Part 13

792 40 101
                                    

Kembali lagi sama Harumi 😁😁 kangenkan sama Harumi...?? 😏 #plak. Sebelum baca, perhatikan ini baik-baik!

WARNING!!! 

NC
BxB
Disarankan bagi kalian yang belum cukup umur untuk tidak membacanya! 
Bagi kalian yang tak menyukai adegan yaoi yang terlebihan tidak usah baca part ini! 
Part ini dapat menyebabkan :
1. Keringat dingin v:
2. Sensasi geli tak karuan v:
3. Muntah-muntah v:
4. Meliarnya otak kalian v:
5. Dan masih banyak lagi v:

Lebay? Ya sudah, abaikan saja Harumi ini yang memang sedang p.a 😂😂😂

Dozo.... 





Tiga hari berada di rumah sakit sudah membuat Yamada bosan setengah mati. Yamada yang notabane sudah akrab sekali dengan tempat bernama rumah sakit itu, memilih untuk pulang lebih cepat.

"Seharusnya kau tak usah repot-repot menjemputku, Yuri"

"Tidak apa, hari ini aku libur, dan Inoo-chan menyuruhku menjemputmu karna dia tak bisa meminta izin pada Takaki-san" jawab Yuri sambil terus fokus pada kemudinya.

"Takaki ? kenapa Kei-nii harus meminta izin padanya ?" ada gurat sebal terpatri di wajah menawan Yamada.

"Ah iya, aku lupa memberitahumu. Inoo-chan saat ini telah di tempatkan sebagai asisten pribadi Takaki-san" Chinen berkata dengan hati-hati, takut membuat Yamada malah memikirkan masalah itu lagi.

Yamada menghela nafas pasrah, ia kembali menyenderkan kepalanya pada kursi mobil. "Lihat saja, jika dia macam-macam pada Kei-nii"

Diam. Hanya ada suara laju mobil dan riuhnya keadaan sekitar yang terdengar samar-samar dari dalam mobil. Hingga tiba-tiba... sebuah suara memecah keheningan.

Krukk...

Yamada yang peka suara tersebut berasal dari mana, langsung mengalihkan intensinya pada sang sumber.

"Kau, lapar ?"

Wajah Chinen memerah menahan malu. Kenapa perutnya ini selalu membuat dirinya jadi malu setiap kali berduaan dengan Yamada ?

"Hehehe... sepertinya aku tadi lupa untuk sarapan" jawab Chinen dengan cengirnya.

"Baiklah, sebelum ke apartementku, sebaiknya kita mampir ke mini market dulu"

"Eh ? untuk apa ?"

"Untuk membeli bahan makanan, aku akan memasak" jawab Yamada enteng.

"Eh ...? Tak usah seperti itu, lagi pula aku bisa mencari makan sediri"

"Kau ini percaya diri sekali, ya. Memangnya yang lapar itu hanya kau ? aku juga lapar. Lagi pula untuk apa aku hanya membuatkanmu makanan ?"

Yak, untuk kesekian kalinya Chinen merutuki kebodohannya. Polos sekali dia.

Yamada yang melihat ekspresi lucu di wajah Chinen, terkikik pelan. Dia senang karna berhasil menggoda si mungil itu.

.

.

.

Dentingan sendok dan piring mengisi ruang makan di apartemen Yamada. Yamada diam-diam melirik ke arah Chinen yang sedang menyantap masakan buatannya itu. Lengkungan senyum terbentuk di wajah Yamada saat melihat manusia paling imut di depannya itu terlihat sangat menikmati masakannya.

Tasukete [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang