Aku berbaring di atas dipan yang sudah disiapkan khusus untuk mengirimku ke dunia paralel. Hanya sebuah dipan, tidak ada apa-apa lagi seperti yang aku pikirkan--misalnya ramuan-ramuan berbau pesing.
Aku takut. Tapi ini satu-satunya hal yang bisa dilakukan demi menebus kesalahanku, meski ini terdengar mustahil dan tidak masuk akal. Aku sendiri bahkan tidak tahu kenapa hanya ada cara ini. Mungkin alasan aku istimewa hanya cara untuk mengirimku, karena aku adalah penyebab peperangan akan terjadi dan aku harus menyerahkan seluruh jiwa dan hidupku.
Tidak. Athens tidak akan melakukan itu, iyakan?
Tangan dingin wanita itu memegang pergelangan tanganku saat aku mulai menutup mata. Ia kemudian mencencengkramnya lalu muncul rasa menyengat atau terbakar yang seolah masuk ke nadi. Seperti ada elektron yang menggrasak bersamaan dengan jalannya aliran darah. Sakit sekali. Rasa itu kian menjalar dan menyebar ke seluruh syarafku, berawal dari pergelangan, lengan kemudian kaki lalu badan, leher hingga menyerang kepalaku, menyebabkan dengingan yang sangat keras--seperti lonceng besar yang berdenting tepat di samping telinga.
Kepalaku nyeri hebat. Selanjutnya hanya kegelapan yang terasa makin asing, lebih jauh, dan dalam. Aku merasa jatuh. Jatuh dalam lembah kosong yang tak memiliki dasar.
Aku akhirnya menemukan dasar untuk dijatuhi.
"Aw!"
"Alice! Kenapa kau tiba-tiba disini? Seseorang telah mengirimmu?"
Leo tampak terkejut melihat keberadaanku bersamanya. Aku meringis memegangi pinggangku yang sakit karena jatuh ke lantai yang keras.
"Berikan aku waktu sebentar untuk mengumpulkan nyawa kembali." kataku
Aku dan Leo sama-sama duduk bersandar di pojok ruangan yang tidak terdapat apapun. Hanya ruangan polos yang dibungkus dinding dan atap batu yang dipahat.
Aku mendesah berat. "Mari kita urutkan ini satu-persatu. Pertama, aku berada di mana?"
"Kau berada di penjara."
"Wah, sangat frontal. Lalu, kenapa kita ada di sini? Maksudku, hey kenapa mereka mengirimku ke sini lewat portal jika akhirnya akan jatuh di sini. Apa mereka tidak tahu? Apakah sesuatu yang bernama portal itu tidak memiliki setting tujuan?"
Aku mendengus sambil menggosok kedua telapak tangan sembari meniup-niupnya, berharap dapat mengurangi sensasi dingin yang berkonveksi dari dinding-dinding batu ke pembuluh syaraf. Kalau tahu begini aku akan membawa mantel atau baju hangat.
Leo memiringkan kepala memperhatikanku yang memeluk diri sendiri lalu mendentingkan jari dan munculah api dengan nyala yang berpendar terang. Lebih terang hingga menyerupai lampu pijar, tapi tanpa bohlam kaca.
"Thanks."
"Jangan terlalu di pikirkan. Kita tidak akan apa-apa, di penjara bukan berati dihukum. Ini hanya semacam..... penginapan." katanya dengan nada sedikit berpikir di ujung kalimat.
"Jadi apa." bukan bertanya tapi hanya mendumal pada diri sendiri.
"Kita hanya disuruh bertaruh."
"Apa? Ber-taruh? Hanya bertaruh? HANYA?"
Aku agak sedikit terbawa emosi. Ralat. Sangat terbawa emosi. Pria menyebalkan ini mengatakan kalau kita akan bertaruh. Kita, itu berati aku dan dia, parahnya juga dia mengucapkan kata hanya.
Dia terlihat sangat santai, mungkin memang bukan apa-apa banginya meskipun untuk bertaruh nyawa sekalipun, dia bahkan tidak punya nyawa. Tapi bagaimana denganku, aku masih 18 tahun dan belum lulus sekolah tinggi. Aku juga ingin kuliah, bekerja dan menikah nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK WINGS
Fantasy[FANTASY-ROMANCE] Alice Smith mendapati seorang kekasih dan sahabatnya adalah makhluk abadi. Terlebih lagi dirinya mengetahui bahwa mereka makhluk abadi yang terkutuk. Dan takdir mereka bertiga terukir jauh ratusan puluh tahun sebelum mereka terl...