"Hinata, dia... cinta pertamaku."
Deg.
•
•
•Suasana menjadi tegang, Sakura terdiam, mencoba memahami pernyataan Sasuke barusan. Benarkah itu? Hinata adalah cinta pertama Sasuke?
"Bercanda, tidak usah memasang ekspresi bodoh seperti itu," celetuk Sasuke dengan santainya menghancurkan suasana, membuat Sakura menggeram.
"Hinata itu hanya sahabatku," lanjutnya dengan kekehan kecil.
"Cih! Lagipula aku tidak peduli, siapa cinta pertamamu, siapa cinta terakhirmu, atau bahkan siapa yang sedang kau cintai, aku tidak peduli!" balasnya berapi-api, Sasuke malah kebingungan. Wanita ini kenapa, sih?
"Kenapa kau marah?"
Sakura terdiam. Benar juga, kenapa dia mesti marah?
"Y-ya karena itu... karena aku kelelahan!" elak Sakura yang kemudian langsung keluar dari kamar.
Sasuke kembali terdiam, wanita ini kenapa, sih?
•
•
•Bugh!
"Aw!" teriakan melengking itu membuat Sasuke menutup telinganya.
Sakura terbangun dari tidurnya akibat merasakan timpukan bantal tepat di wajahnya, ia menatap horor ke arah pria yang kini bersedekap dengan sebelah alis terangkat.
"Apa masalahmu, bodoh!" Sakura melemparkan bantal tidurnya ke wajah Sasuke, untunglah pria itu mengelak dengan gampangnya.
"Lihat jam berapa ini," perintah Sasuke dengan nada datar khas miliknya.
Sakura melirik ke arah jam dinding, seketika ia melotot ke arah Sasuke. "Ini masih jam sembilan pagi! Ya ampun!" teriaknya keras yang membuat Sasuke mau tak mau membekap mulut istrinya itu.
"Bisakah kau menjaga mulutmu yang berisik itu? Tetangga bisa mengira aku berbuat macam-macam pada istriku sendiri," decak Sasuke dengan tatapan menajam.
Sakura melepaskan tangan suaminya dengan kasar. "Rumahku besar! Suara terompet saja tak akan terdengar sampai luar. Bukan seperti apartemen jelekmu itu."
"Dasar sombong," sinis Sasuke tak suka.
Sakura mengangkat dagunya merasa bangga. "Wajar saja, aku kaya."
Sasuke memutar bola matanya, ia menyibak selimut yang masih menutupi kaki Sakura dan mulai membereskan tempat tidur itu.
"Apa-apaan kau!?"
"Mandi dan turun ke dapur, aku sudah membuatkan sarapan untukmu." Sasuke berkata tenang tanpa menatap Sakura sedikit pun.
Sakura terdiam, ia baru sadar kalau sedari tadi Sasuke mengenakan apron dapur di tubuhnya, ia juga tampak berantakan karena mungkin baru mengerjakan semua pekerjaan rumah.
Kenapa pria itu melakukannya?
"Hei," panggil Sakura.
"Kau bicara padaku?" Sasuke menunjuk dirinya.
"Tidak, aku bicara pada hantu yang ada di dekatmu." Sakura mendengus.
"Berarti kau hantunya," jawab Sasuke polos, sepolos wajah Orochimaru, menurut Sakura.
"Diam kau!" bentak Sakura jengkel, separuh malu.
Sasuke hanya terkekeh pelan.
"Sasuke," panggil Sakura lagi, kali ini dengan nada yang cukup serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man in Contract [ON HOLD]
FanfictionFanfiction Naruto kolaborasi dua author, @maulidyaandini dan @AdindaKasih Cover by @wicksn Siapa yang tidak ingin menikah? Tentu saja menikah adalah sebuah anugerah yang diimpikan oleh setiap wanita. Namun hal itu tidak berlaku bagi Haruno Sakura, y...