MiC [5]

5.4K 522 128
                                    

Sakura menatap lekat-lekat pantulan dirinya di cermin. Ekspresinya terlihat lesu meskipun make up yang dipoles di wajahnya memberikan efek yang membuatnya terlihat bersemangat.

Dirinya sebentar lagi akan menikah dengan Uchiha Sasuke dan dalam hitungan detik kemudian marganya akan turut berubah menjadi Uchiha.

Uchiha Sakura.

Sakura tertawa miris, sedikit terhibur juga. Terdengar lucu nama barunya itu.

Sakura tak menampik fakta bahwa Sasuke adalah pria yang tampan. Sangat tampan malah. Bahkan para pewaris bisnis perusahaan terkenal masih kalah tampan dengan sosok Uchiha itu.

Misalkan saja, si Akamaru Kiba, lelaki yang melamar Sakura beberapa waktu yang lalu, tepatnya di kafe Sasuke. Ingat?

Sakura menarik napasnya dalam-dalam. Tiga menit lagi dirinya harus keluar dan melakukan upacara pernikahan. Ia harap, semoga saja pernikahan ini berjalan lancar.



Pintu altar telah terbuka, menampakkan sesosok wanita anggun yang mengenakan pakaian serba putih nan elegan. Semua yang hadir di sana menatap wanita itu terkagum-kagum.

Sakura melangkah perlahan, alunan musik khas upacara pernikahan mengalun dengan merdunya, membuat Sakura sedikit gugup. Namun dengan sebaik mungkin ia tutup dengan wajah datarnya.

Di seberang sana, Sasuke menatap Sakura penuh arti. Dan sesekali Sasuke mendengus, betapa Sakura menghayati tiap langkahnya itu, membuat Sasuke ingin menggeretnya agar cepat-cepat sampai ke hadapannya.

Hingga pada akhirnya, keduanya pun berhadapan satu sama lain, onyx dan emerald beradu sampai tak sadar keduanya telah terhanyut oleh pesona satu sama lain.

Sang Pendeta pun mengikrarkan janji-janji yang kemudian diikuti oleh Sasuke dan Sakura setelahnya. Suasana di ruangan ini cukup tenang bagaikan air. Hingga pada akhirnya, ketika saat keduanya diperbolehkan untuk mencium satu sama lain, suasana menjadi riuh. Entah kenapa.

Sasuke menelan ludahnya susah payah. Matanya bertabrakan langsung dengan mata Sakura, dan tatapannya seolah-olah ingin meminta ijin. Sakura pun mengangguk tanda mengiyakan.

Sasuke memajukan wajahnya dan tatapannya hanya tertuju pada bibir merah muda milik Sakura. Dengan perlahan, bibirnya menyentuh bibir milik wanita itu. Sakura terpejam, merasakan sentuhan bibir Sasuke. Awalnya ia tidak ingin membiarkan bibir Sasuke masuk lebih dalam, namun pada akhirnya, keduanya pun terhanyut. Dan ciuman panas itu pun membuat para tamu undangan tersenyum penuh haru.

Dan akhirnya, Haruno Sakura telah menikah.



"Ah, gerah sekali," celetuk Sasuke di sebelah Sakura. Wajahnya memerah karena efek kegerahan.

Sakura hanya mendengus dan memilih untuk diam. Ia pun menuju stand minuman, lalu mengambil segelas sirup atau apalah itu. Sakura pun menyerahkan minuman itu pada Sasuke.

"Ini terakhir kalinya aku akan berbuat baik padamu," kata Sakura sinis membuat Sasuke tersenyum tipis.

"Aku tidak memintamu untuk mengambilkan minuman untukku," balas Sasuke. "Tapi, terima kasih." Sasuke menerima minuman itu.

Sakura hanya mengangguk. Tiba-tiba saja ia teringat akan lelaki itu. Di manakah dia? Sedang apa dia? Bagaimana kabarnya? Atau, masih hidupkah dia? Entahlah, Sakura sendiri tak tahu.

Rasa bersalah terbesit di hati Sakura. Dirinya telah mengkhianati lelaki itu dengan menikahi Sasuke. Tapi apa boleh buat, lelaki itu juga salah. Menghilang tanpa kabar dan berarti Sakura tidak sepenuhnya salah, kan?

Man in Contract [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang