Part 4

383 48 34
                                        

Hola.... Aku kembali dengan keterlambatanku. Sebelumnya aku mohon maaf ya 🙏. Kalo begitu, langsung aja ya....
Dozo....

7 hari setelah Inoo menantang Chinen untuk membuktikan satu kejahatan yang telah di lakukan Yamada padanya, itu artinya hari ini adalah hari terakhirnya untuk mencari bukti. Namun hingga saat ini, tak satu pun hal yang membuktikannya.

‘Ini salahku, mengatakan orang jahat seenaknya saja’ gumam Chinen dalam hati. Selama 6 hari ini, Chinen merutuki kesalahannya. Ia menyesal kenapa mulutnya itu seenaknnya mengeluarkan pernyataan tersebut.

Chinen mengendarai sepedanya santai, fikirannya melayang jauh entah kemana. Hingga ia melihat jam besar dari sebuah gedung menunjukkan pukul 07.58.

“YABAI !!! Aku akan terlambat lagi” Chinen mengayuh sepedanya secepat mungkin. Walau ia tau, secepat apa pun ia mengayuh sepedanya, tidak akan menutup kemungkinan ia akan terlambat.

Di sinilah Chinen sekarang, berdiri di depan ruang konferensi dengan wajah sebal. Tidak seperti pertama kali ia dihukum, berdiri dengan berlinangan air mata dan sesengukkan layaknya anak kecil yang tidak dituruti permintaannya. Sekarang, ia hanya berdiri dengan mulut yang sedikit memaju karna sebal.

.
.
.

“Daijoubu ka ? Ryo-chan ?”, ucap Inoo saat semua staf keluar dari ruang konferensi.

“Hn, daijoubu” jawab si empu yang di ajak bicara tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas di tangannya.

“Benarkah ? Aku merasa akhir-akhir ini kau kurang baik”

“…”

“Kau tak ingin bercerita padaku ?”

“…”

“Baiklah, kalau pun kau tak bercerita, aku pasti tau apa yang telah terjadi padamu”

“…”

“Ryo-chan, Ingat ya, aku selalu setia menjadi pendengarmu”

Yamada menatap Inoo sebentar lalu melanjutkan aktifitasnya. Ia menghela nafasnya sebelum akhirnya menjawab.

“Hm… Kei-nii”

“Ha’i, wakatta wakatta. Kalau begitu, aku akan kembali ke mejaku untuk membenahi beritamu. Ok, jaa na” Inoo menepuk bahu Yamada sebelum ia melenggang pergi.

“Eh, Chii-chan ? Kau menunggu Yamada-san ? Dia ada di dalam, semoga berhasil. Jaa na..”

Yamada lagi-lagi menghela nafasnya. Ia hampir lupa jika masih ada bocah imut yang menunggu bentakkan darinya.

Chinen masuk ke ruangan dengan kepala yang terus tertunduk. Chinen yakin, hari ini akan seperti hari-hari yang lalu. Chinen menarik nafasnya dalam-dalam. “Ano, Yamada-san…”

“Sekarang kau pergi dan belikan aku strawberry” ucap Yamada tanpa menoleh.

“Eh ?” seketika Chinen manatap wajah Yamada yang masih fokus dengan kertasnya. Tidak biasanya Yamada memberikan hukuman seperti ini padanya.

“Kenapa ? tak mau ? hari ini kau mau tak dapat bagian berita, hah ?” kini Yamada mengalihkan pandangannya pada si penyiar pendampingnya.

“Ti-tidak Yamada-san”

“Sekarang pergi !”

“Ba-baik” belum sempat Chinen melangkah keluar, suara Yamada menghentikannya.

“Tunggu, waktumu hanya 15 menit. Ku tunggu kau di ruangan”

“Eh ????”

“Cepat sana !”

Tasukete [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang