Author's POV
Dalam lorong yang gelap, panjang dan kokoh, terbuat dari tembok yang tersusun dari material-material pualam hitam dan terbentuk ratusan juta tahun silam, jauh sebelum manusia diciptakan. Athens berjalan dengan wujub iblisnya bersamaan dengan dua pemuda yang berdiri di belakang, menuju sebuah ruangan ujung yang terlihat sunyi. Ada berbagai macam aura terpancar dalam lorong yang nyaris tak pernah di lewati hampir seratus tahun itu. Apalagi legenda-legenda yang menceritakan kejadian apa yang telah terjadi di tempat ini, membuat tempat ini ditutup rapat-rapat oleh kerarajaan.
Ketiga wujud iblis itu berhenti di sebuah pintu kayu raksasa dengan dua obor menyala di depannya. Leo maju selangkah mendekati gagang besi pintu itu lalu mengeluarkan sebuah pendar cahaya hijau dari kedua telapaknya, membuat pintu itu terbuka lebar disertai suara decitan keras menggema.
Leo dan satu orang temannya lagi mempersilahkan Athens masuk sementara mereka berdua menunggu di ambang pintu, memberikan privasi antara tuannya dengan orang yang akan ditemui. Athens melangkah masuk dengan langkah panjang, memberikan kesan tidak gentar akan seseorang yang tidak pernah ditemui selama ratusan tahun itu.
"Akhirnya anda kembali setelah seratus tahun," Wujud palsu laki-laki renta dengan janggut putih sepanjang satu meter menyambutnya diantara lemari-lemari buku yang menjulang tinggi. "Saya tidak menyangka Raja akan mengirim anda kemari lagi"
Tanpa di persilahkan Athens duduk di salah kursi tua di ujung ruangan bundar berdiameter sepuluh meter itu, menautkan kedua jari telunjuknya di bawah bibir, "Apa yang harus aku lakukakan?" Athens membenci basa-basi apapun itu bentuknya.
Laki-laki itu ikut duduk lalu mengambil salah satu gulungan kulit domba yang terikat akar bakau. Gulungan itu bertuliskan huruf romawi kuno. "Anda ingat dengan ini?" Laki-laki itu memulai. "Cerita puteri Ignacia dan anak haramnya?" Athens berpikir sejenak. Laki-laki itu mengangguk membenarkan. "Ada ramalan yang mengatakan anak haram Sang Puteri Ignacia belum mati dan suatu saat akan kembali ke dunia Zeusta lalu membuat sebuah kerajaan baru yang berkuasa di seluruh dunia Zeusta," Athens terkejut dan mulai penasanaran atas penjelasan laki-laki berjanggut selantai itu. "Kerajaan kita atau bahkan seluruh kerajaan akan hancur jika kerajaan baru itu berkuasa. Oleh karena itu, anda sebagai putera mahkota tertua di kerajaaan ini ditugaskan untuk tidak membiarkan hal itu terjadi."
Athens melipat kedua tangan, merasa kehilangan rasa penasarannya. Sekarang malah jadi tampak tidak menarik, tidak terima atas kalimat terakhir. "Kenapa aku harus melakukannya?" ucapnya santai tak bergeming. Ia masih melihat gulungan yang tertulis ratusan tahun lalu. "Mengapa aku harus melakukan segala sesuatu yang diperintahkan kerajaan. Sedangkan aku sendiri di usir dari kerajaan itu. Jadi apa untungnya bagiku?"
Pria tua dihadapannya menatap santai, "Anda memang tidak berubah, masih tidak pernah mau menuruti kemauan Raja." ia kemudian tertawa kecil. "anda tidak hanya akan mendapat tangan kosong. Anda akan mendapat penawaran." sambungnya di sela-sela tawa. "Penawaran semacam apa itu?" Athens menegakkan badan. "Jika berhasil, maka anda akan langsung dinobatkan menjadi Raja menggantikan Ayahanda sendiri,tanpa syarat. Dengan begitu Anda tidak akan menikah dengan puteri.." ucap laki-laki itu dengan mantap, yakin Athens akan tertarik. Dan memang benar, ini kesempatan yang menguntungkan bagi Athens.
"Saya tahu kita harus menunggu satu tahun lagi saat anda genap berumur 300 tahun dan saat itu juga anda akan mencapai tahap kedewasaan. Tapi, tidak ada salahnya mencoba sekarang." Athens menangkup wajah dengan kedua tangannya. Mendengarkan dengan seksama penjelasan demi penjelasan. "Lagi pula, akan ada baiknya kita melalukaknnya sekarang. Kelahiran anda dengan putera Ignacia hanya bertaut satu tahun. Kita bisa menyusun stretegi lebih awal saat anda lebih dulu mendapatkan kekuatan murni anda saat genap 300 tahun nanti." Athens mengangguk-angguk.
"Jadi apa yang harus kita lakukan?" Pria berjanggut merasa puas karena rayuannya berhasil. "Oleh karena itu Raja mengirim anda kemari," laki-laki itu kemudian berdiri dari duduknya yang nyaman, menghampiri satu blok rak buku yang menjulang lalu mengambil salah-satu buku tebal di sana lalu membuka beberapa halaman, "untuk mengalahkan putera Ignacia hanya ada satu cara," Pria itu masih membalik-balik halaman, Athens masih setia menunggui. "yaitu dengan cara menusuk jantungnya menggunakan pedang suci vhisco yang sampai sekarang masih menjadi misteri dimana keberadaanya."
Athens mulai berpikir keras, lalu ikut berdiri. "Apa kalian semua sudah gila? Kalian menyuruhku mencari keberadaan sebuah pedang suci yang entah apalah itu namanya yang bahkan tidak pernah diketahui namanya? Bagaimana aku bisa menemukannya?"
Pria berjanggut itu tersenyum, "Inilah salah satu alasan mengapa anda diperintahkan untuk melakukan tugas ini. Karena hanya anda yang dapat menemukan pedang itu. Takdir kalian berhubungan. Anda, putera Ignacia, dan satu orang yang belum diketahui identitasnya berada dalam ramalam yang sama. Dan kalian bertiga akan menjadi penentu masa depan dunia Zeusta maupun dunia manusia." bisik laki-laki renta itu dengan sangat pelan, hampir terbawa oleh angin. Membuat athens menekan salivanya dalam lalu mencerna kalimat dalam-dalam.
x X x
Angin berhembus dengan sangat kencang membuat khorden kuning terang di samping Alice tertiup ke sana kemari. Dan meski angin kencang menyapu-nyapu kulitnya yang tipis, dirinya sama-sekali tidak merasakan dingin sedikitpun. Membuatnya menyadari ini bukan karena faktor sudah terbiasa hidup di lingkungan terdingin di Amerika. Tapi, seperti ada sesuatu yang terus menempeli atau melindungi dirinya sehingga tidak pernah kedinginan.
Alice kemudian turun dari kasunya (yang sebenarnya adalah kasur August) lalu menyingkap khorden itu, membuka pintu jendelanya lebar-lebar kemudian membiarkan angin kencang menerpa seluruh tubuhnya, membuat rambut nya terkibas bebas ke segala arah. Alice merasakan sentuhan keras udara yang menerpa di tiap senti tubuhnya, berusaha menemukan kepingan-kepingan kecil sensasi menggelitik di jaringan sarafnya. Namun ia masih belum bisa merasakan itu. Ini sudah kelewatan aneh. Pasti ada sesuatu yang salah dengan dirinya, tidak ada orang yang tidak kedinginan di bawah cuaca seperti ini.
Suara getar terdengar dari ponselnya. Ia mengangkat telepon itu, "kau sedang berada di mana?" Dalam getar frekuensi yang bergelombang dapat ia dengar suara Athens yang menunjukkan kekhawatiran yang amat-sangat. "Aku sedang di flat temanku"
"Aku merasakan hal buruk akan terjadi." Athens berbicara dengan cepat dan terburu-buru seolah ia sedang berkejaran dengan seseorang atau apapun.
Angin terus menerpa rambut Alice ke sana kemari, membuat rambutnya mengenai bagian wajahnya hingga ia hampir tidak bisa melihat dengan jelas. Ia mencoba membenarkan rambutnya, dan setelah dia dapat melihat dengan jelas. Ada sesuatu yang muncul dari balik kabut diujung jalan, membuat dirinya lupa akan pemhicaraannya dengan seseorang di seberang telepon. Alice yakin ia tahu apa itu. Itu August.
"Lice? Kau masih di sana?"
"Lice?..."
Sementara itu, suara beriak angin masih memenuhi telinganya, matanya masih melihat August dengan teliti dari kejauhan. Kemudian ada tiga orang lagi yang muncul entah dari mana menuntun August. Alice tercekat, ada rasa khawatir campur penasaran yang mendorongnya untuk memata-matai.
Dan dengan kenekatan yang amat bulat, ia turun dari anak tangga dengan cepat lalu keluar rumah. Namun sudah tidak ada siapa-siapa lagi. Alice melihat ke sisi dimana ada kabut tempat August dan ketiga orang lainnya lagi datang.
Ia kemudian berjalan memasuki kabut itu dengan perlahan, tidak menghiraukan aura gelap yang ikut tertarik saat tiap kali ia melangkah. Dan dalam kegelapan yang asing, saat dirinya tidak bisa melihat apa-apa. Ada sesuatu yang menahan, menarik tangannya dengan tiba-tiba.
..··..
170908
Buru-buru update setelah liat viewers sudah mencapai 2k :"))))
Ah gak kerasa aja rasanya. Setelah ini aku janji bakal sering update lagi. THANKSS YANG SUDAH BACA CERITA INI♥♥♥
Jangan malu untuk meninggalkan kritik dan saran di kolom komentar. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK WINGS
Fantasy[FANTASY-ROMANCE] Alice Smith mendapati seorang kekasih dan sahabatnya adalah makhluk abadi. Terlebih lagi dirinya mengetahui bahwa mereka makhluk abadi yang terkutuk. Dan takdir mereka bertiga terukir jauh ratusan puluh tahun sebelum mereka terl...