Chapter 10

262 13 1
                                    

"Serius lo, Fin?" Tanya Reno memastikan.

"Yup."

"Jangan lupa pj loh."

"Lah tadi traktiran itu pj, nyet." Gerutu Fino.

"Ahh ga asik lo!" Cibir Dikta mengerucutkan bibirnya.

"Kok bisa cepet gitu lo naksir si Shella?" Tanya Sandy pada Fino, pasalnya Fino itu banyak yang ngejar dan Fino malah tidak pernah meladeni cewe-cewe itu satu per satu. Lalu kenapa dengan Ashella, dia bisa secepat itu luluh?

"Cinta itu nggak butuh alasan, perlu lo tau." Fino berkata dengan nada bijaknya disertai senyuman evil-nya dan pergi meninggalkan kantin.

○○●●

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, sedangkan Ashella masih setia berdiri di depan gerbang untuk menunggu Nico. Pasalnya, Feranda menyuruhnya untuk pergi sekolah dan pulang sekolah bersama dengan Nico. Dan Ashella hanya mengangguk daripada menerima celotehan Ibunya yang mengoyak hati.

"Nico mana sih?" Ashella mengeluh, karena langit sudah mendung menandakan sebentar lagi akan hujan. Ia harus cepat-cepat pulang daripada kena hujan dan berakhir dengan basah.

Nico berjalan kearah parkiran dan mengambil motornya, ia menaiki motornya dan menuju ke arah gerbang untuk membawa Ashella pulang.

"Nic!! Nic!!" Panggil Ashella lalu berlari ke arah Nico. Ia segera menaiki motor Nico terburu-buru dengan nafas yang tidak teratur.

"Buruan mau hujan." Ashella memperingati Nico, sedangkan Nico menjalankan motornya tanpa menjawab Ashella.

Nico menepikan motornya di salah satu halte, karena hujan yang sudah semakin membesar disertai kilatan petir dan suara guntur yang cukup besar.

"Kira-kira kita sampe kapan disini, Nic?" Tanya Ashella sambil mengelus-ngelus pundaknya dan meniup-niup tangannya. Udara dingin serta rintikkan hujan yang terbawa angin membuatnya kedinginan.

Nico mengedikkan bahunya dan melihat Ashella sedang menggigil kedinginan karena hembusan angin yang cukup besar. Ia hanya bisa diam, tanpa berbuat apa-apa.

"Dingin ban-get." Ucap Ashella terbata-bata dengan bibir yang sudah pucat dan berwarna keunguan.

Nico mendengarnya namun tidak menghiraukannya.

"Pinjem swe-ater lo, plis." Ashella berkata dengan nada rilih dan memohon.

Nico diam dan menautkan alisnya. Melihat Ashella yang begini membuatnya bimbang, jika ia tidak memberikan sweater-nya pasti Ashella ada kemungkinan akan demam atau sakit dan tidak menutup kemungkinan nanti ia akan diomeli oleh Feranda.

Nico membuka tasnya dan merogoh isi tas itu, ia mengambil sweater blue navy yang sempat Ashella pinjam tadi. Ia memberikannya pada Ashella dan langsung dikenakkan oleh Ashella.

Wangi banget nih sweater gila! Batin Ashella.

Ashella menginggit bibirnya senang. Aroma sweater ini sangat memabukkan serta warna nya yang merupakan warna favoritnya.

Dia itu cuek, tapi peduli. Apasih sebenernya kepribadian dia yang bener? Batin Ashella bertanya-tanya.

"Yes akhirnya gue boleh minjem! Makasih Nic!" Tangan Ashella tiba-tiba berpindah ke perut Nico, dan memeluk nya dengan erat. Sedangkan Nico hanya menautkan kedua alisnya.

NiColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang