"Berikan aku nomor ponselmu!" Seru Taeyong sambil mencegat Yena saat gadis itu hendak pulang dari cafe.
Bahkan baju khas pelayan itu masih melekat di tubuh mungilnya.
"bisakah kau berhenti mengikutiku Taeyong-ssi?!"
"Memangnya siapa yang mengikutimu?!" Tanya Taeyong congkak.
"Terserah," yena mengabaikan Taeyong dan berjalan meninggalkan namja itu.
"Kau mau kemana huh?!" Tanya Taeyong sambil menahan pergelangan tangan Yena.
"Mau ke jurang lalu bunuh diri."
"Siapa yang tanya?"
Yena mendengus kesal. Menatap Taeyong memasang wajah tak berdosa.
"Sebenarnya apa maumu?"
"Nomor ponsel."
"Aku tak punya ponsel. Puas?" Yena terlihat pergi meninggalkan Taeyong kemudian masuk ke dalam bus.
"Dasar orang gila!" Umpat Yena pelan.
***
"Noona!"
"Hm?" Tanya Yena tanpa menolehkan pandangannya.
"Boleh aku tanya sesuatu?"
"Tentu,"
"Hm.. noona ingat hyung yang beberapa bulan lalu kau bawa kerumah untuk diobati?" Tanya Jisung ragu
"Hm? Sepertinya aku tak pernah membawa namja kerumah selain Soonyoung. Dan untuk mengobati? Kurasa Soonyoung hanya punya sedikit gangguan mental, jiwanya juga sedikit terganggu karena selalu jadi bahan bully Wonwoo dan aku tak mungkin bisa mengobati kejiwaannya itu."
"Noona!! Bukan Soonyoung hyung yang aku maksud!"
"Lalu?"
"Hyung yang datang babak belur seperti habis berkelahi yang noona panggil ajjushi."
"Oh.. Lee Taeyong maksudmu."
"Jadi namanya Lee Taeyong?!!"
"Iya, kenapa memangnya? Kau mengenal psikopat gila itu?"
"A..annia." Jisung menggelengkan kepalanya cepat.
"Baguslah, kau memang seharusnya tak mengenal orang seperti Taeyong. Jja.. makanlah, aku tahu kau lapar aku tak ingin mendiang eomma dan appa melihatmu kurus kering seperti anjing milik Jun oppa. Eomma dan appa pasti akan mengira aku tak memberimu makan."
Jelas Yena panjang lebar sambil berusaha tersenyum menatap adiknya itu.
"Noona gumawo."
"Untuk?"
"Noona selalu bekerja keras setiap hari demi aku. Aku tahu kalau noona sangat lelah. Kalau bukan karena aku mungkin kita tidak akan seperti ini noona."
"Apa yang kau katakan? Ini sudah kewajibanku. Sudah cepat makan!"
"Mianhae Yena noona."
***
Hari ini hari libur. Tapi tak ada kata libutmr bagi Yena. Pagi-pagi dia bahkan sudah sibuk dicafe dengan pekerjaannya.
"Meja nomor 7." Kata Jeonghan sambil menyodorkan nampan berisi pesanan pelanggan itu pada Yena.
Gadia itu hnnya mengangguk lalu berjalan menuju meja nomor 7. Terlihat seorang pria yang sedang memainkan ponselnya.
"Silahkan dinikmati tuan." Ucap Yena sambil tersenyum ramah. Namun tiba-tiba senyumnya pudar
"Park Yena?"
"Ten-ssi?"
"Kau bekerja disini?"
"Bukan urusanmu." Kata Yena sambil pergi.
Ten mengerutkan keningnya. Dia mulai menikmati makanannya sembari terus mengamati Yena yang sibuk melayani pelanggang.
Entah mengapa ujung bibir Ten tertarik saat melohat Yena tersenyum ramah pada pelanggannya.
Ten terus mengamati Yena. Rambutnya masih dikepang dua, kacamata bulatnya membuat Yena semakin terlihat cupu.
Ten terus mengamati Yena. Matanya bulat dengan iris mata obsidian hitam legam yang sangat indah, hidungnya mancung, bibir tipisnya merona alami, kulitnya sangat putih melebihi kulit Jaehyun. Yena adalah gadis yang cantik.
Dia bahkan tak terlihat seperti gadis miskin dan cupu kalau saja dia melepas kacamatanya dan berhenti mengepang dua rambutnya seperti anak tk.
Entah mengapa melihat Yena tersenyum jantung Ten berdegub tak karuan. Apa dia menyukai Yena? Tidak! Itu tak boleh terjadi! Apa kata orang-orang nanti jika mereka tahu Ten menyukai anak kelas sosial seperto Yena. Lagi pula Taeyong sudah melarang mereka mendekati Yena.
Tapi tunggu! Senyum itu! Ten seperti pernah melihatnya! Tapi dimana? Kapan? Kenapa di jadi pelupa seperti ini?
"Hari ini pelanggan benar-benar banyak!" Kata Jeong Inseong sambil menyeka keringatnya.
"Hei Park Yena! Lihat! Namja itu sejak tadi menatapmu!" Kata Oh Hayoung sambil menyenggol lengan Yena.
"Namja?"
"Yang duduk di ujung itu!" Jawab Hayoung antusias.
Yena mengerutkan keningnya. Ten? Yang dimaksud Hayoung itu Ten? Yang benar saja.
"Dia tampan sekali." Kata Hayoung sambil memeluk nampannya.
"Tampan dari mana? Tampan aku kemana mana." Inseong terlihat menyisir rambutnya kebelakang dengan jarinya. Berlagak layaknya seorang artis.
"Tampan pantatmu!" Hayoung terlihat memukul kepala Inseong dengan nampan. tapi tak terlalu keras. Bisa amnesia nanti.
**
TBC
Buntu cerita. Pengen buat cerita lain tapi cerita yang ini ama yang atunya lagi belum kelar sama sekali.
Belum lagi author masih nungguin nilai unbk keluar. Gugup. Pastilah.
Gak papalah. Setidaknya diriku pernah berjuang ouwooo~
Oke ini emang bener-bener gak mutu. Tapi jan lupa vote readers juseyo😊😉
Salam.hangat.
Jabat.erat.dari.pacarnya.jaehyun. selingkuhannya.taeyong.gebetannya. wooseok💞💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ~ Lee Taeyong
Fanfiction"Lupakan! lupakan semua janji yang pernah kau ucapkan! itu hanya membuatku tersiksa!"