21 - Menjaga Hati

775 56 10
                                    

Assalamualaikum, guys.
Gimana puasanya? Masih semangat, kan?
Masih 3 hari nih, semoga semangat ibadahnya belum kendor, yaa!

Okay, seperti janji sebelumnya. This is it, the next chapter.

Enjoy! Please click the star first 💕

🍁🍁🍁

A

zrina baru saja menyelesaikan rangkaian ibadah umrahnya ketika Mekkah memasuki waktu shalat Isya. Ia tak henti memuji Allah, bersyukur atas kekuatan yang diberikan sehingga ia mampu menyelesaikan thawaf dan sa'i tanpa kendala yang memberatkan seperti yang dikhawatirkan orang tuanya sejak awal.

Setelah selesai tahallul atau mencukur rambut minimal tiga helai, sebagai akhir dari rangkaian ibadah umrahnya, Azrina bergabung bersama jamaah lainnya untuk menunaikan shalat isya berjamaah.

Ada haru yang menyeruak ketika suara imam terdengar mengumandangkan takbirnya lalu mulai membaca surah Alfatihah.

Dalam hati Azrina bersorak, Syaikh Maher Al Muaiqly!

Imam masjidil haram yang lantunan tilawahnya sangat difavoritkan Azrina. Betapa bahagia dirinya disambut oleh suara syaikh favoritnya ketika baru tiba di Mekkah. Airmatanya tumpah begitu saja mendengar lantunan ayat demi ayatnya.

Ia ingat, saat pertama kali Lee Jun Ki mengimaminya, lantunannya mirip seperti syaikh Maher Al Muaiqly. Tidak terlalu sama persis, tapi mendekati, apalagi tipe suara Jun Ki yang memang hampir sama dengan syaikh Maher. Hingga Azrina terbiasa dengan suara Jun Ki mengimaminya, mendengar syaikh Maher memimpin shalat kali ini, membuat hatinya dipenuhi rasa rindu yang membuncah pada sang suami.

Tak habis-habis airmata Azrina meski menangis tiada henti. Betapa ia rindu, diimami oleh Jun Ki ... Azrina terhanyut dalam emosi, ia mengisak dengan tubuh yang berguncang meski shalatnya masih di permulaan, merasa dirinya tengah shalat bersama suaminya saat ini.

Untungnya, bacaan surah Ar Rahman yang dibaca syaikh Maher selepas Fatihah mengembalikan kekhusyu'an Azrina. Benar. Ia sedang di Masjidil Haram, diimami imam besar. Bukan suaminya, sebab suaminya hingga kini belum berani membaca surah Ar-Rahman dalam shalatnya, karena ia —entah mengapa—masih saja kesulitan menghafalkan surah Ar-Rahman. Padahal menghafalkan surah-surah lain sangat mudah baginya.

Lee Jun Ki, suaminya itu. Apa kabar dia?

Sedang apa dia?

Ia shalat bersama siapa?

Mungkinkah kini ia shalat mengimami Namira?

Masihkah Azrina bisa mendengar suara tilawah Lee Jun Ki suatu hari nanti?
Atau memang tak ada satu hari lagi yang tersisa bagi mereka?

Tidak.

Sama sekali Azrina tak boleh berpikir demikian, sekalipun Jun Ki memang benar berlaku zhalim padanya.

Faktanya, tidak bisa dipastikan Jun Ki benar-benar mengkhianatinya. Apalagi hingga hari ke empat di tanah suci, suaminya itu masih berusaha meminta maaf sembari menceritakan segala yang terjadi dari awal. Menyangkal apapun yang mungkin bisa disangkakan Azrina pada dirinya.

Bahkan Jun Ki mulai membuka satu persatu rahasianya.

Semuanya.

Termasuk tentang mengakui Namira sebagai istrinya selama di Korea, dengan menyertakan alasan tentunya.

Memang cukup menyakitkan di awal. Seperti dugaan Jun Ki bahwa membongkar rahasianya hanya akan membuat Azrina bersedih. Azrina prihatin atas apa yang menimpa Jun Ki di masa lalunya, terlebih ketika menyadari betapa kekanakannya ia berpikir bahwa Lee Jun Ki telah mengkhianatinya, padahal suaminya itu sedang berjuang sendirian, sama seperti dirinya.

For The Rest Of My Life [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang