Chapter 4

1.1K 167 56
                                    

Gadis sial; julukan yang kuberikan pada diriku sendiri. Karena pada kenyataannya aku memang selalu sial. Dilahirkan sebagai seorang putri dari ayah yang selalu menyakiti aku dan ibuku secara fisik dan batin. Hubunganku dengan orang orang seumuranku juga tidak baik, atau barangkali hubunganku dengan semua orang memang tidak pernah baik. Kemudian, ibuku; satu satunya orang yang rela kulakukan apapun untuknya meninggal dengan tragis di hadapanku saat aku tak bisa berbuat apapun

Dan kesialan itu selalu mengikutiku seperti sebuah bayangan. Bahkan sampai hari ini.

x X X X x

Aku mengernyitkan dahi, mencoba senormal mungkin. Tapi nihil, aku tak bisa memposisikan keadaan sama sekali. Ini sama sekali bukan diriku. Berada di antara kerumunan orang yang bahkan tak ku kenal. Suasana kantin yang begitu ramai, orang-orang yang ribut-ributan meracau entah membicarakan apa, dan apapun itu yang menggambarkan suasana kantin yang dipenuhi murid murid normal yang kelaparan. Semuanya tak cocok denganku.

Ini jam makan siang, dan seorang wanita berambut merah yang tadi melambaikan tangannya dikelas biologi mengajakku untuk pergi ke kantin. Ia membawaku ke meja yang dipenuhi orang orang yang tak ku kenal.

Aku menyesal. sejak awal harusnya aku tak menyetujui ajakannya.

"Kudengar ada diskon besar- besaran di toko itu malam ini!" racau seorang perempuan yang duduk di depan mejaku dengan penuh semangat, seolah olah telah menang lottre.

Yang lain malah menanggapi dengan tidak kalah bersemangatnya "Tentu! Aku juga sudah dengar. Kita harus pergi malam ini!" kali ini malah terdengar seperti anjing kelaparan
yang kegirangan setelah diberi tulang oleh majikannya.

"Kau ikut Lice?" tanya Zara padaku dengan penuh harap. Yang lain malah ikut-ikutan memandangiku, membuatku kikuk.

"Tidak" jawab ku singkat yang dibalas tatapan kecewa dari mereka.

"Kau yakin? disana sangat menyenangkan! Kujamin kau pasti akan suka" paksa salah satu diantara mereka.

Kali ini aku tidak menjawab, hanya menggeleng pelan, berharap ada cara untuk menjelaskan betapa aku sama sekali tidak tertarik pada kehidupan manusia yang normal.

Aku kemudian memilih untuk bangkit. Mencoba menghindar dari pembicaraan mereka sebentar dengan beralasan mengambil makanan.

Author's pov

Semua orang tiba tiba terdiam. Menghentikan aktivitas makan dan berbincang bincang mereka. Pandangan mereka tertuju pada satu arah. semua tercengang. Seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan parka coklat panjang yang menutupi seragamnya berjalan di ruangan kantin tersebut. Membuat atmosfer diruangan tersebut berubah memanas.

"Tuhan! itu Athens! Apa yang dia lakukan disini?"

"Ya Ampun! aku sudah tiga tahun sekolah disini dan ini pertama kalinya aku melihatnya!"

"Melihatnya secara nyata seperti ini ,aku rasa aku bermimpi. Dia benar-benar tampan!"

"Aku benar-benar beruntung dapat melihatnya secara langsung!"

Ruangan itu menjadi bergema karean tiap teriakan dari semua orang. Semu berkumpul di sisi kanan dan kiri nya berjalan. Memberikan ruang untuk dirinya berjalan. Seoalah dia adalah raja hutan yang sedang lewat di daerah kuasanya.

DARK WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang