"Bangsat!" Maki seseorang tiba-tiba datang menghadang dengan disertai beberapa orang dibelakangnya.
Dahi Nico berkerut, belum sempat ia berbicara satu pukulan sudah mendarat di pipinya. Nico memegang rahangnya yang tergeser karena pukulan yang cukup keras telak didapatkannya.
Nafas Nico memburu dan dengan cepat ia memegang kerah baju seragam pria didepannya.
"Lo Nico, kan?!" Hardik pria itu tiba-tiba dan melepas paksa tangan Nico dari kerahnya.
Nico tidak menjawab dan hanya membalas dengan tatapan tajam khas miliknya. Kesal karena pertanyaannya tidak dibalas, pria ini mendorong paksa tubuh Nico hingga tubuh Nico terhempas dan mengenai tong sampah dekat gerbang sekolah, hingga sampah-sampah bertebaran di mana-mana.
Nico berdiri dan berniat membalas pukulan pria didepannya, dengan bengisnya Nico berani menghadang pria didepannya ini tanpa rasa takut sedikitpun.
Pria itu merogoh sakunya, dan mengambil sebuah foto berukuran 3×4 yang dicetak polaroid. Pria itu melempar foto itu didepan wajah Nico, namun dengan cepat foto itu ditangkap oleh Nico.
"Liat itu bangsat!" Maki pria itu dengan menunjuk foto itu dengan penuh emosi.
"Halley?" Dahi Nico berkerut.
"Goblok banget lo jadi cowo!" Pria itu berteriak lantang.
Nico hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi, alih-alih berekspresi marah ia tidak tau harus berbuat apa karena ia tidak tau apa masalah yang telah ia buat dengan Halley.
"Hargain perasaan Halley, njing!"
"Lo mau sampe kapan nyuekin dia terus?!" Tambah satu teman di belakangnya.
"Nyali lu sama cewe emang ciut, dasar banci!" Timpal teman yang lainnya.
Nico tersenyum kecut, "kejadian ini lagi," batin Nico.
"Gue udah lama banget pengen ngehajar lu!" Para kumpulan pria itu sudah maju mendekati Nico. "Sini lu banci!" Tantang pria itu dengan nada sombong.
Nico maju tanpa sedikit pun rasa takut menyelimutinya, ia berani menentang mereka, ini bukan kesalahannya dan dia tiba-tiba disergap tanpa alasan yang kuat.
Nico memukul para pria yang menghardiknya dengan banyak cacian kejam, ia tidak memperhitungkan resiko yang akan ditanggungnya karena menghajar anak sekolah lain, toh ini bukan kesalahannya, ia hanyalah korban yang dilabrak tanpa ada alasan yang jelas.
Para pria-pria yang dihajar oleh Nico jatuh tersungkur dengan darah yang melintasi bagian jidat dan pipi mereka. Nico melirik badge yang ada di seragam pria didepannya dan memasang wajah aneh.
Anak Tunas Bangsa tapi kelakuan kek bocah, batin Nico.
"Asal lo tau ya! Gue kakak nya Halley, gara-gara lo dia hampir mau bunuh diri! Lo tuh cowo, harusnya lu seneng digandrungin banyak cewek, lu bisa manfaatin mereka! Emang cowo brengsek lo, yang malah ngediemin cewek-cewek yang jelas-jelas cantik sama kaya." Cibir pria yang mengaku kakak Halley di depan wajah Nico.
Nico tersenyum miris, "gue bukan pengecut." Nico berbalik dan segera menaiki motornya, tangannya memegangi pipinya yang sedikit terluka karena serangan tidak terduga dari kakak Halley.
KAMU SEDANG MEMBACA
NiCold
Teen FictionKehidupan Ashella berubah saat Nico, cowok dingin yang selalu menjawab perkataan Ashella dengan anggukan dan 'oh' dititipkan di rumahnya. Ditambah cinta pertama Ashella, Fino membalas perasaanya yang selama ini ia pendam. Siapakah yang akan kamu pil...