MiC [16]

2K 147 24
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Pagi itu Sasuke menerima sebuah email dari Naruto. Pria bersurai kuning itu meminta Sasuke untuk menemuinya di sebuah kafe pinggir pantai Konoha nanti sore.

Sasuke menghela napasnya, tentu saja ia langsung menghapus email tersebut. Toh semuanya sudah berlalu, jadi untuk apa ia harus melakukan sesuatu yang hanya akan membuka luka lama?

Bukan berarti saat ini Sasuke sudah tidak sedih lagi, bukan. Hanya saja Sasuke merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.

Fakta bahwa ia masih mencintai Sakura tidak bisa ia ingkari, karena memang begitu adanya. Tapi apa lagi yang bisa ia harapkan? Sakura sudah bahagia, meskipun masih ada suatu hal yang masih menjadi misteri untuknya.

Hari itu, kenapa Sakura tiba-tiba ingin bercerai? Dan wanita itu tidak mengatakan alasannya sama sekali.

Tak terasa hari sudah sore, Sasuke memutuskan untuk menutup kafenya lebih awal. Betapa mengejutkannya ketika ia melihat Naruto sedang menunggunya di depan kafe.

"Aku tahu kau pasti akan mengabaikan email dariku, Sasuke," ujar Naruto dengan senyum hangat khasnya. "Bagaimana kabarmu?"

Sasuke tersenyum tipis. "Jauh lebih baik dari sebelumnya."

"Ikutlah denganku, ada yang ingin kutunjukkan padamu," ajak Naruto.

"Maaf, Naruto. Tapi aku tidak bisa."

"Ayolah." Naruto memaksa Sasuke dengan mengajak pria itu masuk ke dalam mobilnya. Sasuke hanya bisa mendengus pasrah.

Seperti rencana awalnya, Naruto ingin mengajak Sasuke ke kafe pinggir pantai Konoha. Sasuke mengekorinya dari belakang saat Naruto memasuki kafe tersebut.

"Bagaimana menurutmu? Kafe ini bagus, kan?" tanya Naruto yang hanya ditanggapi oleh anggukan Sasuke. "Kafe ini merupakan salah satu tempat favorit Sakura."

Mendengar nama Sakura seolah-olah ada sensor di tubuh Sasuke yang membuatnya seperti tersengat listrik.

"Oh, benarkah?"

"Hm! Dulu kalau dia sedang banyak pikiran, tempat yang ia kunjungi adalah kafe ini. Kau tahu kenapa?"

"Karena pemandangannya?"

Naruto menggeleng. "Bukan, tapi karena di kafe dan pantai ini Sakura memiliki kenangan bersama ayahnya."

"Kenapa kau mengatakan hal seperti ini padaku, Naruto?" Sasuke mengernyitkan alisnya bingung. Pasalnya, ia dan Sakura sudah tidak memiliki hubungan lagi, jadi untuk apa ia harus mengetahui hal semacam itu?

"Duduklah," pinta Naruto menyuruh Sasuke duduk di tempat yang sudah ia siapkan.

Sasuke menuruti permintaan Naruto, namun ia makin keheranan dengan beberapa benda yang berada di atas meja tersebut.

Bunga daisy, sekotak susu rasa vanila, dan permen jahe. Sasuke tidak mengerti mengapa ketiga benda itu ditaruh di atas meja mereka.

"Ini ... apa?"

"Seperti yang kau lihat, bunga daisy, susu rasa vanila, dan permen jahe. Kalau kau mau tahu, ketiga benda ini merupakan hal yang disukai Sakura."

"Naruto, aku tidak mengerti."

Sasuke menatap manik biru terang Naruto meminta penjelasan. Tapi ada hal lain yang baru Sasuke sadari, yaitu penampilan Naruto yang kini jauh berbeda.

Seingat Sasuke, Naruto memiliki kulit berwarna tan yang cukup eksotis, tapi yang ia lihat sekarang adalah Naruto dengan kulitnya yang pucat. Selain itu, kedua pipi Naruto nampak tirus dan tubuhnya terlihat sangat kurus.

Man in Contract [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang