Jangan pernah merasa hidup itu berat, Syukuri dan nikmati.
Anggap halangan sebagai kerikil yg akan musah di lewatiIkhwan pov
Pekerjaanku kali ini benar-benar menyita seluruh waktuku. Harapanku untuk menemui mba Husna, kakak tersayangku juga mba Rahma kakaknya Syafa terpaksa aku tunda. Mungkin ini sudah di atur sama Allah, entah akan ada hikmah apa di balik ini.
Semakin hari aku semakin merasa mantap untuk memilihnya, menghalalkannya menjadi penyempurna separuh dienku, menjadi teman melangkah menuju ridhoNya
Selasa besok aku harus berangkat ke Kalimantan, dan akan berada di sana sekitar dua sampai tiga bulan. Maka kuputuskan weekend ini aku menemui mba Rahma di temani Hafidz
Sabtu siang ini kami tiba di rumah mimalis dua lantai bercat putih di kawasan Bogor. Seorang wanita paruh baya membukakan gerbang setelah kami menjelaskan maksud, kedatangan dan mendapat ijin dari tuan rumah
Tak berselang lama, keluar suami istri yg sangat serasi. Berjilbab hijau dg khimar senada, lembut keibuan.
"Hafidz.. Apa kabar? "Tanya mba Rahma lembut sambil tersenyum tipis
"Alhamdulillah, mba dan keluarga gimana?? "
"Alhamdulillah Fidz,"
"Mba,mas Ibram..ini temen saya Ikhwan,yg pernah saya ceritain beberapa waktu lalu"
Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Suami mba ini menatapku tajam, khas tatapan selidik seorang kakak pada teman adik perempuannya. Walaupun aku tau beliau ini ipar dari Fafa.
"Dek ikhwan, mba boleh tanya? Sebenernya ini bukan ranah mba terhadap adek perempuan, tapi mba mewakili orang tua mba... Kamu paham kan dek? "Ucapnya pelan
"Iya mba, saya paham"
"Dek ikhwan yakin mau melanjutkan proses sama adek mba?? "
"In syaa Allah mba, saya melibatkan Allah dalam hal ini dan ada kemantapan di hati mba"jawabku yakin
Mba Rahma menghela nafas, aku merasa ada suatu hal yang membebani dalam proses ini entah apa aku nggak tau karena Hafidz sendiri tidak mengatakan apapun.
"Dek, kamu tahukan kalo Syafa adalah adek kesayangan kami. Mungkin Hafidz sedikit banyak bercerita tentang dia"
"Iya mba, saya mohon bantuannya"
"Dek, bukannya menambah pikiranmu. Tapi anggap ini sebagai kerikil dalam sebuah proses. Setiap sebab pasti ada akibat, sebuah keputusan pasti ada konsekuensinya. Apa kamu siap pada setiap akibat dan konsekuensi? "
"In syaa ALLAH siap mba,apapun resikonya saya yakin itu sudah di atur sama ALLAH" jawabku mantap
"Mas Usman, kakak sulung kami sangat menyayangi Syafa. Bahkan segala hal tentang Syafa dia yang mengaturnya. Segala pilihan Syafa harus dengan persetujuannya. Selama ini Syafa selalu menurut pada tiap pilihan dan keputusan kakaknya itu, tapi ada satu hal yang Syafa mati-matian menentangnya. Yaitu masalah jodoh. Syafa sama sekali tidak mau menurutinya, dan rela mendapat amarah dari kakaknya,daripada menerima pilihan kakaknya, dan itu membuat mas Usman marah besar. Walaupun mba sedih saat tau bagaimana sakitnya Syafa mendapat amarah itu,tapi mba nggak bisa berbuat apapun,karena itu pilihan adik mba"
Mba Rahma terlihat mengatur emosinya agar tidak menangis.
"Mba tidak bermaksud menghalangimu, atau menakutimu dek. Tidak ada sama sekali niat itu. Mba sama suami mba bisa memahami adek kami. Mba hanya ingin bila kamu yakin untuk memilih Syafa janganlah gentar menghadapi kemarahan mas Usman nantinya.. Tunjukkan bahwa kamu pantas untuk Fafa,tidak akan menyakitinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam CintaNya (Tersedia di Google playbook)
SpiritualTulisan pertamaku di sini... Perjuangan cintaku bersamanya untuk mendapatkanNya Berharap berjodoh tidak untuk dunia saja namun juga sampai akhirat. Sebuah penyatuan cinta yg berpondasi pada ridhoNya Jatuh bangun dalam membina rumah tangga Cinta, i...