Part 6 : Tak Terkendali

9.3K 379 0
                                    

Cerita ini mengandung unsur seksual dan kekerasan. Bagi yang masih di bawah umur atau yang kurang suka be wise......

Happy reading...



Author Pov

Mia merasa terluka ketika Adam menamparnya dengan keras, ini pertama kalinya Mia diperlakukan kasar oleh Adam. Apa salah dirinya merasa cemburu jika suaminya meniduri pelacur di luar sana. Mia membaringkan tubuhnya di sofa, dia enggan satu kamar dengan Adam.

Adam melilitkan handuk di tubuhnya lalu tertegun tidak melihat sosok istrinya di kamar. Ah mungkin dia masih marah setelah aku tampar guman Adam. Dia lalu memakai kaos biasa dan celana boxer kemudian keluar kamar dan mendapati Mia sedang tertidur lelap di sofa. Tubuh seksinya membuat kejantanan Adam mengeras. "Shit, hanya dengan melihatnya saja aku begitu bergairah" desah Adam sambil memeriksa celana dalam Mia. Masih terdapan ganjalan pembalut wanita, Adam mendesah kesal lalu kembali ke kamarnya.


Adam Pov

Hal seperti ini terus berlangsung, Mia selalu menghindariku walau dia masih tetap menyiapkan kebutuhanku. Aku rasa masa periode nya sudah selesai dan aku sudah muak bercinta dengan jalang yang rata-rata membenciku. Aku melampiaskan nafsu dan amarahku kepada mereka, ada yang sampai babak belur aku siksa karena dia menatapku jijik. Aku tak suka dipandang seperti itu. Aku menarik tangan Mia yang mencoba menghindariku. "Lepaskan!!" ucapnya ketus. "Jangan sampai aku berbuat kasar Mia." ancamku membuat matanya kembali terluka. "Kenapa kau tak bunuh aku saja huh?" tantangnya. Aku melumat bibirnya dengan rakus penuh nafsu dan amarah hingga bibirnya sobek tak sengaja aku gigit. Mia meringgis tapi aku tak peduli, rasa asin dari darahnya memenuhi mulutku. "Jangan pernah menghindariku lagi.." desahku sambil menciumi lehernya yang jenjang "Aku sangat merindukanmu" ucapku jujur. Mata Mia terbelalak, dia tertegun menatapku. "Aku mencintaimu.. dengan carku.." bisikku lembut, dia mengecup hidung dan keningku lalu menatapku. "Jangan lagi mencari jalang, bercintalah denganku, aku tak sudi tubuhmu disentuh wanita lain..." ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Aku menghela nafas. "Aku tahu kau takkan mampu menangani nafsuku Mia, aku tak mau membuatmu menderita karena bercinta denganku" ucapku mengungkapkan kekhawatiranku. Mia memelukku erat. "Lakukan apa yang kau mau, tapi tidak menyentuh wanita di luar sana..." ucapnya kukuh pada pendiriannya. "Baiklah, andai kau sudah tak tahan dengan sikapku, bicaralah...." ucapku mengalah. Mia melepaskan pakaiannya dan mengangkangiku. "Emmh.... Bagaimana kalau aku sekarang yang menyiksamu" goda Mia sambil merobek kemejaku lalu menciumiku dengan liar membuatku menegang. "Aku coba.." ucapku sambil pasrah merasakan keliaran Mia. Dia menciumi leherku dan menggigit-gigitk kecil leher dan putingku membuatku tak tahan lagi untuk memasukinya. "Mia pleasee....." desahku sambil meremas payudaranya, mengulum dan memilin membuat Mia melengkungkan tubuhnya. Aku membalikkan tubuh dan menindihnya lalu membalas serangan yang tadi dia lakukan kepadaku. Aku menjilati kemaluannya hingga dia mengalami dua kali orgasme. "Kau pemain yang hebat...." puji Mia sambil menetralkan nafasnya. Namun aku tak mau menunggu lama, kumasuki tubuhnya dengan kejantananku. Dia tampak menikmati setiap hentakanku, aku terus memompa sesekali membalikan badannya atau merubah posisi, menunggingkannya, lalu menelentangkan tubuhnya menyimpan kedua kakinya di pundaku. Entahlah aku tak bisa mencapai orgasmeku sampai hampir 4 jam aku baru menemukan klimaks-ku. Aku menatap Mia yang tak bergerak sedikitpun, aku kaget. Segera aku memeriksanya dan ternyata dia pingsan menerima nafsuku yang liar. Aku mengecupnya dan aku rasa dia akan menyerah dan menyuruhku membagi nafsuku dengan jalang. Aku peluk tubuhnya lalu rasa kantuk pun mulai menyerang.

Aku merasa seseorang bergerak di selangkanganku, ah Mia sudah siuman. Dia hendak beranjak dari tempat tidurku dan sialnya dia menggesek kejantananku tanpa dia sadari. Aku menggenggam pergelangan tangannya. "Kau mau kemana?" ucapku serak khas bangun tidur. Mia tampak menegang kemudian merilekskan tubuhnya. "Aku mau ke kamar mandi" ucapnya datar. Aku memeluk tubuhnya, mulai mencumbui leher dan payudaranya. "Adam... Stop... mmh..." erang Mia membuatku makin bergairah. Entahlah di dekatnya aku selau merasa panas ingin menyetubuhinya. Aku menindih tubuhnya dan mulai bergerilya. "Adammmh....."erangnya mulai merespon jilatanku di selangkangannya. Aku terkekeh ketika dia mengalami orgasme. "Enak huh?" godaku sambil memasukan kejantananku. Mia tampak cantik, wajahnya merona ditetesi peluh yang keluar dari keningnya. Seluruh tubuhku terasa terbakar. Hampir 3 jam aku baru menggapai orgasme setelah Mia membantuku dengan menjilati puting dan kiss mark di dada dan leherku. "Mia... kau hebat...."desisku. Dialah wanita pertama yang mampu memuaskanku tanpa pandangan mengerikan dan menjijikan. Aku rasa ayahku tak salah mencarikanku jodoh. Aku menatap wajah damai Mia yang kelelahan memuaskan nafsuku.

Aku segera pergi ke kantor, sial Robert meneleponku bahwa ada masalah di kantorku yang tak bisa aku tunda lagi. Aku meninggalkan Mia yang masih terlelap tidur, aku rasa aku akan mengirim pesan ketika aku sampai kantor.

Aku sebal dengan tingkah anak Mr. William yang genit, dia cantik namun aku tak suka gadis berambut merah. "Mr Lee, bolehkan aku menunggu ayahku rapat di ruanganmu?" tanya Hanny manja, andai aku tak punya istri mungkin dia sudah aku terkam. Jujur aku tak tahan jika ada wanita di sekitarku, makanya pegawaiku rata-rata lelaki. Damn... Perempuan itu malah melebarkan pahanya sehingga aku tahu dia menggunakan celana dalam berwarna pink, aku berusaha menahannya dan lagi lagi dia menggeliat seperti cacing kepanasan berliuk liuk erotis menampakan payudaranya yang hampir tumpah dari kemejanya yang di kancingkan sembarang. Gadis itu berjalan menuju mejaku, aku sungguh tak tahan. Aku melumat bibirnya dengan ganas, persetan dengan rambut merah dan payudara kecilnya. Aku meremas kasar payudaranya hingga Hanny meringgis kesakitan pastinya. Tapi aku tak peduli, aku merobek celana dalamnya dan memasukan ke tiga jariku sekaligus hingga mata wanita itu terbelalak, aku tersenyum sinis lalu menarik-narik klitorisnya hingga dia bergelinjangan merasakan orgasmenya yang pertama. Aku menunggingkannya di meja lalu kembali menyodoknya dengan empat jariku, wanita itu mulai meracau tak jelas. Aku terus mengocoknya, mengobrak abrik liang kenikmatannya lalu dengan sadis aku memasukan sekepalan tanganku ke vaginanya. Hanny sempat menjerit, cairannya mulai bercampur dengan darah, namun dengan lihai aku segera membangkitkan gairahnya dengan memaju mundurkan tanganku dan memilin payudaranya yang sudah memerah. Hanny mulai melenguh, mendesah dan mengalami orgasmenya yang kedua. Aku membawanya ke ruang sampingku yang didalamnya terdapat kamar khususku. Aku merebahkan tubuhnya, aku tahu dia mulai merasakan kesakitan di selangkangannya akibat ulahku. Aku terkekeh melihat jalang itu menahan sakit. Aku berharap dia akan jera menggodaku. Namun perkiraanku salah, dia malah mengerang sambil meremas payudaranya sendiri membuatku semakin bergairah. Aku melepas celanaku dan mengeluarkan kejantananku dan menyumpalkannya kedalam mulut Hanny, gadis itu dengan asyik mengulum kejantananku, aku mendesah, andai Mia yang mengulumnya mungkin rasanya akan sangat nikmat. Aku meremas buah dadanya dan menumpahkan cairanku di dada Hanny. "Apa kau tahu aku sudah menikah?" tanyaku sambil mengatur nagasku, gadis itu mengangguk. "Kau sudah tahu konsekwensinya kan?" ucapku sambil pergi meninggalkannya. Aku harap gadis itu jera bermain denganku. Aku mencampakannya seperti sampah tak berguna.

Bersambung....

Adam sebenarnya termasuk kedalam pria masokis.. Apa itu masokis? udah liat film Sixty shades Grey? Klo belum ya browsing aja ke mbah google hahaha.....

Thanks for reading jangan lupa vote dan komennya muaaah...

My Love is My Secret (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang