Chapter 12

752 66 0
                                    

"Kemana saja kau beberapa hari belakangan?" Aku tersentak, membuat kertas yang kutulisi tercoret. Zara tiba-tiba menepuk keras belakangku ketika aku menyelesaikan tugas kelompok yang tertinggal beberapa hari karenaku.

"Bukan urusanmu" kataku cuek, lalu berbalik mengambil tip-ex.

"Hey ayolah.. apa kau pergi dengan Athens?" tanyanya dengan wajah penasaran dan memelas.

"Well.. bisa ya bisa tidak"

Ia tersentak, "Benar kan dugaanku!" pekiknya dengan semangat membara. Sepertinya ia akan segera menghujani ku dengan ribuan pertanyaan.

"Apa kalian sedekat itu? Apa kalian berkencan? Apa kalian berpacaran? Apa saja yang telah kalian lakukan? Atau jangan jangan kalian sudah...."

Aku menyodorkan jari telunjukku ke bibirnya---menyuruhnya untuk diam.

"Jangan berpikir yang bukan-bukan!" rutukku kesal. "Kenapa tidak?" belanya lalu menyinggirkan jariku.

"Karena itu tidak mungkin"

karena aku manusia dan dia iblis

Kuputar bola mataku, "Sudahlah jangan membicarakan itu" erangku malas

Ia mengangkat bahu. "Oh ya, liburan musim dingin nanti kau mau kemana?"

"Entahlah, mungkin hanya akan berhibernasi di kamar" jawabku cuek

Yah, ini mungkin akan jadi musim dingin terdingin yang pernah aku alami. Banyangkan saja, musim dingin di kota terbasah di Benua Amerika. Mungkin yang turun bukan salju, mungkin yang akan turun es sekalian.

Yang kutahu sebagian penduduk Tutendo yang tidak tahan akan tinggal di tempat lain untuk sementara waktu. Musim dingin di kota ini terasa seperti berada di kutub!

.

"Brr"

Musim dinginnya seminggu lagi, tapi udara dingin---yang benar-benar dingin---sudah memasuki kota ini dan tentunya menusuk-nusuk kulitku sekarang. Lututku sudah gemetaran, tapi aku harus mengumpulkan tumpukkan buku ini ke meja Mr.Swan sebelum pulang.

"Jadi kau berencana pulang ke New York liburan ini?"

Seseorang tiba-tiba berdiri di depan ku, mengahalangi jalanku

"Berhenti membaca pikiranku!"

Athens menggeleng, "Tidak bisa" katanya lalu menunjukkan wajah innocent

"Menjijikkan jangan memasang wajah seperti itu!" erangku lalu ku dorong badannya. "Kau menghalangi jalanku"

"Cepat antar kumpulan kertas itu lalu temui aku di lapangan parkir" katanya lalu berjalan keluar dengam cuek nya.

Aku mendesis kesal, menyebalkan. Menyuruhku sesukanya, memang dia siapa? Dia bahkan tidak menawarkanku bantuan, tidak lihat apa ini sangat berat? Cih, dasar tidak berperi-keiblisan.

"Kita mau kemana?"

Ath sudah membukakan pintu lamborghini nya.

"Ikut saja!"

Akupun masuk ke sana dan ia berjalan memutar, masuk melewati pintu satunya dan duduk di samping ku---kursi kemudi.

Ia memutar kunci lalu menarik pedal gasnya. Membuat lamborghini itu menggerang pelan di bawah kami, mobil itu pun kemudian melaju dengan sangat mulus, membelah jalan beraspal yang licin karena karena gerimis. Aku menatap jalanan di depan, beberapa jalan sudah lumayan ditutupi salju padahal ini belum waktunya salju turun.

DARK WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang