Yak, kembali lagi sama Harumi yang akhir² ini malah jadi hiatus 😁😁 heheheh maap keun. Ada yang kangen sama Harumi? 😊 Cie kangen cie..... Ckckckck 😏😏 Ya sudah lah, langsung aja ya.
Dozo.....
Sabar. Itulah yang sekarang berada pada kamus besar Yamada. Sabar menghadapi setiap cemooh Takaki. Sabar dalam meladeni perintah Yaotome yang terkadang tidak masuk akal baginya. Serta sabar dalam menghadapi semua gosip yang beredar di sekitarnya.
Ingin rasanya ia berteriak pada dunia, mengatakan bahwa dirinya lelah dengan semua skenario yang di berikan sang Kamisama padanya. Ingin rasanya ia menyelam ke dalam lautan, agar dirinya dapat bersembunyi dari kejahatan dunia yang selama ini ia rasakan.
Tapi mau bagaimana lagi, tuhan telah berkehendak. Hukum alam telah menentukan. Dan beginilah jalan hidup yang harus ia lalu.
"Yamada-san, anda di panggil untuk menghadap presdir" seorang pegawai menghampiri Yamada dengan langkah yang ogah-ogahan.
"Ha'i, arigatou" jawab Yamada yang di tanggapi dengan ekspresi tak percaya oleh pegawai tersebut. Mungkin sedikit aneh baginya saat mendengar kata 'arigatou' keluar dari mulut Yamada. Seburuk itukah pandangan semua orang padanya ?
Yamada langsung meninggalkan meja kerjanya dan bergegas menuju ruang presdir.
Tok tok... Yamada mengetuk pintu.
"Masuk" Yamada membuka pintu tersebut dan menampakkan Yabu, sang presdir yang sedang bergerak kesana kemari dengan gelisah.
"Ada apa anda memanggil saya kemari, presdir ?"
"Ryosuke" Yabu mendekatkan dirinya pada Yamada. "Saya bingung harus mengatakannya bagaimana" raut wajah Yabu semakin terlihat kebingungan.
"Memangnya ada apa Yabu-san ?"
"Yaotome-san, ia... ia..." Yabu benar-benar tak tau harus mengatakan hal itu bagaimana. Ia takut penyiar kesayangannya itu malah kecewa dengan apa yang akan dia sampaikan.
"Yaotome-san menyuruh saya untuk apa ? katakan saja Yabu-san" Yamada menerka-nerka, sepertinya ia tahu tujuan pembicaraan ini kemana arahnya.
Yabu terdiam sejenak. Menatap mata Yamada untuk mencari ketenangan sebentar. Ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya. "Yaotome-san memintamu untuk kembali ke bagian tim peninjau"
Bagai di hantam ombak besar. Ini sulit di percaya sama sekali. Seenak jidatnya kah, Yaotome menyuruh hal itu ?
"Saya berjuang bertahun-tahun untuk mendapatkan posisi penyiar, dan sekarang dia seenaknya menyuruh saya kembali ke bawah tanah ?"
"Aku berkali-kali membujuknya untuk tidak melakukan hal itu, Ryosuke. Tapi ia malah mengadukannya pada kolega terbesar kita. Kau tau bukan, Yaotome di angkat menjadi direktur oleh kolega kita yang satu itu ?"
Ya, Yamada tau. Yang dapat di simpulkan oleh Yamada dari masalah ini adalah 'ini semua perbuatan si tua bangka itu !' geramnya dalam hati.
Yamada benar-benar tak habis fikir, tidak puaskan mereka menyiksa Yamada dari kecil ? tidak puaskah mereka mempermainkan mentalnya ?
"Maaf Yabu-san, tapi kali ini saya tak bisa melakukannya. Saya tak akan menyerahkan posisi saya saat ini begitu saja. Ini terlalu gila untuk saya lakukan. Permisi"
Yabu tak marah sama sekali dengan perkataan Yamada barusan. Toh, dia juga tak mau penyiarnya itu kembali menjadi tim peninjau.
.
.
.
"Aku dengar, kau akan di pindahkan kembali ke tim peninjau, ya ? Omedetou" Takaki Yuya, menghadang jalan Yamada dan seenaknya berkata seperti itu seakan-akan hal tersebut adalah kabar gembira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tasukete [HIATUS]
FanfictionYamada Ryosuke, sang maskot utama siaran berita utama malam. Sosok yang sangat tegas juga teliti. Sikapnya yang sangat tegas justru terkesan sangat galak dan menyebalkan bagi sebagian staf dan pekerja. Namun, di balik semua baju besi yang ia kenak...