6.pilihan dan....

8.5K 581 8
                                    

Di setiap keputusan pasti akan ada hasil baik atau buruk
Akibat selalu di awali sebab
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya

Syafa pov

Aku duduk terdiam. Ku tundukkan muka dalam-dalam,tak berani menatap mas Usman yang tengah di landa amarah setelah aku mengungkapkan kalo aku tengah berproses dengan seseorang yang secara duniawi jauh dari kriterianya.

Aku bagai pesakitan yang menunggu vonis hakim. Tak tau berapa hukuman yang aku terima

Mba Rahma dan mba Anna duduk diam mendengar kakak sulungnya meluapkan segala amarah. Mba Rahma ada di pihakku, sedang mba Anna pasti ada di pihak mas Usman wajarlah mereka satu pemikiran mengenai calon jodohku. Andai mba Aida ada di sini kemungkinan besar ada di kubu mas Usman...

Aku hanya meremas-remas tanganku tanda sedang gugup,cemas dan takut. Mba Rahma mengelus pelan punggungku. Ku tahan mati matian agar air mataku nggak menerobos keluar. Dada rasanya sesak.

"Dek.. Mas tu nggak habis pikir sama kamu! Apa sih yang kamu lihat dari laki-laki itu!!!! Apa yang membanggakan!!! Apa kamu nggak mikir masa depan hah!!!! Kamu mau makan apa nantinya kalo menikah sama dia"

Aku hanya diam. Istighfar dalam hati. Mereka hanya belum faham

"Sia-sia kami biayai kamu sekolah tinggi-tinggi.!!! Kami nggak pengen apapun, cuma pengen kamu hidup layak de!!!! Nggak lebih!!! "

"Mas kecewa!! Bener-bener kecewa!! Dulu Taufik kamu tolak, dengan alasan dia cuma ngajak pacaran, nggak serius. Mas bisa paham itu... Tapi ini...!!! "

Melihat aku mau mengeluarkan suara, mba Rahma menggenggam tanganku erat. Pertanda aku harus diam saja

"Rio... Dek Rio.. Kurang apa dia!!! Udah mau serius menikahimu.. Mau di taruh di mana muka mas mu ini dek!!! Ayahnya Rio mantan dubes,beliau panutan masmu ini, dia sendiri calon diplomat..masa depanmu terjamin!! Kamu nggak akan kekurangan apapun dek"

Air mataku tak tertahan lagi untuk keluar.

"Sekarang terserah kamu dek!!! Mas Udah nggak peduli apapun yang kamu lakukan. Mas kecewa, sekali lagi kecewa!! "Bentaknya sambil menekankan setiap kata perkata

"Mba Anna juga sangat kecewa dek!! Mba berharap kamu mau menerima Rio..setelah mengecewakan Taufik. Nggak tau mba bisa menerima pilihanmu apa nggak..."kini mba Anna yg mengungkapkan kekecewaannya

"Rahma...kita balik dulu. Bilang sama adek kesayanganmu itu,, pikirkan lagi keputusannya.. Atau mas nggak akan hadir saat nikahnya"

Seperginya mas Usman dan mba Anna aku menangis sejadi-jadinya.

Rasa sedih, kecewa, sakit menjadi satu. Mba Rahma membiarkanku menangis di kamar agar aku lega. Beruntung pagi ini mas Ibram sengaja membawa pergi anak-anak nya agar tak mendengar kesalahpahaman ini. Apalagi mas Ibram tau pasti akan ada amarah yang tak layak di lihat ketiga anaknya itu.

Karena lelah menangis tak terasa aku tertidur. Suara lembut mba Rahma membangunkan ku..

Aku mengerjabkan mata, pedih,kepalaku pun terasa sakit karena terlalu lama menangis. Mba Rahma tersenyum lembut sambil membelai rambutku

"Bangun dek. Udah mau maghrib."

Aku segera beranjak ke kamar mandi dan bersih-bersih.

Usai makan malam. Aku, mba Rahma dan mas Ibram duduk di balkon. Anak-anak mba Rahma bermain santai di bawah karena ini malam minggu, jadi mereka bebas dari kewajiban belajar.

"Mbak mu udah cerita semua ma mas dek... "Mas Ibram membuka percakapan

"Terus kamu mau gimana?Lanjut atau mundur dari proses ini?mumpung belum terlalu jauh kalian berproses"

Dalam CintaNya (Tersedia di Google playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang