Happy reading.....
Mia Pov
Aku terkejut mendengar kabar jika Adam akan menikah lagi, tapi aku harus mengikhlaskannya. Toh aku yang meninggalnya dan aku sudah memiliki jagoan kecil. Damian Lee, dia putra yamg paling aku sayangi. Wajahnya sangat mirip dengan Adam, hanya dia lebih lembut dan tidak se agresif Adam. "Mom..." panggil Damian, dia baru berumur 2 tahun tapi sudah sangat pintar dan lincah. Aku membimbingnya untuk bermain di kamarnya.
Aku terkadang memiliki ketakutan, bagaimana jika aku bertemu Adam dan dia membawa pergi Damian? Bukankah dia tak menginginkan anak dari rahimku? Aku menangis menatap nasib anakku yang jauh dari apa yang aku harapkan. Tapi aku yakin tanpa Adam, Damian bisa hidup normal.
Aku berjalan menuju mini market untuk membeli susu Damian, bocah ini selalu menempel padaku, seperti sekarang. Tangannya membelit erat rok-ku. "Mom..." panggilnya sambil menunjuk snack berwarna biru, aku menggendongnya agar dia mudah membawa makanan favoritnya. "Mia?" panggil seseorang yang tak asing buatku. Aku membalikan badanku, Adam tampak memperhatikanku dan Damian dengan intens. Aku terkejut, tak menyangka akan bertemu Adam lagi dalam keadaan seperti ini. Lama.kaminsaling memandang antara kaget, rindu dan untuk perasaanku.. Takut!!
.Adam mulai memperhatikan Damian yang tersenyum manis kepada ayahnya. "Dia anakku?" tanya Adam dan aku mengangguk pelan. "Adam jangan sakiti kami!" pintaku namun Adam sudah memeluk Damian. "Anakku tampan sekali..." bisiknya bahagia. Aku terpaku dengan sikap lembut Adam. "Mom, daddy pulang!!" jerit Damian bahagia dan aku hanya bisa mengangguk pelan. Aku memang menceritakan kepada Damian bahea daddy nya sedang bekerja ke luar negeri.Adam membawaku makan siang. "Apa kabarmu?" tanya Adam santai. "Emh.. Baik.." ucapku "Kau tinggal dimana sekarang?" tanya Adam. "Glory.." ucapku menyebutkan nama salah satu apartemen di sini. " Kenapa kau pergi?" tanya Adam mulai serius. Aku meneguk salivaku, sedikit terbatuk. "aku takut kau memukuliku terus. Aku tak ingin kau menyakitiku lagi, waktu itu aku sedang hamil dan kau memukuliku tanpa ampun..." ucapku dan Adam terus menatapku intens. "Aku akan bawa Damian!" ucapnya dingin. "Aku ibunya, aku yang merawatnya. Kau tak bisa seperti itu!" ucapku ketus. "Bicara saja pada pengacaraku!" tukasnya sambil membawa Damian pergi. "Adam kembalikan anakku!" teriakku dan Damian tampak ketakutan. "Dad, jangan pisahkan aku dan mom.." ucap Damian membuat Adam menatap tajam ke arah Damian. "Jangan sakiti dia!" isakku sambil memohon dengan sangat. "Ikutlah ke mansionku." ucap Adam sambil pergi meninggalkanku.
Aku bingung, apa yang harus aku lakukan sekarang?
Ternyata Adam memintaku tinggal di mansionnya bersama Damian, Adam tak mau Damian kekurangan suatu apapun. Aku menghela nafas lega, ternyata Adam takkan memisahkanku dengan Damian.
Aku memeluk tubuh Damian yang sudah terlelap tidur. "Sudah tidur?" bisik Adam dan aku mengangguk. Adam langsung menyeretku ke kamarnya.
Aku menatap takut ke arah Adam. "Apa kau tak merindukanku?" tanya Adam sambil menyentuh pipiku. Sentuhannya masih sehangat dulu, aku memejamkan mataku merasakan tangannya meraba wajahku dengan seduktif. "Terima kasih, sudah berkata bahwa aku tidak mati kepada Damian.." ucap Adam membuat aku bingung. " Kau membiarkan Damian mengingatkan aku sebagai ayahnya." bisik Adam. Ya , aku memang tak membohongi siapa ayah sebenarnya Damian, aku tak mau menghancurkan hati putraku dengan kebohongan. Adam menciumku dengan lembut. "Aah..." desahku ketika Adam mencium rahang, kemudian leherku.
Aku mendorong tubuhnya."Bukankah kau akan menikah?"tanyaku dan wajah Adam berubah muram. "Aku akan membatalkannya, kau sudah kembali.." bisiknya lalu menelanjangiku. Aku ingin menolaknya tapi Adam menatapku tajam dan merobek pakaianku, aku takut Adam menyakitiku lagi. Apa lagi Damian berada di rumah ini, aku tak mau terpisah atau dia menyaksikan kebrutalan ayahnya. Aku masih ingat sakitnya di aniaya oleh Adam hingga babak belur. Adam menempelkan bibir hangatnya dan menghisap bibir bawahku dengan lembut, membuatku teringat kembali kepada masa dimana Adam begitu mendambakanku. "Akh...." aku melenguh merasakan lidahnya menjalar ke leher dan dadaku. Dia menghisap lembut putingku hingga kakiku terasa lemah. Adam membaringkanku di ranjang dan mulai menelanjangi dirinya sendiri, memperlihatkan otot tubuhnya yang masih kencang. Aku menciun aroma tubuhnya yang menyesatkan. Aku terduduk dan menghampiri wajah.Adam, memandangnya dengan tatapan rindu dan api cinta yang masih sama seperti dulu. Adam menyentuh tengkukku dan aku menciumnya dengan penuh gairah. "Hmmmmph.." desah Adam diaela ciuman kami. Aku meremas kejantanannya yang sudah berdiri tegak. "Mainkan.." bisik Adam dan aku pun mulai meremas dan mengusap miliknya dengan lembut. Adam mendorong tubuhku dan menindihku. "Kau milikku..." bisik Adam seksi membuatku meremang. Kami pun bercinta, melepaskan segala kerinduan.
Aku menatap wajah damai Adam, aku masih sangat mencintainya. Adam bangkit dari tidurnya. "Kau mau kemana?" tanyaku. "Apa ada pria lain yang menyentuhmu selain aku?" tanya Adam, aku memeluknya dari belakang dan menciumi pundaknya yang harum. "Tidak ada, aku tak berhasrat untuk menjalin kasih dengan siapapun.." ucapku jujur. Adam tersenyum. "Milikmu masih sempit seperti dulu, bahkan lebih sempit..." bisiknya membuat wajahku merona. Ya, aku memang masih mencintai Adam. Jadi mana mungkin aku bercinta dengan orang lain, walau Brandon menaruh hati padaku.
Ah, ya Brandon pasti kecewa jika dia tahu aku kembali lagi pada Adam. Aku memeluk tubuh Adam yang masih menjadi candu untukku. Ada rasa takut juga, jika Adam tahu Brandon yang membantunya menghilang selama ini, Adam pasti murka.
Damian menatapku dengan tatapan lucu membuatku geli untuk menggodanya. Aku mencium bibir mungilnya dan bocah tampan itu terkikik bahagia. Adam, aku yakin Damian ini mirip sekali dengammu sewaktu kecil. Aku merasa seolah olah seperti akulah yang melahirkan Adam.
Adam menatapku tajam, tangannya mengepal, wajahnya babak belur. Aku sangat terkejut dengan penampilan Adam sekarang. "Sayang? Kau kenapa?" tanyaku bingung. "Brandon..." ucap Adam geram
Deg!!.
Jantungku terasa berdegup kencang, tubuhku membeku tak mampu bergerak. Adam menatapku dengan kilatan amarah....
Bersambung....
Bagaimana? mood booster-ku Sean O'pry, jadi membayangkan aki2 di gambar itu membuatku mual sendiri dan malas berimajinasi di cerita ini hahaha...
Thanks for reading, jangan lupa vote dan komennya.
love u muaaahh...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is My Secret (Tamat)
RomanceSeorang laki-laki muda kaya yang sukses memiliki kehidupan malam yang liar dan penuh gairah Adam Lee, 27 tahun memiliki rambut cokelat gelap dan iris mata cokelat berkilau akhirnya menikahi seorang gadis yang dijodohkan oleh orangtua nya, Gadis itu...