"Hmm gue bantuin lo bersihin luka lo ya," Ashella mendekat kearah kursi Nico dan menyunggingkan seulas senyuman kearahnya.
Nico segera menatap tajam mata Ashella dan membuat Ashella membeku ditempat. Ashella berusaha bersikap santai, ia pun mulai mengambil rivanol dan kapas di dalam kotak P3K yang menggantung di dinding UKS.
Jemari Ashella hendak menyentuh wajah Nico untuk mulai membersihkannya, namun dengan cepat tangannya ditepis oleh Nico. Ashella kaget dan refleks tangannya melepas sebotol cairan kuning yang bernama Rivanol itu, dan cairan itu pun tumpah tepat sekali di seragam putih milik Nico.
Anjir anjir anjir!!! Mampus mampus!!! Gawat!!! Gue mau kabur rasanya!!! batin Ashella mulai waswas dan jantungnya sudah berpacu cepat dari tadi.
Nico pun melihat ke arah seragamnya yang sudah dialiri oleh cairan alkohol itu. Cukup lebar cairan itu tercetak di seragam putihnya dan warna itu mencolok sekali. Seketika Nico melirik kepada Ashella dan memutar bola matanya jengah. Ashella menunduk, sembari merutuki kebodohannya sendiri di dalam hatinya.
"Aduh, maaf ya gue gak maksud. Suer deh!" Ashella memasang wajah memelas dan menundukkan kepalanya sembari mengangkat tangan membentuk 'peace'.
Tetapi nihil, tidak ada respon apapun dari Nico.
Plis jawab Nic jangan bungkem aja. Kebungkaman lo bikin gue makin takut, Nic. Ashella membatin.
Ashella pun memandang Nico sekejap dan dia melihat ekspresi datar dari Nico dan sama sekali tidak ada amarah yang terpancar di wajahnya. Dengan kalemnya Nico memainkan ponsel nya dengan kepala yang ditundukkan.
"Maaf," Ashella hanya mengucap satu kata penyesalan itu. Dipandangnya Nico dengan mata hazelnya yang lembut dan dengan wajah yang tenang.
"Gue, bisa kok pin-jemin sweater gue ke lo, Buat nutupin baju lo yang kena alkohol," Ashella menawarkan tawaran untuk menenangkan hatinya. Namun Nico tetaplah Nico ia tetap diam dengan wajah yang datar.
"Oke,tunggu sini gue ambil dulu ke kelas dan lo jangan kemana-mana ya." Ashella pun berbalik dan berlari menuju kelasnya.
Ashella pun sampai di depan kelasnya dan segera mengatur nafasnya agar teratur. Ia segera membuka tas abu-abunya dan mengambil sebuah sweater berwarna putih bercetak sebuah tulisan dan segera berlari lagi keluar kelas. Ia tidak peduli lagi pada pelajaran yang mungkin akan dilaksanakan sekitar 10 menit lagi. Ia berlari tergesa-gesa menuju UKS dan sesampainya di pintu UKS ia segera mengatur nafasnya agar tidak terlihat gelagapan oleh Nico.
Ia segera bersikap layaknya biasa saja dan masuk kedalam. Nico yang sedang memainkan hpnya tersadar dan melirik kearah Ashella. Ia tahu Ashella sedang menutupi nafasnya yang sedang memburu karena ia sudah berlarian sejak tadi.
Ashella menyodorkan sweater putihnya kepada Nico.
"Nih, dipake ya. Kan malu kalo lo keluar kayak gitu," Tunjuk Ashella dengan matanya kearah baju Nico yang menguning.
Siapa peduli? batin Nico.
Sweater itu masih berada di genggaman Ashella dan belum juga diambil Nico. Ia semakin gugup dan mati rasa dibuat Nico. Ia pun memikirkan cara agar Nico mau menerima tawarannya.
"Oke, gue ngerti. Kita kan belum kenalan, so kita kenalan ya. Nama gue Ashella panggil aja Shella anak 11-6," Ashella menyodorkan tangan kanannya di udara dan sweaternya berada di tangan kirinya.
Tidak ada balasan tangan dari Nico dan itu membuat Ashella tersenyum kecut dan menarik kembali tangannya.Gue kira lo dinginnya hanya sama beberapa orang kayak cowo-cowo wattpad yang gue baca, tapi gue salah. Lo emang gini ke semua orang.Ashella membatin
KAMU SEDANG MEMBACA
NiCold
Teen FictionKehidupan Ashella berubah saat Nico, cowok dingin yang selalu menjawab perkataan Ashella dengan anggukan dan 'oh' dititipkan di rumahnya. Ditambah cinta pertama Ashella, Fino membalas perasaanya yang selama ini ia pendam. Siapakah yang akan kamu pil...