Bagian 13.

1.1K 45 0
                                    

Hai.. miss me? No? Okey.

"Dok.. aku ampun deh kena bau obatnyaaa.." rengekku pada dokter yang menanganiku sedari kecil ini.

"Aretha.. ini masih seperempat obat yang masuk ke tubuh kamu." Katanya.

"Iya Reth.. sabar. Lagian, nih obat cuman masuk seperempat aja di tubuh lo." Kata Ivan.

"Aku tak kuat dok kena baunya. Ini membuatku semakin pusing." Kataku.

"Sabarlah. Ini tidak akan berlangsung lama kok." Katanya lagi.

Pandanganku menggelap dan semuanya menghitam. Tubuhku langsung terkulai lemas.

-
-

"Enghhh.." gumamku.

Aku membuka mataku perlahan. Menyesuaikan cahaya yang masuk kemataku.

"Akhirnya lo sadar." Kata seseorang. Aku menoleh ke arah sumber suara tadi.

"Ivan.. Berapa lama gue pingsan?" Tanyaku.

"Sejam lebih." Katanya.

"What?! Berarti sekarang sudah jam.." aku menggantung kalimatku. Dan aku melihat jam.

"Jam 4! Gue akan ketinggalan latihan band disekolah." Kataku.

"Tenanglah. Ini masih jam 3. Jam milik lo, gue cepetin 1 jam." Katanya sambil cekikikan.

"Eh kunyuk. Dasar sialan." Aku melemparinya dengan bantal yang aku gunakan.

"Hahahaha.. lo lucu kalau kaget begitu." Katanya sambil tertawa.

"Gak lucu. Ah elah." Kataku kesal.

"Dan satu lagi, latihan band di sekolah dibatalin. Gurunya gak bisa dateng." Katanya lagi.

"Masa? Gue gak percaya." Kataku.

Dia menyerahkan ponselku. Lalu memberikan chat yang diberikan Calista.

CalistaJR : Hari ini lat band dibtlin. Grunya g bsa dtg.
ReynandoWood : yaelah-,- kampret amat tuh guru*emosi

Aku langsung menutup aplikasi Line dan menaruh ponselku kembali.

"Masih bilang gue bohong?" Tanyanya.

"Iya deh. Lo gak bohong." Kataku.

Oke. Hening kembali.

"Gue boleh pulang gak?" Tanyaku.

"Boleh." Katanya.

"Kalau gitu, anterin gue pulang." Kataku. Aku berusaha mendudukan tubuhku.

"Sekarang?" Tanya nya.

Aku menatapnya sebal. "Enggak! 2 minggu lagi!" Kataku ketus.

"Baik-baik. Gue hanya bercanda. Ayo gue anter pulang." Dia membantuku berjalan meninggalkan kamar inap.

"Thanks ya Van." Kataku setelah ia sudah berhenti tepat di depan rumahku.

"Anytime." Katanya sambil tersenyum.

"Masuk dulu yuk." Ajakku.

"Enggak deh Reth. Gue janji sama Em kalau gue bakalan temenin dia main ps." Katanya.

"Oke deh. Btw, makasih banget ya." Kataku. Aku membuka pintu mobil lalu berjalan keluar.

"Sama-sama Reth. Lo kayak apaan deh sama gue." Katanya sambil tertawa.

"Hati-hati ya Van." Kataku.

"Oke. Masuk gih, nanti di culik sama om-om tahu rasa lo." Katanya.

Be Confused Feelings ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang