k

41 5 0
                                    

Sebelumnya author mau minta maaf. Ada yang salah ketik di chapter ke berapa itu. tentang 'calon tunangan' seharusnya jadi 'tunangan'.

Tetap vote dan comment ya readers. Annyeong 👋👋

**

Yena melepas kacamatanya. Mengucek matanya yang terasa gatal.

Cafe tutup lebih cepat hari ini. Hingga Yena memiliki sedikit waktu untuk berlibur mungkin.

Yena menatap kacamata bulat berwarna hitam miliknya itu dimeja belajarnya. Jisung tak terlihat berkeliaran dirumah seperti biasanya. Dia meninggalkan sticky note di pintu tadi dan berkata bahwa dia pergi belajar kelompok di rumah temannya.

Yena menatap datar meja belajar yang dipenuhi oleh peralatan sekolahnya itu. Hingga dia menemukan sebuah kotak berwarna merah marun disana. Yena meraih kotak itu dan membukanya

Yena mengambil sebuah kalung dengan liontin cincin berlian. Yena tak ingat siapa yang memberinya. Jisung bilang kalau itu adalah kalung yang sangat berarti untuk Yena. Jisung tak bilang dari siapa. Lagi pula Yena tak terlalu penasaran untuk itu.

Yena juga tak pernah memakainya. Yena menatap cincin berlian yang menggantung indah dirantai kecil berwarna silver itu.

Yena yakin, ini cincin yang sangat mahal. Dia pasti tak mampu untuk membelinya bahkan dengan menjual rumah kecilnya itu.

Ada ukiran disana 'Ty'. Yena mencoba mengingat siapa? Ty? Nama apa itu? Heol.. lucu sekali. Semakin Yena berusaha mengingat kepalanya semakin terasa pusing.

"Ah molla!"

Yena meraih hoodienya. Mungkin benar yang dikatakan Soonyoung. Dia butuh liburan.

Yena meraih kalung tadi dan memakainya. Sudah lama sekali dia tak memakainya. Sayang jika nantinya berkarat.

Yena terlihat sama seperti biasanya. Tak ada yang berubah. Rok dibawah lutut. Kaus yang dimasukkan kedalam rok dan juga hoodie berwarna biru laut kesukaannya. Dan jangan lupakan rambutnya yang masih dikepang dua dan juga kacamatanya.

***

"Bukankah itu Yena?" Tanya Yuta pada Jaehyun saat mereka sedang berjalan ditaman. Ah lebih tepatnya mereka menunggu anak gengnya yang lain untuk datang.

Awalnya Yuta merasa aneh. Yang benar saja anak geng dan anak motor seperti mereka berkumpul ditaman? ini semua karena usul si Winwin. Dan disetujui begitu saja oleh Taeyong.

"Yena siapa?" Tanya Jaehyun sambil mengikuti arah tatapan Yuta.

"Yena, ah.. masa kau tak ingat."

"Memang."

"Park Yena anak kelas sosial yang selalu dilindungi Taeyong itu." Kata Yuta.

"Si culun itu?" Tanya Jaehyun sambil menunjuk Yena yang berjalan santai.

"Hm."

"Ganggu boleh juga." Jaehyun terlihat tersenyum miring

"Silahkan saja kalau kau mau dibunuh Taeyong."

"Hei.. Taeyong hyung kan belum datang. Bukankah ini akan seru?"

"Aku tak mau ambil resiko babak belur dihabisi Taeyong. Kau tau sendiri kan seperti apa dia. Kalau kau minat, kau saja sendiri. Aku lihat dari sini."

Yuta mengangkat kedua tangannya lalu duduk dibangku taman yang ada disebelahnya.

"Kau cemen hyung!" Cibir Jaehyun. Yuta hanya menatap sebal kearah Jaehyun yang berjalan mendekati Yena yang berdiri di dekat kolam.

"Hei, bukankah kau Park Yena?"

Yena hanya menatap Jaehyun datar tanpa ekspresi.

"Benar kata Ten hyung, kau anak yang sombong ternyata. Cih.. memangnya siapa kau beraninya?"

"Kau sendiri siapa?" Tanya Yena sambil membetulkan kacamatanya.

"Jangan belaga ya!"

Yena hanya memutar bola matanya malas lalu berjalan meninggalkan Jaehyun tapi Jaehyun malah mendorong Yena ke kolam.

Byur..

Yena sukses tercebur kedalam kolam dan menjadi tontonan banyak orang sedang Jaehyun hanya tersenyum senang.

"BRENGSEK!!"

Bugh..

Tubuh Jaehyun sukses tersungkur ke belakang sudut bibirnya berdarah. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Taeyong.

"SUDAH KUBILANG JANGAN GANGGU DIA! APA KAU TULI?!"

Taeyong kembali menghajar Jaehyun saat pria itu bahkan belum sempat berdiri. Sedang Yena sudah berada ditepi dengan bantuan Taeil. Badannya basah kuyup dia terlihat kedinginan.

"Taeyong sudah!" Jhonny dan Yuta langsung menahan Taeyong sebelum pria itu semakin membuat Jaehyun babak belur. Sedang Ten dan Mark menahan Jaehyun.

"Pakai ini!" Taeyong sedikit nelempar jaketnya kearah Yena.

"Hm?" Tanya Yena bingung sambil menangkap jaket Taeyong.

"Pakai! Dan ikut aku! Dan kau Jaehyun. Urusan kita belum selesai."

Taeyong segera menarik Yena masuk kedalam mobil sportnya tak peduli dengan protes yang dilontarkan gadis itu.

"Bukankah sudah kukatakan padamu Jae? Jangan coba-coba makanya." Kata Yuta sambil menepuk pundak Jaehyun yang meringis kesakitan sambil memegang ujung bibirnya.

TBC

Vote juseyo. Suara ada menentuka  masa depan. Jiah...

Pai pai aja lah.

Promise ~ Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang