Part 16 : Player

16.5K 416 12
                                    

Damian menatap jijik ayahnya. "Ayah butuh pelepasan!" ucapnya enteng sambil terkekeh. "Akh.." erang Damian kesal sambil duduk di meja bar. "Cobalah.." bisiknya. "Aku juga sering yah, tapi tak se-open bar itu!" tukas Damian sambil terkekeh. "That's my boy...." puji Adam sambil merangkul anaknya.

Damian memang di didik baik oleh kakek dan neneknya, namun karena terlalu di kekang dan diberi beban perusahaan yang berat membuat Damian menjadi player sebagai pelampiasannya.

Damian mengenal seks ketika berusia 15 tahun saat ikut camping di sekolahnya, anehnya hal itu dilakukan dalam acara temu sejawat yang permainannya dilakukan dalam keadaan gelap di dalam tenda. "Jadi kau tak ingat siapa yang mengambil keperjakaanmu?" tanya Adam dan Damian terkekeh sambil menggeleng. "Damian, ayah ingin jujur padamu.. Soal ibumu. Maafkan ayah..." ucap Adam namun Damian malah menggeleng. "Aku tahu ayah.." ucap Damian. "Apa? Nenekmu bercerita?" tanya Adam bingung. "Ayah, dari kecil aku sudah di jauhkan dari orang tuaku, ada apa?? Maka ketika aku sudah diberi kepercayaan oleh kakek soal perusahaan. Aku mencari tahu tentangmu, tentang orang tuaku. Aku yakin jika aku bertanya pada kakek dan nenek mereka takkan jujur. "ucap Damian sambil menerawang. "Lalu?" tanya Adam. "Aku tahu penderitaan ayah.. Dan aku memaafkan. mom yang ayah sakiti memaafkan ayah, kenapa aku tidak?" ucap Damian bijaksana. Ya, Damian sudah tahu jika ayahnya memiliki kelainan jiwa. Damian bersyukur meski di usia mudah Damian juga seperti ayahnya dulu di bebani oleh tanggung jawab yang sangat besar. Damian tidak sampai memiliki tempramen buruk dan jiwa yang hancur seperti ayahnya. Orang seperti ayah harus di rangkul, bukan di jauhi, karena ayah menjadi seperti itu akibat tuntutan ornag tua yang terlalu berlebihan sehingga membangkitkan 2 sisi yang berbeda, sisi penurut dan pembangkang. Dimana jika merasa jenuh (over load) maka justru sisi pembangkanglah yang keluar. Seperti ayahnya sekarang, jiwa liarlah yang keluar melalui pelampiasan seks yang menyimpang. Damian masih bersyukur hanya menjadi player saja, namun damian memiliki tekad, suatu saat dia harus memiliki pelabuhannya sendiri dimana semua sifat kebajingannya berhenti dan bisa mencintai satu wanita saja. "Gina, layani anakku!" ucap Adam sambil memberi kode pada gadis berambut pirang. Damian terkekeh. "Ayah, aku sudah pesan pada mam Nia. Aku sedang menunggunya." ucap Damian sambil berjalan menjauhi ayahnya yang sinting.



Damian Pov

Aku menatap seorang wanita yang duduk di bangku tempat biasanya wanita jalang yang aku pesan. Tumben mam Nia mendandani mainannya dengan pakaian casual. Aku segera mendekatinya dan menyeretnya ke dalam lift. Akh, sial jalang ini sangat menggiurkan aku menciumnya. Aku membawanya ke kamar VVIP ku yang berada di lantai dua.

Aku mengecup lehernya yang jenjang, aroma tubuhnya sungguh menggoda. Harum mawar dan vanilla sangat memanjakan hidungku. Tumben Mam Nia memberiku pelacur yang harumnya soft, tidak menggunakan parfum yang mencolok dan berdandan sangat unik. Aku rasa Mam Nia ingin memberi aku sensasi pelacur yang berbeda. Perempuan itu malah memejamkan matanya dan membiarkanku menservisnya. Aku sedikit aneh, mau juga dia yang menservis aku, bukan sebaliknya.

Aku membalikan tubuhnya dan perempuan itu tampak sedikit bergetar seperti anak kucing yang ketakutan. Apa ini yang pertama buat perempuan ini? tanyaku bingung. Tapi aku tak suka pelacur amatiran dan ya Tuhan baju macam apa yang dia kenakan? aku merobek kemeja putihnya dan membuang sembarang. Dia mengenakan bra merah maroon yang tampak indah menangkup kedua payudaranya yang cukup besar. Perempuan itu tampak terkejut dan menatapku dengan tatapan takut, bukan bergairah. Aku tersenyum miring dan mendekapnya lembut sambil membuka pengait bra nya dan.... Kedua gundukan kenyal itu terbebas untukku ekspos. Dia segera menutup dadanya tapi aku segera menciumnya dengan lembut sehingga perempuan itu mematung dan tangannya kulingkarkan dileherku. Dia tidak menolakku sedikitpun. Aku mendorongnya ke atas kasur sambil tetap menciumnya dengan intens. Kulepaskan celana panjang hitamnya secara perlahan tanpa perlawanan. Perempuan itu mulai mendesah matanya menatapku dengan redup. kucium lehernya, kuhisap dalam memberi tanda kepemilikan kemudian menjalar ke dadanya. Gundukan kenyal itu tampak menegang. Kuraup dengan mulutku, puting merah mudanya, kupilin sebelah kanan dan sebelah kiri kuhisap dengan lembut. kulakukan secara bergantian secara lembut hingga membuat tubuhnya melengkung menikmati setiap sentuhanku.

Perempuan itu menggelinjang sangat erotis dimataku. Kurobek celana dalamnya dan ku susuri vaginanya yang sudah basah. Aku jilati vaginanya dengan lembut, hanya beselang beberapa detik dia sudah mencapai klimaksnya. Aku tersenyum bangga. Hanya dengan ciuman wanita ini bisa terangsang dengan cukup hebat.

Kejantananku mulai meronta dari celanaku sudah tak tahan lagi, aku segera membuka celanaku dan melebarkan kedua kakinya dan memasukan senjataku secara perlahan. Perempuan itu tampak meringgis kesakitan. Tapi masa iya dia perawan? tanyaku bingung. Kutekan lebih dalam dan ya robekan selaput daranya dapat aku rasakan. " Kau masih perawan, huh?? tanyaku kaget. perempuan itu menatapku nanar dan mengangguk pelan. "Bagaimana ini?" tanyaku bingung, kenapa Mam Nia memberiku pelacur yang masih perawan batinku. "Tidak apa, lanjut-kan sa-ja..." ucapnya terbata. Aku menatapnya ragu tapi perempuan itu hanya tersenyum berusaha memberitahuku bahwa dia baik-baik saja. Aku mulai menggoyangkan pingggulku perlahan agar dia tidak terlalu kesakitan. Dia meneteskan air mata di sudut matanya sambil mengeratkan tangannya di pinggangku, namun aku tetap menggerakan tubuhku selembut mungkin, mengecup telinganya, rahang dan melumat bibir ranumnya dengan lembut. Rasanya semakin nikmat menjepit batang kemaluanku dengan erat. Aku mempercepat goyanganku dan dia tampak menikmatinya, mengerang dengan putus asa. Karena aku yakin sudah 3 kali dia mencapai orgasme termasuk sekarang. Aku bisa merasakan orgasme nya ketika dia melenguh dan meremas seprai atau pundakku. Sungguh perlakuan yang manis dan indah, aku belum pernah disuguhi pelacur semanis dia. Akhirnya aku mendapatkan klimaksku. Kubuang spermaku di rahimnya. Ya, entahlah, aku begitu sangat enggan menggunakan kondom atau mengeluarkan cairanku diperutnya. Mam Nia bisa memberi dia morning pill agar tidak hamil. Aku memandang wajah perempuan itu yang penuh dengan keringat hasil pertarungan kami.

Aku perjalan gontai ke ruangan Mam Nia setelah bertarung dengan sengit dengan si perawan itu. "Damian, kenapa kau tak menyentuh wanitamu?" tanya Mam Nia, tanpa curiga aku terkekeh. "Sudah kok, enak sekali dan terima kasih karena dia masih perawan. Pasti tarifnya mahalkan?" godaku walaupun buatku uang tak masalah. "Sepertinya kau salah membawa wanita!" ucap Mam Nia dengan wajah serius. "Apa? Jadi siapa wanita itu?" tanyaku terkejut dan Mam Nia hanya menggeleng.



The End

Kisah Damian selanjutnya bisa dibaca di cerita Ariana.

Kisah Damian selanjutnya bisa dibaca di cerita Ariana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thanks for reading, love you all... Jangan lupa dan bosan ya untuk membaca ceritaku yang lain
Muuah....

My Love is My Secret (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang