27 : Dua terong

20.6K 1K 18
                                    

"Sayang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang?"

"...."

Bian terus memanggil gue. Sejak semalaman gue gak pernah ngomong. Gue tiba-tiba membisu. Gue gak mau ngomong sama Bian lagi sebeleum dia ngizinin gue untuk tampil.

Pemementasan drama di mulai nanti malam. Dihadiri kepala sekolah dan gubernur serta beberapa pejabat penting lainnya. Bukannya sudah gue bilang kalau acara ini bukan acara biasa?

"Sayang.. please kamu jangan jadi horror kaya gini"

"..." Gue masih fokus ke ponsel gue tanpa menatap Bian.

" Ettaa... sayang, jangan diemin aku kaya gini, dong"

Ceklek..

Pintu ruangan gue terbuka, gue mendongak ke atas memperhatikan laki-laki yang berdiri di ambang pintu dengan tersenyum sambil membawa sebuket bunga dan es krim di tangannya.

"Kak Afan?!" Teriak gue senang.

" Hai princess. Aku bawain pesanan kamu" Ucap Kak Afan menghampiri gue. Tadi, Kak Afan memang mengirimi gue pesan kalau dia mau ngejenguk gue dan dia nanya gue mau apa. Ya udah, gue jawab aja kalau gue pengin es krim.

" Aaa.. Makasih kak, Kakak emang paling ngerti aku" Ucap gue memeluk Kak Afan di depan Bian.

" Gimana? Udah ngerasa baikan?" Tanya Kak Afan.

" Udah dong, kan Kak Afan obatnya" Ucap gue yang dibalas kekehan oleh Kak Afan, sedangkan Bian diam membisu.

" Kak, makasih ya es krim sama bunganya"

" Iya sama-sama, Aku bukain ya" Kak Afan membuka bungkus es krim itu dan menyerahkannya ke gue.

" Mau disuapin?" Goda Kak Afan.

" Kak, aku udah besar!" Ucap gue.

" Kan dulu, kamu selalu minta disuapi kakak"

Hahaha... Kak Afan mengungkit kata "dulu" dan "selalu" yang menunjukan kalau kami berdua sangat dekat. Gue pengin ngakak ngeliat raut wajah Bian yang udah memanas.

" Aku mau ngomong sama kamu" Ucap Bian membuka suara sehingga gue dan Kak Afan langsung menatapnya. Terlihat raut wajah Kak Afan yang kebingungan dengan orang asing di depannya.

" Sekarang!" Ucap Bian menegaskan.

" Bocah! Lo ngusir gue?! Gak ada sopan santunnya lo jadi bocah!" Ucap Kak Afan kesal. Wkwkwk... emang enak dimarah Kak Afan?! Kak Afan memang jauh lebih dewasa kalau dibandingkan dengan Bian.

Tapi, jangan salah sangka dulu. Kak Afan gak jauh beda sama gue. Kalau penyakitnya lagi kumat, gue bisa gila-gilaan sama Kak Afan dimana aja. Hahaha...

" Etta, aku keluar dulu ya. Kalau bocah tengil ini gangguin kamu, tinggal teriak aja. Aku ada di luar" Ucap Kak Afan mengelus rambut gue, kemudian mencium kening gue dan keluar sambil menatap tajam Bian.

WAY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang