39 - Ikrar Cinta

444 33 32
                                    


Dari celah pintu yang sedikit terbuka Jung Yoon Jae berdiri mengamati sepasang suami istri yang saling menumpahkan rasa sakit dari rindu yang terikat pilu. Menyaksikan betapa mereka dipenuhi luka satu sama lain membuat hatinya merasakan debar aneh seolah merasa bertanggung jawab atas kesakitan sepasang kekasih itu.

"Kau lihat mereka, Oppa. Mereka benar-benar menyedihkan." Pemandangan yang baru saja ia lihat itu memaksanya untuk mengingat kembali suara Baek Ji Young beberapa waktu lalu saat mereka sedang sama-sama mengamati Jun Ki yang menunggui Azrina dari jendela kaca ruang ICU.

"Kukira dengan melepaskannya, dia tidak akan menderita lagi. Sekarang kita lihat, dia tidak ada bedanya. Masih saja tidak bahagia."

Yoonjae tidak merespon. Matanya fokus pada Jun Ki yang baru saja meledakkan tangisnya, lagi.

"Oppa, geumanhae, jaebal ..." pelas Jiyoung.

"Apa?" tanya Yoonjae dengan mengernyit.

"Ini Oppa, kan? Yang membuat Jun Ki seperti ini."

"Maksudmu apa?"

"Kau memang tidak akan pernah berhenti terobsesi untuk lebih unggul dari Jun Ki. Tapi kukira itu hanya masa lalu, ternyata aku salah."

"Ji Young-ah,"

"Kumohon, Oppa. Jika memang ini adalah kau atau ibumu ... katakan padaku bagaimana aku harus menghentikanmu ... kau menginginkanku? Baiklah ... kau boleh memilikiku tetapi bebaskan mereka dari permainanmu. Tolong ..." Bahkan Baek Ji Young mulai berderai airmata.

"Ji Young-ah, jangan begini,"

"Aku serahkan diriku padamu, Oppa. Aku akan mencobanya, aku akan belajar untuk mencintaimu. Tetapi berhentilah mengusik mereka, Oppa."

Yoonjae mengusak rambutnya frustasi. Isakan tangis Jiyoung masih tersisa dalam pikiran yang baru saja ia enyahkan. Seusai menyandarkan diri di sandaran kursi kerjanya, tangannya menarik laci dari meja di hadapannya. Benda itu terletak disana, benda yang selama ini nyaris disangka mitos semata.

"Oppa, aku akan ada untukmu jika kau ingin mengubah segalanya. Termasuk dirimu. Aku tahu kau sama tersiksanya. Aku berjanji, ketika kau mau memberanikan diri, aku akan selalu ada di sisimu." Suara Baek Ji Young ia dengar lagi membuat Yoonjae terhanyut dalam sebuah hal yang rumit yang akan mungkin akan mempertaruhkan hidupnya. Tidak lama sampai seorang dokter menghampiri ruangannya dan mengabarkan Azrina serangan jantung lagi, cepat-cepat ia menutup kembali laci mejanya kemudian menyusul.

Sebenarnya, Yoonjae mengundurkan diri dari tim dokter yang bertugas untuk menangani kasus Azrina, ia tidak terlibat lagi agar menghindari konflik. Namun Yoonjae diam-diam tetap memantau dari jauh. Ia tetap mengikuti rapat untuk mengetahui progressnya dan menyumbangkan ide untuk langkah yang tepat yang perlu diambil oleh para dokter, dan semenjak meninggalnya Presdir-pun lelaki itu juga mulai bersikap acuh pada ibunya. Maka ketika ibunya hendak mempromosikannya menjadi kepala rumah sakit, ia sengaja memperlambat prosesnya dengan beribu alasan.

Perasaan Yoonjae masih cukup manusiawi dengan melihat Jun Ki terpelanting kesana kemari, hatinya lagi-lagi merasakan hal aneh, seolah kembali melihat Tuan Muda Lee Jun Ki yang dulu begitu menyayangi dan menganggapnya Hyung paling keren sejagad raya. Rupanya mereka telah melalui banyak fase yang akhirnya mengubah mereka menjadi seperti sekarang. Atas dasar perasaan itulah yang mendorongnya menemui Jun Ki sesaat sebelum Azrina hendak diantarkan menuju ruang operasi persalinan. Sekalipun akhirnya ia sempat menerima dua bogem mentah dari kekesalan penuh yang dilayangkan Jun Ki padanya di tangga darurat rumah sakit, tidak menyurutkan tekadnya untuk mengakhiri semuanya dan menyerahkan kembali semua yang seharusnya ia kembalikan pada pemiliknya. Bagaimanapun, sejujurnya ia pun lelah dengan semua ini.

For The Rest Of My Life [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang