Bagian 1.

3.3K 126 3
                                    


Cinta tanpa pengharapan, tidak ada artinya. Dan cinta tanpa pengorbanan pun tidak akan ada artinya juga.

Jadi, kita membutuhkan kedua hal itu untuk melengkapi kisah cinta kita.

- DarkQueen.

Seperti biasa, aku bangun lebih awal dari eomma dan daddy. Dan juga abang Angkasa.

Aku membuka jendela dan melihat indahnya suasana pemandangan pagi seperti ini.

Aku melamun.

"Bang Faro.. kapan sih abang peka sama perasaan aku?" Gumamku.

Selalu saja seperti ini.

"Tuhan.. buatlah Bang Faro cinta sama Aretha. Aretha tahu kok kalau itu lama, tapi Aretha yakin pasti akan terjadi." Doaku.

Doaku hampir sama setiap pagi.

Selalu meminta agar bang Faro peka. Selalu seperti itu doaku.

Aku berjalan keluar kamar.

Dan aku melihat eomma sudah di dapur. Tumben. Biasanya eomma bakalan bangun kalau aku sudah siap.

"Tumben eomma sudah bangun." Kataku. Aku duduk di kursi bar.

"Eomma lagi pengen bangun pagi aja. Lagian daddy masih tidur. Jadi, eomma putuskan buat ke dapur." Kata eomma.

Aku hanya mengangguk tanda mengerti.

Ada keheningan diantara kami.

"Aku keluar dulu ya eomma. Mau olahraga." Kataku. Dan eomma hanya menjawab dengan deheman saja.

Untung saja aku masuk sedikit lebih siang. Jadi, aku bisa meluangkan waktu untuk berolahraga.

Aku berlari kecil dan keluar rumah.

Aku selalu begini. Selalu beralasan mau olahraga. Padahal, aku hanya ingin melihat bang Faro sedang bermain basket.

Memang rumah kami hanya berjarak 10 rumah. Jadi, aku bisa melihatnya kapanpun saat aku bisa bangun pagi.

Dan benar dugaanku. Bang Faro disana. Bermain basket dengan seseorang. Apa itu uncle Arsen? Tapi, kok rambutnya panjang?

Aku mendekati. "Pagi bang.." sapaku.

Mereka menghentikan aktivitas yang mereka lakukan barusan.

"Pagi." Balas bang Faro singkat.

Orang yang bermain basket dengannya menoleh ke arahku. Ternayata kak Abigail.

"Pagi kak." Sapaku.

"Pagi.  Kamu ngapain disitu? Ayo masuk.." ajak kak Abigail padaku. Kak Abigail membuka pintu pagarnya.

"Ayo masuk." Ajaknya.

Dia berusaha mendekatkan ku dengan bang Faro. Karna, dia tahu kalau bang Faro gak akan pernah peka.

"Enggak deh Kak. Aku mau olahraga dulu. Nanti kalau sempat aku mampir ke sini." Kataku.

Be Confused Feelings ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang