1.Inginku

15.6K 736 8
                                    

Nikmatilah tulisanku, resapilah ceritaku

Syafa pov

Pagi ini langit Jakarta agak mendung, setelah semalaman di guyur hujan. Ku benahi jilbab- gamis dalam pengertian lainnya- dan khimarku yg menutup rapat aurat ini, pagi ini aku harus meeting dengan semua jajaran direksi mengenai beberapa kebijakan yang akan di ambil perusahan terkait situasi ekonomi yg menurun ini

Beberapa rekan udah mengisi kursi masing-masing di ruang meeting ini saat aku menginjakkan kaki di sini. Pagi ini boss besar yang langsung memimpin meeting, banyak kebijakan yg terpaksa di ambil demi terselamatkan perusahaan dari dampak resesi ekonomi global. Yah sistem kapitalis ini memaksa kami semua harus berlomba untuk tidak tersingkir

Penat ku rasa seharian ini, apalagi aku spv di bagian finance yg harus mengerjakan banyak hal setelah kebijakan-kebijakan baru di ambil

"Aku butuh refreshing" batinku sambil memejamkan mata dan bersandar di kursi

Setumpuk berkas menumpuk di mejaku, menanti belaian tangan mungilku... Ya Allah, nikmat sekali hidup ini.

"Bismillah,alhamdulillah dengan sibukku ini berarti aku masih bekerja " gumanku menyemangati diri

Kerjaan ini harus selesai karena minggu depan aku berencana mengajukan cuti untuk melanjutkan long weekend guna pulang kampung. Di tambah sahabat karibku udah merengek pengen ketemu, sekalian reuni akbar yg diadakan di sekolahku. Jakarta kota yg hidup 24 jam ini di selimuti gerimis saat aku keluar kantor, kehidupan malam dimulai di sini...

"Innalillahi, kasian hidup mereka... semoga hidayah dapat segera mereka temukan.. "Batinku miris melihat gadis-gadis muda berpakaian namun telanjang itu bercengkerama dengan gemerlap lampu ibukota

Ikhwan pov

"Wan, kapan nih menyempurnakan separuh dien. Biar ibadah lengkap.... Dari segi ekonomi ente udah lebih dari cukup untuk bisa kasih nafkah anak orang,tampang juga tampan, nggak kalah dari yang lain, badan ente kekar, akhlak juga bagus. Wan..alasan apasih yang membuatmu belum ingin menikah?? "Tanya Hafidz sahabat yg paling memahami karakterku to the point saat kami ketemu di masjid kampusnya menimba ilmu
" ane aja buntut udah dua. Nggak pingin apa pulang kerja ada celotehan yang menghilangkan penat?? Menikah itu nikmat "Lanjutnya

"Bukannya nggak mau Fidz. Tapi belum ada yang cocok di hati...dan satu lagi nggak usah banyak tanya kalo ente nggak kasih solusi Fidz dan kenapa pula kok ente ikutan seperti mama. Tanya kapan nikah melulu"

"Hahaha ... serius kalo aku kasih solusi mau?? Nggak aku cuma pengen aja sahabatku ini ada yang ngurusin,dampingi dia,menguatkan dia"Lanjutnya

"Ngomongmu itu Fidz. Ente paham semua sifatku kan?? Jadi kalo ente punya solusi yang tepat why not...aku tunggu... " Tantangku " Jangan hanyab omdo ya. Berani nawarin berani tanggung jawab"

"Siap... Reuni pekan depan datang ya. Ane tunggu. "

"Yakin ni??" ucapku sambil tersenyum mengejeknya.

"Wan...kita temenan nggak hanya sehari dua hari. Lebih dari dua puluh tahun, sejak kita masih anak SMP, masih ingusan sampe ane udah jadi bapak. Ente kenalkan Hafidz Abdulrahman?? " ucapnya menyakinkanku..

Dalam CintaNya (Tersedia di Google playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang