Naruto menggeser kursi untuk wanita yang kini tampak menawan dengan gaun selututnya, ia tersenyum sekilas pada Sakura.
"Terima kasih," sahut wanita itu lembut.
Naruto kembali duduk di kursinya. "Kau mau pesan apa?"
"Terserah kau saja."
Naruto mengangguk, ia pun memanggil pelayan dan memesankan makanan untuk mereka berdua. Setelah pelayan itu pergi, Naruto menopang dagunya menatap wajah sang mantan kekasih.
"Jangan menatapku seperti itu," dengus Sakura, berusaha menyembunyikan rona merah di kedua pipinya.
"Kau cantik."
Sakura mendengus. "Oh ya? Sejak kapan kau pandai memuji kecantikanku?"
Naruto tertawa kecil."Rasanya sudah lama sekali sejak makan malam terakhir kita, ya?"
Sakura mengangguk setuju. "Aku tak mungkin melupakan momen di kafe waktu itu." Ia tersenyum pahit. Mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, di saat Naruto mengatakan untuk pergi meninggalkannya.
Naruto menghela napas, perlahan ia menggenggam kedua tangan Sakura dengan berhati-hati. Membuat jantung wanita itu berdegup kencang.
"Lupakan saja, oke?"
"Sulit untuk melupakannya, Naruto. Tahukah kau kalau selama itu aku selalu datang ke kafe, berharap kau akan menghampiriku." Sakura tertawa miris.
"Aku tahu, aku sudah salah kepadamu. Tapi aku akan semakin merasa bersalah jika kau terus mengungkit-ungkit kejadian itu, Sakura."
Sakura mengusap matanya yang mulai memanas. "Baiklah, maafkan aku."
Naruto mengangguk diiringi senyuman manisnya. Seperti biasa.
Untuk sesaat, keadaan jadi hening sejenak. Dan Sakura mulai bosan dengan keheningan itu, jika saja dia makan bersama Sasuke maka keheningan seperti ini langka terjadi. Mereka akan bertengkar terus menerus, dan semua itu membuat Sakura rindu.
Sakura mengerjap, astaga apa yang sudah ia pikirkan? Merindukan Sasuke? Yang benar saja.
Kira-kira Sasuke sedang apa ya?
"Sakura?"
"Eh- iya?" Sakura gelagapan.
"Kau baik-baik saja?"
Sakura tersenyum kikuk. "Tentu, aku baik-baik saja, Naruto."
"Omong-omong, apa pekerjaan suamimu?" Naruto bertanya pelan, ia juga tak tahu mengapa dirinya mempertanyakan hal itu.
Sakura tersenyum dengan wajah berseri-seri. "Dia pemilik kafe yang sering kita kunjungi, dia bos yang galak dan suka memerintah, namun kadang dia juga baik dan peduli pada anggotanya, dia pekerja keras dan menyayangi kafenya seperti-"
"Sakura," potong Naruto.
Sakura berhenti bicara, lalu mulai kebingungan. "Ya?"
"Aku hanya menanyakan pekerjaannya, bukan seperti apa kesehariannya."
Sakura bungkam, dalam hati dia merutuki mulutnya karena tak bisa diam jika membicarakan soal Sasuke. Astaga, pasti Naruto tersinggung dengannya.
"Maaf, Naruto."
"Tak masalah, aku mengerti."
Kembali hening, sampai akhirnya makanan pesanan mereka datang dan acara makan malam keduanya pun berlangsung khidmat.
•
•
•Hari berganti hari, dan selama itu kehidupan Sasuke dipenuhi oleh berbagai macam rintangan yang sering kali membuat perasaannya hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man in Contract [ON HOLD]
FanfictionFanfiction Naruto kolaborasi dua author, @maulidyaandini dan @AdindaKasih Cover by @wicksn Siapa yang tidak ingin menikah? Tentu saja menikah adalah sebuah anugerah yang diimpikan oleh setiap wanita. Namun hal itu tidak berlaku bagi Haruno Sakura, y...