Yena terlihat duduk di rooftop ditemami tumpukan novel yang dia pinjam di perpustakaan tadi. Telinganya terlihat disumpal earphone. Sesekali dia membalik-balik halaman novel dan membenarkan kacamatanya yang melorot.
Tanpa sadar seseorang sedari tadi mengamati gerak-gerik Yena dalam diam.
"Aku merindukanmu Park Yena." Gumam pria tadi lirih. Matanya tak berpaling dari punggung gadis cupu itu.
Drrt.. ada pesan masuk pada ponsel pria itu. Membuatnya harus pergi meninggalkan rooftop dan juga Yena yang masih setia dengan kegiatannya.
Yena melirik arlojinya. Sebentar lagi masuk. Yena terlihat merapikan novelnya. Dia tak ingin terlambat masuk kelas. Tak pernah seorang Park Yena yang selalu juara 1 paralel itu membolos atau telat masuk kelas.
"Aku belum melihat Soonyoung. Dimana dia? Apa Wonwoo mengganggunya lagi?"
***
"Baiklah, kerja bagus anak-anak. Dan jangan lupa kerjakan pr kalian!" Seru Im songsaeng saat bel pulang berbunyi
"Ne ssaem!!"
Yena merapikan bukunya dan keluar paling akhir seperti biasanya. Yena menggendong ransel berwarna putih itu dan beranjak pulang.
"Kenapa kau lama sekali huh?"
Yena menengok kebelakang berusaha melihat siapa yang pria thailand itu maksud. Tak ada orang
"Aku berbicara denganmu nona park!"
Yena menatap pria itu dari kaki sampai ujung kepala. Bukan siswa kelas sosial. Lalu kenapa pria itu lagi-lagi menyapanya seolah mereka saling kenal.
"Aku tahu aku tampan. Jangan menatapku seperti itu. Itu membuatku risih."
"Percaya diri sekali kau!" Cibir Yena sambil berjalan meninggalkan Ten.
Ten berlari mengejar Yena dan menyamakan langkahnya dengan gadis itu.
"Tunggu aku!!"
"Berhenti, jangan mengikutiku. Kau hanya akan menambah masalah." Kata Yena dingin sambil jalan. Tapi Ten terus mengikutinya. Tak peduli beberapa siswa melihat mereka dengan tatapan tak suka.
"Biarkan saja."
Yena berhenti lalu menghadap belakang membuat Ten otomatis berhenti.
"Kau ingin membuatku semakin tersiksa disini. Ingat ya, kita tak saling mengenal Ten-ssi. Jadi kumohon jangan ganggu hidupku!" Seru Yena kemudian pergi begitu saja.
"Gadis unik, tapi apa yang membuat Taeyong hyung begitu melindunginya?"
***
"Kau tau, ini aneh." Kata Ten pada Yuta saat mereka sedang berada di sebuah cafe tempat mereka biasa berkumpul.
"Apa?"
"Park Yena."
"Apa kau gila? Taeyong sudah bilang, bahwa kita jangan mendekatinya. Tapi apa yang kau lakukan? Kau mau dibunuh Taeyong?"
"Dengar dulu tuan Nakamoto. Aku rasa ada yang aneh pada Yena."
"Maksudmu?"
"Begini, selama ini Taeyong hyung tak pernah dekat dengan gadis manapun. Ya kecuali ibu dan kakaknya. Seorang Kang Seulgi yang anak kepala sekolah saja dia tolak mentah-mentah. Lah ini, Park Yena. Gadis miskin kelas sosial. Mengalahkan Kang Seulgi? Bukankah itu lucu?"
"Kau benar juga."
Yuta terlihat mengangguk sesekali menghisap rokoknya.
"Sepertinya ada yang disembunyikan Park Yena."
"Bukankah anak kelas sosial selalu menyembunyikan identitasnya agar mereka tak semakin dihina?" Tanya Yuta.
"Ck... entahlah, aku tak mengerti."
"Karena otakmu itu terlalu bodoh."
"Sialan kau Jepang!!"
***
Yena menatap kertas yang berada ditangannya hampa. Dia bingung harus bagaimana lagi?
Uang sekolah Jisung saja sudah sangat banyak. Belum lagi tagihan lainnya dan juga kebutuhannya. Dia harus cari uang dimana lagi coba? Gajinya bekerja dicafe itu tak cukup.
"Kau butuh uang?"
"Astaga!!"
"Kenapa?" Taeyong mengangkat satu alisnya.
Entah sejak kapan pria itu duduk di dekat halte bus dekat cafe tempat Yena bekerja.
Yena hanya memutar bola matanya malas kemudian kembali menatap kedepan.
"Aku berbicara denganmu Park Yena. Bukan tembok!!"
"Lalu apa maumu?"
"Aku bisa membantu."
_______oOo_______
Hola.. author comeback nih. Udah dibela-belain ngetik di H-5 unbk. Jadi hargailah kerja author
Jan lupa vote ama comment ya. Plis..
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ~ Lee Taeyong
Fanfiction"Lupakan! lupakan semua janji yang pernah kau ucapkan! itu hanya membuatku tersiksa!"