Ini hari minggu, jadi aku hanya bermalas-malasan dirumah; Menonton acara TV dan memakan apa saja yang ada dikulkas.
Aku benar-benar seperti babi sekarang. Huft
"Ace, kau mau kemana?"
Kulihat Ace sudah rapi memakai jas hujan dan sepatu bot nya. Mungkin rapi dalam pemikiran kalian adalah memakai kemeja atau jas dengan celana dan sepatu yang super kinclong. Tapi tidak disini, di Tutendo. Kalian tidak akan menemukan hal itu, yang akan kalian lihat dari orang-orang hanyalah jas hujan, sepatu bot atau ditambah payung barangkali. Tidak akan ada yang memakai kemeja, jas, atau semacamnya. Toh, akhirnya semua juga akan berkahir basah kan?
Oke ini terlalu ribet.
"Aku akan ke Jacksonvile" katanya
"Wow, jack apa?" ulangku lagi ragu.
"Jacksonvile, Alice smithhhhh. Itu kota sebelah" katanya dengan penuh penekanan di nama belakangku
"Memang ada apa saja disana?"
"Manusia, kendaraan, toko, cafetaria, motel, internet" jawabnya sambil sedikit berpikir.
"Boleh aku ikut?"
"Kenapa kau harus ikut?"
"Ayolah Ace... aku benar benar bosan" Aku memelas.
"Tidak" jawabnya singkat, lalu berjalan menuju pintu depan.
Ish, menyebalkan
Aku mengahalangi jalannya,
"Aku membutuhkan internet untuk tugas sekolah!" jawabku asal.
Ia menatapku seduktif sesaat, kemudian kembali seperti biasa
"Baiklah, kalau itu untuk tugas sekolah"
Berhasil!
"Cepat ambil jas hujan dan sepatumu sebelum aku berubah pikiran" ancamnya.
"Ok captain! "
>>>>>>>>>
Jacksonvile hanya berjarak beberapa puluh kilometer dari Tutendo, tapi Jacksonvile benar -benar berbeda dari Tutendo.
Di Tutendo kau hanya bisa menemukan jalanan becek yang menyebalkan, jejeran pohon, hutan, dan rumah serta bangunan-bangunan tua. Tapi di Jacksonvile ada banyak jalanan besar dan bangunan megah berkerlap-kerlip.
Sebuah keajaiban ketika kau menemukan dua buah kota yang sangat dekat tapi keduanya benar-benar berbeda. Seperti langit dan bumi.
Serius.
"Wah, ini baru namanya kota" ucapku kagum ketika melihat air mancur di bundaran jalan.
"Kau senang?" tanya Acer sambil tetap memerhatikan jalan.
"Tentu!" Aku mengangguk mantap.
Tentu saja aku senang, rasanya seperti kembali ke New York. Tapi tetap saja lebih megah New York.
Acer menghentikan mobil di depan sebuah bangunan berwarna merah menyala dengan lampu lampu terang di depannya.
Mungkin ini cafetaria
Aku kembali memasang jas hujanku, lalu mengikuti Acer turun dari mobil.
Aku salah. Ternyata ini bukan cafetaria. Ini bar. Aku bisa merasakan bau sengatan alkohol yang menyeruak di setiap sudut ruangan ini.
Aku reflek menutup hidung,
"Harusnya aku tidak membawamu kesini" kata Ace merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, aku akan menyesuaikan diri" jawabku santai
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK WINGS
Fantasy[FANTASY-ROMANCE] Alice Smith mendapati seorang kekasih dan sahabatnya adalah makhluk abadi. Terlebih lagi dirinya mengetahui bahwa mereka makhluk abadi yang terkutuk. Dan takdir mereka bertiga terukir jauh ratusan puluh tahun sebelum mereka terl...