"Nic, gue angkat telpon dulu bentar." Ashella meninggalkan Nico yang masih rindu menatap pelangi yang hanya tinggal beberapa menit lagi akan hilang. Nico hanya diam dan tidak membalas perkataan Ashella.
"Halo, Fin? Kenapa?" Tanya Ashella dengan senyuman yang sudah tercipta di bibirnya.
Diujung sana Fino sedang memutar musik klasik kesukaanya sembari mengisap sebatang rokok ditangannya.
"Engga Shell, gue hanya mau nelpon aja hehe." Fino terkekeh dan membuat jantung Ashella berdegup cepat.
"Oh gitu." Ashella memegang dadanya untuk merasakan setiap detakan jantungnya yang berdegup cepat.
"Btw, sweater gue lo simpen aja, sebagai kenang-kenangan dari gue."
"Serius?" Tanya Ashella memastikan, pacuan di jantungnya bertambah.
Anjir? demi apa gue bisa dapet sweater cogan secara percuma gini? Ingin rasanya sekarang Ashella melompat-lompat diatas kasurnya dan berteriak girang.
"Iya, serius. Lo lagi apa?"
"Hmm..lagi liat pelangi." Ucap Ashella sembari tersenyum dan melihat ke arah loteng yang yang dibatasi oleh pintu kaca.
"Wah, sama dong. Gue juga nih habis liat pelangi." Balas Fino girang.
Jantung Ashella berdetak lagi lebih cepat. Entah mengapa hatinya luluh jika mendengar suara Fino. Kebetulan atau memang takdir hal yang dilakukannya sama dengan Fino?
"Hmm.."
"Jangan-jangan...." Fino menggantung ucapannya.
"Jangan-jangan apa?" Tanya Ashella penasaran dengan kerlingan iseng.
"Kita jodoh," ucap Fino yang berhasil membuat mata Ashella melotot tidak percaya, "setrip Sandy." Fino menambahi ucapannya.
JLEB.
Ashella yang tadi sudah terbang sampai langit ketujuh tiba-tiba tersentak dan kembali jatuh ke jurang paling dalam. Dia tau, dia memang terlalu banyak berharap pada Fino.
"Hahahahaha," Ashella mencoba membuat fake-smile, "udah dulu ya Fin, gue mau mandi." Ucap Ashella tenang namun didalam itu semua ada kekecewaan yang berarti dari perkataan Fino tadi.
"Oke, Bye." Fino mematikan telepon secara sepihak. Ashella menghela nafasnya dan kembali kepada Nico.
"Nic, ayo kita mandi." Ajak Ashella yang langsung dihadiahi tatapan kaget dan tajam oleh Nico.
"Hahahahahahaha," tawa Ashella berderai "bukan mandi bareng, lo mandi di kamar mandi bawah, gue diatas, okay?" Ashella meninggalkan Nico namun baru beberapa langkah ia menyadari sesuatu dan langsung menepuk dahinya dengan telapak tangannya.
"Ehh, gue lupa, lo kan gak punya baju ganti. Gimana nih, kalo lo gak ganti baju tar lo sakit? Gue gak mau lo masuk angin terus sakit, tar gue dimarahin nyokap." Ucap Ashella polos dan Nico menangkap nada kecemasan di dalamnya.
"Gapapa." Nico menjawab dengan nada tenang.
Sebuah bohlam lampu sukses terlintas di atas kepala Ashella.
"Hyaa!! Gue punya ide!" Teriak Ashella riang. "Gimana kalo lo pake sweaternya Fino aja? Kan lumayan tuh hanget-hanget gimana gitu. Tapi ntar balikin ya." Ashella tersenyum jahil pada Nico sedangkan Nico hanya menaikkan satu alisnya.
"Yaudah buruan lo mandi, itu kamar mandi dibawah. Jangan kelamaan mandi tar lo malah tambah dingin. Hehe." Ashella mendorong tubuh Nico paksa. Nico pun berjalan malas menuruni anak tangga dan dibuntuti oleh Ashella.
KAMU SEDANG MEMBACA
NiCold
Teen FictionKehidupan Ashella berubah saat Nico, cowok dingin yang selalu menjawab perkataan Ashella dengan anggukan dan 'oh' dititipkan di rumahnya. Ditambah cinta pertama Ashella, Fino membalas perasaanya yang selama ini ia pendam. Siapakah yang akan kamu pil...