Masih dalam kisahku....
Syafa pov
Senin ini aku menikmati masa cuti tiga hari ku, lumayan untuk bermalas-malasan di rumah. Pagi tadi sebelum mas Hafidz dan keluarga berangkat ke depok -mas Hafidz tengah mengambi S2 dan keluarga menemaninya-,ia menyempatkan diri memberikan print out cv ta'aruf dari sahabatnya sambil tersenyum jahil menggodaku.
Sampai siang ini aku belum berani membuka map yg ada di atas meja belajarku. Entahlah perasaan apa ini, aku merasa berdebar begitu menerima map berisi CV tersebut.
Bismillah
Usai sholat dzuhur aku niatkan untuk membaca biodata itu ..
Ikhwan Abdul Rasyid
Nama yg bagus, but wait...Dia teman mas Hafidz..
Gubrak....
Berarti usianya jauh di atasku....
Whaaaaaa
Buru-buru ku baca biodata dirinya, dua puluh sembilan tahun. Hiks hiks selisih enam tahun dariku.
Ku telusuri tulisan yang ada di depanku, tak ada yang merisaukanku. Aku bisa menerima nya cuma dia mengatakan kalo dirinya irit bicara...hadeh demi apa. Padahal aku lumayan cerewet. Tapi baguslah. Aku tak menyukai pria yang cerewet. Tapi nggak pendiem juga sih. Ya sewajarnya lah.
Tapi yang aku suka dia menuliskan, jika aku ingin mengetahui dirinya sejelas-jelasnya aku bisa menghubungi mamanya.. Hihi ternyata anak mama juga pria ini. Pria yang keren menurutku karena dekat dengan mamanya. Berarti dia nanti akan memperlakukanku dengan baik. Aku belum-belum sudah berharap.
Deg
Aku melihat foto yang di berikannya
"Ini kan cowok yang kemaren ke rumah mas Hafidz"batinku
Hatiku berdebar. Pria dengan tinggi 185 berat 75kg...apa aku nggak kelihatan mungil bila berjalan di sampingnya dengan tinggiku yang hanya 155 dan berat 40kg. Aku tersenyum membayangkan nya, lucu.
Mba Rahma calling
Suara hp membuyarkan lamunanku.
"Assalamu'alaikum,iya mba"
"Lagi apa dek? Bunda ada?"
"Santai, bunda lagi pengajian sama ayah"
"Oh... "
What mba Rahma hanya ber-oh ria...
"Mba sehat"godaku dengan suara mengejek
"Hahha.. Alhamdulillah. Dek mba boleh tanya? "
"Biasa juga langsung tanya... "
"Kamu udah baca cv temennya Hafidz? Bagaimana menurutmu? "
What... Doeng...
Mba Rahma bisa tau
"Em... Mba bisa tau dari mana"Jawabku setelah membisu beberapa saat
"Sebelumnya Hafidz diskusi sama mba dam mas Ibram tentang ini. Dan pengen mempertemukan kalian berdua pas acara reuni"
"Jadi mba udah tahu, bahkan jauh sebelum aku pulang ini? "
"Kamu marah dek?mba sengaja diam. Soalnya mba tau, kamu pasti nggak mau datang reuni kalo sampai tahu tentang hal ini"
"Nggak kok mba, aku nggak marah.. Cuma sedikit kecewa aja heheheh "
"Mba punya alasan untuk ini dek"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam CintaNya (Tersedia di Google playbook)
EspiritualTulisan pertamaku di sini... Perjuangan cintaku bersamanya untuk mendapatkanNya Berharap berjodoh tidak untuk dunia saja namun juga sampai akhirat. Sebuah penyatuan cinta yg berpondasi pada ridhoNya Jatuh bangun dalam membina rumah tangga Cinta, i...