Tentu saja. Kalau dia masih hidup dia pasti masih mencintaimu."

"Eomma kenapa aku harus mengalami seperti ini?"

"Kau tau Tuhan tidak akan menjadikan seseorang itu menjadi milik orang lain kalau seseorang itu sudah ditakdirkan menjadi milikmu. Kau mengerti kan?"

                               ***
Yena terlihat sedang berpacaran dengan buku-bukunya dirooftop sedangkan Soonyoung terlihat mendribble bola basket yang dia bawa dari rumah.

Soonyoung memang orang yang mandiri bukan?

"Haruskah aku berhenti sekolah?"

Yena mengalihkan pandangannya ke Soonyoung.

"Kenapa?"

"Biaya sekolah disini benar-benar gila."

"Kau kan dapat beasiswa."

"Kau fikir itu sudah menyelesaikan semuanya?"

"Sekolah itu penting. Bagaimana kau bisa merubah nasibmu jika begitu saja sudah menyerah. Kau lihat aku. Aku masih harus mencari uang untuk hidup, belum lagi biaya sekolah Jisung. Apa kau tak malu denganku kalau kau menyerah begitu saja?"

Soonyoung terdiam menatap gadis dengan rambut dijalin dua dengan rapi dan kacamata bulat yang menatapnya tegas.

Pria itu banyak belajar dari gadis bermarga Park itu.

"Baiklah, kita ganti topik. Kurasa Joshua sunbae menyukaimu."

"Kau ingin aku percaya?"

"Tentu, itu yang sebenarnya."

"Tau darimana?"

"Feeling."

"Tidak ada untungnya juga untukku." Kata Yena sambil membolak-balikkan halaman bukunya.

"Hei seharusnya kau beruntung ada yang menyukaimu daripada tidak?"

"Sepertinya kau menyindir dirimu sendiri."

"YA!!"

"Apa?"

"Aku benar-benar ingin menenggelamkanmu di Sungai Han! Demi Tuhan.. Kau ini manusia atau bukan? Hatimu dari batu? Kenapa mulutmu itu tak ada difilternya?!"

Yena hanya memutar bola matanya jengah mendengar ocehan Soonyoung.

TBC




























Aim kambek readers!! Akhirnya bisa update again. Ada yang masih nunggu cerita ini?

Kalo bosan hapus aja dari library. Gak maksa buat vote sama vomment juga. Karena itu hak readers semua..

Pokoknya yang udah mau baca swagerss cuma mau bilang. Gamsahamnida🙏🙏

Promise ~ Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang