Fanny come back. Ehehe... gimana? Sebenernya itu ideku. Tapi, si J yang ngetik. Haha.. dia jadi babuku untuk beberapa hari. Hahaha.. peace J.
Oke. Stay tune. Bye.
Δ Δ Δ Δ Δ
I never stopped loving you, I just stopped showing it(:
Δ Δ Δ Δ Δ
Mataku terbuka saat sebuah cahaya lampu mengenai mataku secara langsung.
Aku dimana? Bukannya tadi aku lagi mau ke kamar mandi ya? Kok aku disini? Ada apa ini?!
"Sadar juga lo." Kata seseorang dengan nada yang sangat sinis menurutku.
Aku berusaha membuka mataku lebih dalam disebabkan oleh cahaya yang minim.
"Gue dimana?" Tanyaku. Aku sedikit berteriak saat mengatakan hal itu.
"Lo gak perlu tahu lo dimana. Gak akan ada yang cari lo. Dan mereka gak akan temuin lo disini." Katanya. Dia mendekat.
Sepertinya seorang wanita. Karna, aku mendengar suara hak yang berdentam menyentuh tanah.
"Siapa lo?!" Tanyaku. Aku meronta agar lepas dari ikatan. Tapi, hasilnya nihil.
"Hahaha... lo gak akan bisa lepas dari sana. Lo terlalu lemah untuk lepasin tali itu." Katanya mengejek.
Oh gitu? Tenang. Aku punya pisau lipat di saku gaunku. Nanti aku akan ambil. Hahaha..
"Apa lo bilang? Gue lemah? Haha.. lo belum lihat gue berubah jadi monster ya?" Kataku dengan sedikit gurauan.
"Hah? Mana ada monster penyakitan? Hello.. sadar dong." Katanya mengejek.
Dia siapa sih? Sok amat jadi orang!
"Lo siapa setan?!" Tanyaku dengan sedikit kesal padanya. Seenaknya mengejek orang. Tapi, gak ngaca. Huu..
"Yakin lo mau tahu?" Tanya nya. Ada sedikit tawa sinis di setiap katanya.
"Kalau lo bukan pocong, gue bakalan mau tahu." Kataku yakin.
Suara hak tinggi itu mendekat. Aku meraba-raba saku gaunku. Untuk mengambil pisau lipat.
Saat ia sudah di depanku, aku baru mengerti dia siapa. "Cecilia?!" Pekikku.
"Seharusnya gaun ini tuh gue yang make. Bukan lo cewek penyakitan!" Katanya.
"Bermimpilah terus nona." Kataku.
Gotcha! Aku mendapatkan pisau lipatku. Aku menggeseknya ke tali yang mengikat tubuhku.
"Iya. Gue terus bermimpi. Dan gue akan mewujudkannya dengan cara membunuh lo sekarang." Katanya.
"Kalau bang Faro gak mau sama lo gimana?" Tanyaku. Aku menaikan satu alisku.
"Dia harus mau! Apapun yang terjadi! Dia harus mau sama gue!" Katanya.
Yeee... maksa amat lu sialan! Batinku.
"Kalau bang Faro mau tapi, keluarganya gak mau. Lo mau ngapain?" Tanyaku.
Tinggal sedikit lagi terbuka. Ayoo..
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Confused Feelings ✅
Teen FictionTHIS WORK PROTECTED UNDER THE COPYRIGHT LAWS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (UU HAK CIPTA RI NO 19 TAHUN 2002) **** Apakah bisa kamu mencintai aku kembali? Apakah bisa? Aku terlalu lelah untuk mencintai seorang diri. Dan juga, aku sudah bosan mencinta...