Satu per-satu teman yang fake semakin keliatan. - Fanny amanda.
Aretha POV.
Aku mencari nama pengirimnya. Hasilnya nihil. Hanya ada tulisan To : ArethaND.
Tulisannya dibilang rapi enggak dan dibilang jelek juga enggak.
Aku menyobek amplop itu. Didalamnya berisi lembaran kertas yang berwarna biru.
Aku membuka lembaran kertas itu. Sebuah puisi! Aku membacanya perlahan.
Dikala diriku jauh darimu
Tak mampu menggapai tanganmu
Semakin kusadari
Betapa merindunya hati ini
Akan dirimu
Betapa sesaknya dadaku ini
Menghirup udara tanpa adanya dirimu
Tak sanggup lagi aku membuka mataku
Mendapati dirimu yang sulit kujangkauAD.
Siapa nih yang kirim?
"Woy!" Aku terlonjak kaget saat seseorang menyentuh pundakku.
"Apaan sih Cal?!" Kataku ketus.
"Yee.. apa itu?" Calista langsung merebut kertas yang aku baca barusan. "Lo dapet suara kaleng lagi?" Tanya nya.
Aku mengangguk. "Tapi, kali ini bukan dari Azka. Tapi, AD. Gue gak tahu siapa." Kataku.
"Tik.. tok.. tik.. tok.. berpikir Calista. Aha! Gue tahu siapa!" Pekiknya.
Aku menatapnya heran. "Siapa emangnya?" Tanyaku heran dan bingung.
"Gue tahu. Dan gue yakin pasti bang Faro. Because, dia punya nama AD juga. Alfaro Devis." Kata Calista.
"Gak mungkin. Jangan berharap. Bang Faro gak suka sama gue. Dia lagi deket sama temennya itu." Kataku menggeleng dengan kuat.
"Maybe.. bang Faro diem-diem suka sama lo. Dia gak nunjukin." Kata Calista semangat.
Tiba-tiba sebuah pengharapan di diriku muncul kembali ke permukaan. Aku langsung menatapnya penuh harap.
"Beneran lo?" Kataku penuh harap.
"Maybe.." kata Calista. Dia mengangkat bahunya tak tahu.
"Semoga." Kataku penuh harap.
Krriinngg!!! Bel masuk berbunyi.
"Woy.. bu Lena dateng.." teriak Aldo dari pintu masuk kelas.
Aku dan Calista langsung duduk di tempat kami semula.
Saat bu Lena masuk, suasana kelas menjadi mencekam dan sedikit horor.
"Bu Lena kenapa sih? Kok kelas radak mainstream gini?" Bisikku pada Calista.
"Kalo bu Lena masuk ke kelaskan memang suasana kelas begini." Bisiknya.
"Yang masih ingin bicara, silahkan angkat kaki dari kelas." Kata bu Lena tajam.
Kami semua langsung menunduk. Tak berani menatap ke arah bu Lena.
"Buka buku cetak halaman 37. Saya akan menjelaskan materinya." Kata bu Lena.
Kami semua langsung terdiam dan mendengarkan penjelasan dari beliau.
ΔΔΔΔΔ
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Confused Feelings ✅
Teen FictionTHIS WORK PROTECTED UNDER THE COPYRIGHT LAWS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (UU HAK CIPTA RI NO 19 TAHUN 2002) **** Apakah bisa kamu mencintai aku kembali? Apakah bisa? Aku terlalu lelah untuk mencintai seorang diri. Dan juga, aku sudah bosan mencinta...