Ashella dan Nico sudah berdiri di parkiran sekolahan untuk memakirkan motor, karena rasa cuek yang ia miliki, Nico mendengus saat merasakan Ashella menyenderkan kepalanya ke pundaknya. Namun Nico merasa lebih baik karena raut wajah Ashella sudah kembali girang seperti semula.
"Nico....nicooo....nicooo...." Ashella memanggil nama Nico seperti sedang bersenandung sedangkan Nico hanya memutar matanya jengah karena ia menjadi seluruh perhatian siswa yang sedang berlalu lalang di parkiran.
Saat Ashella sedang sibuk bernyanyi matanya menangkap motor Fino masuk ke gerbang dan mulutnya melebar seketika.
Fino turun dari motornya dan menyisir rambutnya dengan tangannya, satu hal itu membuat Ashella melotot dan mencengkram lengan Nico dengan kuat. Ada banyak hal yang bisa membuat Ashella tertegun dan itu hanya ada dalam diri Fino. Merasakan lengannya diguncang, Nico hanya mengerutkan dahinya saat cengkaraman Ashella menguat di lengannya.
"Nic...Nic..." Dada Ashella berdegub tidak karuan dan bahunya naik turun saat melihat Fino berjalan dengan gaya cool and calm kearahnya.
Nico hanya mendelik dan menorehkan perhantiannya ke hpnya untuk membalas chat dari Ibunya.
"Shell, Nic?" Fino mengerutkan dahinya dengan tatapan bertanya sembari menghampiri si dingin dan si telmi.
"Oh..hai Fin." Ucap Ashella gugup diselingi peluh yang mengaliri keningnya.
"Kalian bareng?" Tanya Fino tiba-tiba dan membuat Ashella bingung harus menjawab apa.
"Ahh..ehmm...anu.." Ashella mencoba merangkai kata-kata namun sulit bagi lidahnya untuk berkata.
Fino terkekeh renyah dan membuat Ashella mengalihkan pandangan nya ke arah Fino. Mata Fino menyipit kala ia tersenyum dan lesung pipinya yang tipis itu membuat Ashella terpana untuk kesekian kalinya.
"Dia tinggal di rumah gue sekarang." Ashella memaksakan senyumnya, ia memilih jujur karena jika ia berbohong, kebohongan itu akan bercabang menjadi beribu bualan palsu dan Ashella tidak suka kebohongan oleh sebab itu ia tidak mau membohongi orang lain. Ucapan Ashella yang frontal itu membuat Fino membuka mulutnya.
"Loh? Kok bisa?" Tanya Fino to the point.
Merasa tak dianggap, Nico memilih pergi menemui teman-temannya yang lain untuk menyalin pr yang belum ia kerjakan semalam.
"Ihhh Nico kok pergi sih?! Ishh!" Ashella menggerutu kesal dan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai parkiran.
Fino masih memberi tatapan bertanya, wajah Ashella bersemu merah, ia ditatap oleh Fino begitu dalam hingga membuatnya tidak bisa menahan semburat merah di pipinya.
"Ehm..pokoknya panjang deh ceritanya, kalo gue ceritain pasti selesainya nanti pas Pak Gunawan udah ubanan, hahahahaha." Tawa Ashella berderai dan Fino hanya terkekeh melihatnya.
"Ciee mau nge-receh kayak si Dikta." Gombal Fino dan membuat pipi Ashella merona kembali.
"Lo lucu kalo lagi merona malu-malu gitu." Gombal Fino lagi, Ashella terkadang ingin tiba-tiba memeluk Fino jika ia sudah menggombal seperti ini, tapi Ashella tahu ia bukanlah siapa-siapanya Fino.
"Bisa aja lo, Fin!" Ashella menoyor kepala Fino, dan dihadiahi senyuman maut Fino.
"Ayo masuk bareng gue." Ajak Fino, membuat mata Ashella mengedip beberapa kali. Baru saja Ashella ingin membalas ucapan Fino, tangannya sudah digenggam dengan erat oleh Fino. Nyaman dan pas menurut Ashella.
KAMU SEDANG MEMBACA
NiCold
Teen FictionKehidupan Ashella berubah saat Nico, cowok dingin yang selalu menjawab perkataan Ashella dengan anggukan dan 'oh' dititipkan di rumahnya. Ditambah cinta pertama Ashella, Fino membalas perasaanya yang selama ini ia pendam. Siapakah yang akan kamu pil...