Part 15 : Kematian

11K 400 5
                                    

Happy reading...

Adam menatap Mia dengan penuh amarah, darahnya mendidih, buku buku jarinya memutih, rahangnya mengeras hingga gemertak giginya  pun terdengar. "Kau menghianatiku!" teriak Adam membuat Mia ketakutan. Mia merasa khawatir, dia sudah memprediksi jika Adam tahu Mia pergi bersama Brandon, Adam akan murka.

Mia pasrah ketika Adam menampar pipinya, menjenggut rambutnya dan menghantamkan kepalanya ke tembok beberapa kali, Mia merasa kepalanya sakit dan berdenyut. Adam kalap, entah setan apa yang merasukinya. Di tendangnya perut Mia berkali kali hingga wanita itu mengeluarkan darah dari bibirnya. "Adaam... hentikaan..." desis Mia pelan, tubuhnya terasa remuk, kerongkongan mulutnya di penuhi darah. Adam menyeret Mia ke kamar mandi dan menyalakan kran shower pada suhu terpanas sehingga Mia menjerit kepanasan. Kulit wajah, pundak dan lengannya memerah, nyaris melepuh dan Adam menghajarnya tanpa ampun.

David memasuki rumah Adam karena dia mendengar bahwa putrinya Mia sudah di temukan dan pulang, namun David curiga rumahnya sepi dan pegawai di rumah Adam berwajah tegang semua. Istrinya segera mencari Damian di kamarnya dan David segera berlari menuju kamar Adam, suara pukulan terus terdengar. David terkejut, Adam memukuli Mia yang sudah bersimbah darah. "Bajingan, kau apakan anakku!!!" jerit David lalu memukuli Adam hingga tersungkur. Adam yang sudah kehabisan tenaga sudah tak mampu lagi berdiri apa lagi membalas. David menatap tubuh anaknya lalu mengangkatnya. "Istriku, bawa Damian pergi..." teriak David mereka pun meninggalkan Adam yang termenung menatap genangan air bercampur darah.

Mia segera di larikan ke rumah sakit, Mia mengalami patah tulang lengan, rusuk, rahang dan hidung. Dokter tak yakin jika Mia dapat terselamatkan. Mia segara di bawa ke UGD untuk mendapatkan perawatan ekstra.

David menatap cucunya dengan sayang, hatinya sakit melihat nasib anaknya yang mengenaskan. Apa mungkin Mia menghilang selama ini untuk menghindari Adam yang selalu menyiksanya?

Pintu ruangan terbuka dan dokter meminta Adam untuk menemuinya tapi David tak sudi jika bajingan itu menemui anaknya lagi. David akhirnya yang memasuki ruangannya. "Ayaah..." rintih Mia. "Sayang bertahanlah, Damian membutuhkanmu.." ucap David sedih. "Katakan pada Adam, aku selalu setia padanya. A..aku.. Tak pernah meng..hianatinya.. Brandon ha.. hanya membantuku.. Aku.. aku selalu men.. cintai.. A.. Adam... Ayah, ja.. jangan sa..salahkan.. A.Adam.. a..ayaah... jaga damian.. u..untukku... " itulah kata-kata terakhir Mia yang kemudian menghembuskan nafas terakhirnya. David merasa marah kepada Adam namun ucapan terakhir Mia membuat David merasa hancur dan tak berdaya.

David menyesal sudah menjodohkan anaknya dengan seorang iblis, pemakaman Mia di hiasi oleh tangisan keluarga terutama ibunya Mia. Si bajingan itu pun tak berani menunjukan batang hidungnya dipemakaman istrinya.

Damian tertidur pulas di kamar neneknya. David termenung, apa yang harus dia lakukan sekarang? Iblis itu kembali di masukan ke tempat rehabilitasi karena pasca penganiayaan terhadap Mia, setelah penganiayaan itu Adam tak bergeming. Dia terus menatap kosong pada percikan air shower. Sampai asisten rumah tangganya yang melapor bahwa tuannya sakit. Sampai sekarang Adam diam membisu.

15 Tahun berlalu....

Damian tumbuh menjadi sosok pemuda tampan dan sukses di usia yang masih 19 tahun, di asuh oleh kakek dan neneknya. David menatap  Sofie,istrinya dengan sayang. "Sayang, semakin hari Damian semakin dewasa dan kita semakin tua. Apa tak sebaiknya Damian dipertemukan dengan orangtua satu satunya?" tanya Sofie sedikit mengkhawatirkan sosok Damian yang cerdas dan arogan, mirip seperti Adam, ayahnya. "Entahlah, aku takut Adam akan menyakiti cucu kita." ucap David. "Tapi Adam sudah menerima hukuman, selama 10 tahun di rehabilitasi, masa iya dia belum sembuh?" ucap Sofie membuat David berfikir keras. "Iya, kau benar. Bagaimana pun dia adalah anaknya.." ucap David mengalah.

Damian tampak bahagia ketika David memberitahu jika Ayahnya sudah pulang dari luar negeri. Damian segera bersiap untuk makan malam dengan ayahnya.

Adam menatap tajam anaknya yang memang mirip dirinya.  "Ayah..." sapa Damian penuh kerinduan. Mereka langsung berpelukan. Adam mengingat kata-kata terakhir David ketika Adam mulai pulih dari pesakitannya.

Flash back...

David menatap tajam Adam yang terus menanyakan Mia dan memohon agar David mengembalikan Mia kepadanya. "Apa kau gila? Aku juga sangat menginginkan anakku kembali, tapi dia mati karena ulahmu. Kau memukulinya tanpa belas kasihan!!" ucap David geram membuat Adam menggeleng tak percaya. "Dan kau tahu yang aku benci darimu? Di ujung penghelaan nafas terakhirnya dia masih membelamu untuk tidak menyalahkanmu dan berpesan bahwa dia tak berselingkuh dengan Brandon karena cintanya hanya untukmu!!" teriak David meluapkan emosinya. Adam tertegun, jadi selama ini dia salah telah mengira Mia berhubungan dengan Brandon.

David menatap Adam dengan tajam. "Damian aku yang urus sampai kau waras dan benar-benar bertobat!! Aku tak mau Damian tahu bahwa ayahnyalah yang membunuh ibunya !" ucap David sambil keluar meninggalkan Adam yang masih mencerna semua perkataan David.

Flash off

Damian menguraikan pelukannya. "Ayah, aku sangat merindukanmu." ucap Damian sambil kembali duduk "Bagaimana kabarmu nak?" tanya Adam. "Baik ayah, bagaimana kabar ayah?" tanya Damian.."Seperti yang kau lihat nak.."ucap Adam lalu tersenyum, membayangkan anaknya memiliki kecerdasan yang sama dengannya.

Damian menatap ayahnya yang tampak termenung. "Apa yang ayah pikirkan?" tanya Damian. sambil menyesap wine yang diberikan oleh Adam. "Ibumu.. Aku merindukan ibumu.. " ucap Adam dingin. "Ya,.aku juga merindukan ibu.." ucap Damian. "Aku pergi, nanti aku hubungi kau." ucap Adam sambil pergi meninggalkan Damian.

Adam menghela nafas, membayangkan dirinyalah yang sudah membunuh Mia. Adam memasuki club favoritnya dan memesan whisky. Seorang gadis bergelayut manja sambil mencium Adam dengan seduktif. Aku membiarkannya menjelajahi tubuhku dan membuka kancing celanaku serta menghisap milikku dengan rakus. Aku mengerang nikmat, sudah lama aku tak menikmati blow job. Aku meremas rambut pirang wanita itu. "Ayah??" ucap seseorang dan saat aku menatap ke arah suara itu, Damian.sedang melihatku dengan jijik.



Bersambung...

Tinggal satu part lagi end. Aku salah bikin kayanya, harusnya  My Love is My Secret baru Ariana hehehe...

Never mine ya, yang penting ntar gak kepo lagi soal Damian hihihi..
Makasih ya bagi yang udah setia baca ceritaku. I'm so happy to have you...

Jangan lupa vote dan komennya..

Muaaah...

My Love is My Secret (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang