Taeyong dan kawan-kawannya sedang duduk dan makan siang dikantin.
"Cepat makan! Apa perlu kami suapi?" Tanya Yuta sembari merangkul bahu pria cupu berkacamata bulat yang sibuk menunduk ketakutan.
"Apa kau tak dengar Song Yeo Joon?!" sentak Jaehyun yang duduk disebelah kanan Yeojoon.
"N..ne.."
Yeojoon terus meruntuki nasibnya. Gara-gara dia tak sengaja menyandung Yuta tadi, dia jadi harus berakhir disini. Dia harus siap menjadi bulan-bulanan mereka mulai sekarang.
Sedang Ten dia duduk disebelah Jhonny dan masih sibuk mengamati Taeyong. Perkataan kakek 'tunangan' taeyong terus saja terbesit dikepalanya.
Benarkah Taeyong sudah tunangan? Tapi kapan? Kenapa tak ada yang tahu? Dan jika iya kenapa Taeyong harus menyembunyikannya? Taeyong juga tak pernah terlihat memakai cincin.
"Kenapa menatapku terus? Aku tahu aku tampan." Kata Taeyong datar membuat Ten mendecih.
"Oh hyung, jangan bilang kau gay sekarang ini?!" Celetuk Winwin.
"Enak saja, aku masih normal tahu! Apa kau ingin aku menjahit bibirmu itu?!" Seru Ten.
"Wow! Aku takut!" Kata Winwin dengan nada mengejek sambil memeluk tubuhnya sendiri.
"Winwin benar-benar ada kemajuan sekarang ini. Tak selemot sebelumnya." Kata Taeil.
"Aku setuju denganmu hyung!" Kata Mark dan Haechan bersamaan sembari mengacungkn jempolnya.
"Sialan kau!" Winwin mendelik kearah Haechan dan Mark.
"Dia berubah semenjak dekat dengan anak kelas 2." Celetuk Yuta
"Benarkah? Siapa?" Tanya Taeil.
"Yuta hyung, jangan buka kartu!"
"Namanya Jung Yoonbi. Anak kelas 2-5." Timbrung Jhonny.
"Bukan aku Win!" Yuta mengedikkan bahunya menatap Winwin yang sudah cemberut.
"Gwechana, lagi pula kami bisa membantu. Ya kan?" tanya Taeyong.
"Benar kata Taeyong hyung!"
"Habiskan makananmu! Mau menambah?" Tanya Yuta yang sejenak melupakan mangsanya.
Taeyong hanya tersenyum simpul. Menatap keluar jendela kantin yang mengarah langsung ke taman belakang sekolah. Dia dapat melihat Yena dan Soonyoung yang sedang makan siang bersama sesekali tertawa lepas.
Seakan melupakan fakta bahwa mereka adalah keduanya adalah anak kelas sosial yang selalu menjadi korban bully disana.
Entah mengapa dada Taeyong terasa sesak. Seharusnya dia yang ada di posisi Soonyoung sekarang ini! Seharusnya dia! Yena miliknya! Taeyong sudah menetapkan itu! dan keputusan seorang Lee Taeyong sama sekali tak bisa diganggu gugat.
Oleh siapapun!
Tak peduli keputusan itu dibuat sepihak atau tidak. Tak peduli jika dia menjadi seorang yang egois dan kejam. Yang penting Yena miliknya. Park Yena.
***
"Aku kasihan dengan Yeojoon." Kata Soonyoung sambil memasukan telur gulung made in ibunya itu.
"Yeojoon?"
"Hm.. anak kelas 2-2. Ya walau aku tak mengenalnya tapi aku iba melihatnya jadi bahan bully Taeyong dan teman-temannya. Ah tidak-tidak lebih tepatnya Yuta seonbae."
"Tumben kau memanggil mereka seonbae? Biasanya brengsek."
"Aku sedang dalam mood yang bagus hari ini." Kata Soonyoung sedang Yena hanya mengangguk.
"Aku ingin membantu tapi aku sendiri bernasib sama dengannya."
"Wonwoo masih sering membullymu?"
"Begitulah,"
"Kau seharusnya bertindak. Jangan mau ditindas terus seperti itu!"
"Heol.. kau menceramahiku. Tapi lihat dirimu sendiri. Kau saja memilih diam saat Seulgi and the geng membullymu."
"Itu karena mereka mainnya keroyokan." Jawab Yena santai sambil mengunyah kimbab buatannya.
"MEMANGNYA AKU TIDAK?!"
"Jangan teriak bodoh! Aku tak ingin membuang uangku sia-sia ke dokter tht."
"Kau benar-benar menyayangi uangmu ya?"
"Tentu saja, aku mendapatkannya dengan susah payah asal kau tahu." Jelas Yena.
"Terserah kau sajalah. Asal kau bahagia. Aku juga ikut bahagia."
"Kau membuatku merasa benar-benar terharu Soonyoung-a." Yena menepuk-nepuk pundak Soonyoung.
"Apa kau sakit?" Soonyoung malah menempelkang telapak tangannya di dahi Yena.
"Anni."
"Tak biasanya kau begini. Euwh.. kau semakin hari semakin menyeramkan Park Yena."
"Sialan kau!"
******************************************************************************
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ~ Lee Taeyong
Fanfiction"Lupakan! lupakan semua janji yang pernah kau ucapkan! itu hanya membuatku tersiksa!"