h

40 5 0
                                    

"Gila!"

"Diam dan makan itu!" Seru Taeyong sambil menyodorkan cup ramyeon yang baru dia beli tadi.

"Apa hak mu mengaturku?!"

"Diam!" Tatapan tajam Taeyong sekaligus suaranya yang dingin mebuat Yena terdiam.

Dia bergidik takut. Taeyong benar-benar menyeramkan.

"Mau makan sendiri atau kusuapi hah?!"

Yena mengumpat dalam hati. Lalu memakan ramyeonnya. Lagi pula dia juga sudah sangat lapar. Dan yang terpenting ini gratis.

"Terimakasih atas makanannya. Aku pergi dulu."

Yena beranjak pergi namun Taeyong menahan pergelangan tangannya. Yena menatap Taeyong sebal sekaligus bingung.

"Siapa bilang ini gratis? Bayar sendiri!"

"Sialan!" Umpat Yena pelan.

"Kau bilang apa?!"

"Ini! Puas?!" Yena meletakkan beberapa won dimeja kemudian mengibaskan tangan Taeyong kasar dan pergi. Lagi pula rumahnya tak terlalu jauh dari sana.

"Huft.. uangku." Gumam Yena pelan saat perjalanan pulang.

***

Ten terlihat ikut orangtuanya menemui rekan kerja ayahnya. Sebenarnya dia benar-benar malas ikut acara formal seperti itu. jika disuruh untuk memilih. Maka Ten akan memilih tidur seharian dikamarnya. Atau kalau tidak berkumpul bersama gengnya walau hanya sekedar untuk membully seseorang.

"Kapan acaranya selesai tuhan?" Keluh Ten pelan.

"Jangan banyak mengeluh oppa!" Sahut Tern adik perempuan Ten. Yang juga ikut datang.

"Aku bosan asal kau tahu."

"Aku juga oppa!"

"Ten! Tern! Kemarilah!" Pinta Ayahnya. Mereka hanya menurut.

"Kenalkan dia putra pertamaku sekaligus pewaris perusahaan kami. Chittapon Ten. Dan dia putri kami Chittapon Tern. "

"Oh.." pria paruh baya itu mengangguk seraya tersenyum hangat.

Dari pakaiannya dia tak bisa dianggap orang rendah. Terlihat dia memiliki kedudukan yang tinggi.

"Annyeonghaseyo!" Sapa Tern dan Tem bersamaan.

"Anyeong, senang bisa bertemu dengan kalian berdua."

"Oh iya Ten, Tern kenalkan. Dia Park Sungheon presdir Z&R Group. Mulai sekarang perusahaan kita akan bekerja sama dengan Z&R Group."

Ten mengangguk paham. Pasalnya dia tahu Z&R Group adalah perusahaan terbesar di Korea. Baru kemudian Lee Company. Perusahaan keluarga Taeyong.

"Silahkan nikmati pestanya."

Merek mengangguk kemudian pencar sendiri-sendiri. Ten terlihat mengelilingi rumah super besar itu sendiri. Memang acaranya diadakan dirumah besar presdir Z&R Group. Banyak juga pemilik perusahaan lain yang dan pewarisnya juga datang.

Ten berhenti saat melihat Taeyong yang berdiri memandangi sebuah foto besar yang terpajang di dinding lantai atas itu.

"Apa yang Taey Hyung lakukan?" Gumam Ten sambil bersembunyi di balik pilar.

"Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu."

Ten menganga. Dia tak salah dengar kan tadi? Taeyong bilang bahwa dia merindukan seseorang yang ada di foto itu.

setelah itu Taeyong pergi begitu saja. Meninggalkan Ten yang masih berusaha memastikan kalau dia sedang tak salah dengar.

Setelah yakin. Ten melangkahkan kaki mendekati bingkai foto itu. Menatap wajah gadis yang sangat cantik dan seorang pria yang sepertinya adiknya. Mereka sangat cantik dan tampan. Tapi kenapa Ten merasa familiar dengan wajah itu. tapi siapa?

"Kau sedang apa?"

Ten terperajat melihat Tn. Park yang berdiri dibelakang.

"Ah.. sangjanim maaf jika saya lancang." Kata Ten sambil membungkukkan badannya.

"Tidak, kau tidak salah. Kau sedang melihat foto itu kan?"

"Ah..n.ne.. aku merasa penasaran saja sangjanim apalagi setelah melihat Taeyong hyung kenari tadi."

"Kau mengenal Lee Taeyong."

"Ne, dia temanku disekolah sangjanim." Tn. Park mengangguk.

"Aku sudah menganggap Taeyong cucuku sendiri sejak dulu. Lagi pula keluarga kami memang sudah dekat dari dulu."

"Kalau boleh tahu sangjanim. Mereka siapa?" Tanya Ten ragu.

"Mereka cucuku. Dan juga pewaris besar Z&R Group. Huft.. tapi mereka tak bersamaku sekarang ini. 2 tahun yang lalu. Mereka, anak dan menantuku mengalami kecelakan mobil. Anak dan menantuku meninggal sedang kedua cucuku menghilang entah kemana. Dan masih belum bisa ditemukan."

Ten menganguk mengerti mendengarkan cerita Tn. Park.

"Bukankah cucuku itu sangag cantik?" Tanya Tn.Park berusaha tersenyum menatap cucu perempuannya.

"Ne, kuakui dia sangat cantik sangjanim." Kata Ten sambil menatap gadis yang ada di foto itu.

"Dia calon tunangannya Lee Taeyong."

"Ne?!!"

**************************************************************************



Promise ~ Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang