8 - Menjauh tapi semakin dekat

1.3K 80 8
                                    

Kemanapun aku hendak menghapus bayangmu..
Langkahku justru terus berjalan mengikuti jejakmu..
Disinilah aku,
Berdiri diantara serpihan luka hati, berusaha menghilang bersama hilangnya mimpi di pagi hari, namun saat kubuka mata, kenyataan menyeretku lebih dekat lagi....

---------

🍁🍁🍁🍁

"Dear passengers, welcome to incheon international airport, South Korea...."
Sayup terdengar suara pramugari mengumumkan ketibaan dari kokpit pesawat.

Seorang gadis yang duduk di kursi penumpang sedang menatap keluar jendela pesawat. Pandangannya kosong, jelas terlihat. Sejak pesawat take off hingga akhirnya hampir mendarat hanya itu yang dilakukannya. Temannya yang duduk disampingnya pun tidak peduli, dia lebih banyak terlelap dan sesekali berjalan menuju toilet.

Gadis itu Namira.

Ya. Dia sedang dalam perjalanan menuju Korea.

Apa yang dilakukannya?
Ia pun tak mengerti, mengapa takdir begitu ahli mempermainkan dirinya.
Setelah dibuat hancur oleh pernikahan Jun Ki dengan sahabatnya, kini saat ia mulai mencoba bangkit kembali, takdir justru mengirimnya ke negeri yang setiap hal justru akan mengingatkannya pada lelaki yang ia cintai itu.
Sepanjang perjalanan pikirannya kacau.
Seharusnya ini adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Korea Selatan adalah negeri impiannya selama ini, dan saat ini ia sedang berada dalam pesawat menuju kesana.
Ah. Rasa sakit yang disuguhkan takdir untuknya beberapa waktu lalu rupanya masih belum mampu tertutupi oleh manisnya impian yang menjadi nyata. Mendengar kata Korea Selatan kini justru menyesakkan dadanya.

Jika saja perjalanannya kali ini bukan ditugaskan oleh kampusnya, ia akan menolak mentah-mentah. Dan memang sebelum benar-benar berangkat ia telah melakukan segala cara membujuk dosennya agar tidak dikirim ke negeri ginseng ini. Tetapi, ia mungkin ditakdirkan menemukan sesuatu di tanah kelahiran Jun Ki ini.

Grrr... Jun Ki lagi, Jun Ki lagi.
Gimana aku bisa move on kalo gini..

Namira masih menatap keluar jendela. Tidak ada airmata lagi yang menetes kini, hanya saja masih tertangkap kesedihan besar di bola matanya yang tak bersinar. Jelas terlihat oleh seorang lelaki yang duduk berseberangan dengan seat nya. Lelaki yang sejak tadi memerhatikannya.

Lelaki Korea bertubuh atletis dengan setelan rapi berwarna coklat susu, dipadukan dengan kaos putih bersih didalamnya. Potongan rambut ikalnya yang sedikit panjang berwarna kecoklatan dibiarkan tak beraturan. Keren.
Tapi sepertinya dia memiliki rasa ingin tahu yang besar. Terlihat dari caranya memerhatikan Namira sejak tadi.

Pesawat mendarat sempurna. Para penumpang mulai turun satu persatu. Namira belum beranjak dari tempatnya. Teman-teman rombongannya sudah mulai mengambil barang bawaan dari kabin pesawat. Sepasang mata pun masih mengawasi Namira dari tempat duduknya.

"Menarik.." sebutnya

Rupanya sosok Namira cukup menarik perhatiannya. Dengan busana muslimah, jilbab lebar dan pakaian longgar yang baru kali ini dilihatnya. Ditambah wajah sendu Namira yang jelas terlihat menyimpan jutaan duka. Ia tertarik untuk terus mengawasi gadis itu, sampai ke pintu keluar bandara Incheon.
Ia terus berjalan mengikuti Namira tanpa disadari Namira.
Sesekali ia tersenyum kecil melihat langkah gontai Namira seolah tak bersemangat sampai-sampai melewatkan kesempatan mengagumi betapa megahnya bandara terbaik se-Asia ini.
Beberapa kali terdengar ketua rombongan meneriaki Namira karena berjalan terpisah dari rombongan.
Sampai akhirnya, ia benar-benar tertinggal. Ia masih sibuk dengan pikiran dan tatapan kosongnya, sedang rombongannya telah berada di dalam bus yang mulai berjalan menuju Seoul.

For The Rest Of My Life [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang