Part 3: Kencan Pertama

11.2K 465 0
                                    

21++

Be wise...

Mia Pov

Aku merasa enggan berkencan dengan Adam, aku tahu ini kencan pertama kami. Tapi entahlah aku tak tertarik, ada sesuatu yang tak aku ketahui tentangnya. Tapi apa? Feelingku tak enak.  Akhirnya aku sudah siap, Adam sudah menungguku di ruang tamu.

Adam menatapku terkesima, padahal aku berdandan biasa saja. "Kau sungguh cantik" pujinya "Terima kasih" ucapku. "Mari" ajaknya sambil merenggangkan lengannya agar aku memegang lengan kokohnya. Adam mengajakku ke dalam mobil, dia membukakan pintu untukku, sungguh gentle. Senyumnya sungguh memukau. Aku tersipu malu saat hendak mengganti porsneling dia menyentuh tanganku mengencupnya kemudian memindahkan porsneling ke gigi 1. Sepanjang jalan kami tidak berbicara tapi aku tahu Adam mencuri pandang lewat kaca spion.

Kami tiba disebuah rumah kecil tapi asri "Mau apa kita kesini?" tanyaku heran "Kau ingin suasana yang mewah?" tanya Adam sedikit menarik halis sebelah kanannya  membuatku tak enak "Bukan itu, kenapa kau membawaku ke tempat sepi?" tanyaku gugup, Adam tersenyum misterius "Menurutmu?" tanya dia tajam. Keringatku mulai bercucuran, entahlah perasaanku tak enak. "Aku ingin pulang" tukasku segera membalikan tubuhku hendak meninggalkan Adam. Namun dia menarik lenganku dan memelukku erat. "Buktikan kalau kau pantas untukku"bisiknya di telingaku "Maksudmu?" tanyaku takut "Seberapa kuat dirimu" ucapnya serak. Adam menangkup kedua wajahku dan menciumku dengan paksa. Aku meronta, aku takut dia memperkosaku. Namun tenaganya cukup besar sehingga aku kalah.

Ciumannya semakin ganas membuat nafas kami tersenggal senggal. "Adam, stoop..." ucapku disela ciuman kami. Namun dia tak menggubris, aku berusaha melepaskan cengkramannya namun  sekali lagi dia menang. Air mataku mulai bercucuran Adam mencium leherku dengan rakus dan memberikan tanda kepemilikannya disana. "Kau milikku Mia"desahnya. "Aku bersumpah takkan pernah melepaskan kamu" ucapnya sambil menatapku tajam. Aku hanya bisa memejamkan mataku, meresapi kata-katajnya yang entah itu ancaman atau pernyatan.

Adam Pov

Sebenarnya aku akan mengajaknya makan di restoran, tapi entahlah melihat tubuhnya dibalut dres yang sebenarnya sangat sopan malah membuatku bergairah. Akhirnya aku mengajak dia ke villaku yang tak jauh dari kota. Memang kecil tapi disana tak ada siapapun hanya aku dan dia. Aku tak mengajaknyabke hotel, karena akubyakin dia pasti menolak. Dia tampak terkejut aku membawanya ke tempat ini, feelingnya berjalan baik karena aku akan menikmati tubuhnya, akan kujadikan dia milikku malam ini.

Gadis itu hendak pergi aku segera menariknya dan mencium kasar, sungguh nafsuku tak terbendung lagi. Setiap hari aku bercinta dengan wanita lain tapi bayanganku adalah Mia, aroma tubuhnya, rambut pirangnya yang seksi, mata polos dan bibir seksinya. Aku sungguh tak tahan, kucium lehernya kuberi tanda kepemikan disana. Mia hanya milikku seorang. "Kau milikku Mia" desahku "Aku bersumpah takkan melepaskanmu" ucapku sambil melepas gaun dari tubuhnya Mia memejamkan matanya, sepertinya dia ketakutan. Dadanya yang indah terekspos, bra putih yang cantik. Aku segera menggendong Mia ke kamar. Gadis itu masih terdiam air matanya bercucuran. Aku mengusapnya dan mengecup kedua matanya. Aku rebahkan tubuhnya di ranjangku, "Bolehkah aku memilikimu seutuhnya?" pintaku. Mia membelalakan matanya. Aku menatapnya intens, aku tak mau memperkosa dia. Tapi jika dia menolak baru aku akan memaksa. "Kenapa tidak nanti saja?" tanya Mia serak. Aku menyentuh payudaranya dengan lembut "Aku sudah tak tahan lagi" bisikku sambil mengulum putingnya yang mungil. "Mmhh...  Adam" desahnya mulai merespon sentuhanku. "Takkan sakit sayang"bisikku. "Kita akan segera menikah, jadi kau tak usah takut" bisikku lagi. Gadis itu memejamkan matanya, menutupi gairahnya yang sama menyalanya dengan gairahku. Aku melepaskan pakiannya tinggal bra dan celana dalamnya, payudaranya sebelah kanan  sudah keluar karena ulahku barusan mengulum putingnya. Aku memeluknya dan membuka pengait bra nya dan melemparnya sembarang. "Adam hentikkan.."pintanya frustasi. Aku terkekeh melihat pergulatan batinnya antara pikiran dan tubuhnya sudah tak sejalan,  sambil melepaskan pakaianku hingga aku telanjang bulat. Mia terkesiap melihat tubuhku yang atletis dan kejantananku yang di atas normal. Aku merangkak ke atas tubuhnya dan menyobek celana dalamnya "Adam..."protes Mia, aku hanya tersenyum jahil dan meremas gunung kembarnya. "Emmhh...." erangnya sambil meremas rambutku. Aku kembali mencium bibirnya yang manis, kali ini diapun membalas ciumanku walau masih amatiran. "Apa kau masih perawan?"bisikku. Gadis itu menatapku lemah dan mengangguk. "Oke nona Grace, buktikan.." ucapku sambil merentangkan kedua kakinya dan mulai aku memasuki kejantananku ke bagian sensitifnya. perlahan aku memasukinya dan ya dia masih virgin. Selaput daranya terkoyak membuatnya menjerit kesakitan. Aku mengecup bibirnya dan memberikan rangsangan agar dia tak terlalu kesakitan menerima kejantananku yang melesak semakin dalam. Aku diamkan sejenak hingga dia mampu beradaptasi. Tak lama aku menggoyangkan tubuhku, memompanya pelan kemudian berubah menjadi cepat. Desahannya memenuhi ruangan tidur kami, tak lama aku mengalami orgasme. Aku menebarkan benihku di rahimnya, dia hanya diam dengan nafas yang terengah engah.  Aku menggulingkan tubuhku disampingnya. Dia sudah menjadi milikku sekarang dan aku bangga merenggut keperawannya. aku mengecup keningnya dan memeluk erat seakan tak mau melepaskannya. Gadis itu sepertinya kelelahan, dia tertidur dalam pelukanku.

Aku terbangun, cukup kaget ada seorang gadis sedang bergelung di tubuhku. Aku kecup wajahnya. Shit aku menginginkan tubuhnya lagi. Aku memerangkap tubuhnya dan memasukinya kembali. "Adam..."protes gadis itu, aku hanya terkekeh sambil melanjutkan aktivitasku. "Percuma kau menolakku, kau sudah menjadi milikku sayang"bisikku di telinganya. Mia hanya terdiam pasrah menerima keganasanku.

Hampir 3 jam aku bercinta dengannya, sebetulnya aku belum puas. Tapi melihat wajah dan tubuhnya yang babak belur  oleh kiss markku, aku rasa cukup!

Aku segera memandikannya karena aku tahu untuk berjalanpun dia akan kesulitan. Gadis itu menatap aku ketakutan ketika memandikannya kejantanku berdiri lagi. Matanya seperti berkata "Ayolaah... tidak lagi Tuhaan..."  Aku hanya tersenyum dan menunggingkannya di samping  bath tube. Ternyata sungguh indah bermain seperti ini, Mia orang pertama yang kucintai yang ku ajak bercinta. Aku melilitkan handuk di tubuhnya "Lebih baik aku menyiapkan makanan untuk kita, karena jika aku memakaikanmu baju akan memakan waktu yang lama" ucapku menggodanya. Matanya melotot sambil menggeleng ketakutan. Aku hanya tertawa melihat kelakuannya dan berjalan meninggalkan kamar untuk memasak sesuatu yang bisa kami makan.

Sebetulnya memang benar, andai aku yang memakaikan pakaian padanya. Itu takan kelar-kelar karena aku pasti terus menjamahnya lagi dan lagi.

Ya readers aku sepertinya mengidap hiperseks, tapi setiap aku bercinta aku melakukannya pada satu wanita saja. Orang berasumsi kalau hiperseks itu sekali main 2-4 wanita sekali main. Namun aku sekali main tidak pernah mau lagi bermain dengan wanita yang sama, karena mereka pasti bergidik melihatku. Dan aku tak mau mereka menganggapku jijik karena orientasi seks ku seperti itu.

Namun berbeda dengan Mia, walau dia menatapku ngeri sehabis bercinta. Aku malah tambah bergairah, ya Tuhan apakah aku jatuh cinta padanya?

Bersambung...

My Love is My Secret (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang