Aku pikir dia berpura-pura, tapi setelah aku mengoyang-goyangkan tubuhnya itu ia tidak bereaksi,walaupun dibawah hujan yang dingin ini.
Sontak hal ini sangat membuat ku cemas, ku pegang dahi Jun, dan ternyata ia demam tinggi. Apa yang harus kulakukan? Dia ini sakit kenapa maksa main seharian?!Orangtua Jun juga tidak dirumah pula.
Dengan, sekuat tenaga aku membopong nya dibelakang ku dan masuk ke rumah, lalu menaikki tangga karena kamar Jun dilantai dua. Saat menaikki tangga, jujur aku ga kuat Jun seperti terasa lebih berat hampir-hampir aku jatuh karna tidak kuat melangkah anak tangga.
Aku sudah hapal isi rumah ini. Karna setiap aku kesal, sedih, dan bahagia Jun selalu mengajakku bermain ke rumahnya. Tapi, aku belum pernah menginap disini.
Ku letakkan Jun dengan hati-hati diatas kasurnya. Harus ku apakan orang menyebalkan satu ini? Dia memang menyebalkan, tetapi tidak mungkin juga aku meninggalkan nya sendirian dalam keadaan seperti ini. Yang mengejutkan lagi orang ini bisa jatuh sakit.
Oke! Sudah kuputuskan. Aku akan menginap di rumah Jun, untuk merawatnya. Untung saja, kamar dia ini sudah lengkap dengan kamar mandi dan kotak p3k. Jadi, aku tidak perlu susah payah mengambil handuk basah, dan obat yang diperlukan.
Aku pergi ke kamar mandi, untuk membasahi handuk kecil lalu meletakkan nya di dahi El. Tapi, astagah aku ini bodoh atau apa? Bagaimana dia bisa sembuh dengan keadaan tubuhnya basah? Apa yang harus kulakukan?
Aku tidak bisa berfikir panjang lagi, aku mengelap tubuhnya yang basah dengan handuk kering sampai tubuhnya kering dan dengan baju dan celananya... Aku malu mengatakan ini tapi aku hanya menukarkan bajunya saja. Aku juga mengelap kakinya yang basah dan melepaskan sepatunya yang masih melekat.
Sambil menunggu Jun sadar. Aku pergi mandi. Setelah selesai mandi, ternyata ia belum sadar juga. Oh, dan aku sudah siapkan segelas air dengan obat penurun panas jika ia terbagun nanti. Aku juga menyiapkan bangku di sebelah kasur Jun. Agar aku bisa tidur disamping nya, itu juga agar aku tahu kapan Jun bangun.
'Hahahah rasanya aneh, mengaggumi dalam diam seperti ini, menyukai dirinya dalam diam tanpa keberanian untuk mengungkapkan padahal sudah kenal sejak lama...' Sebaiknya ku hentikan pikiran ini, makin dipikirkan makin menyesakkan. Huh, kerjaan ku daritadi hanya mengganti handuk yang sudah kering di dahinya dan mengkrompes lagi. Aku bosan jika seperti ini tidak ada yang mengajak ngobrol. Dan aku iseng membuka hape ku ternyata ada chat masuk dari kak Allen. Dia bertanya aku sedang apa? Harus ku jawab lagi merawat Jun yang sakit?
Atau aku berbohong?
"sedang apa lyn"
"aku lagi merawat Jun,dia sakit." jawabku.
"Jadi kamu dirumahnya?" dia membalas.
"yah begitulah"
"mau pulang? Aku bisa antar."
" gausah, makasih kak. aku nginep disini." jawabku menolak.
"oh gitu. Emang orangtuanya kemana?" tanya dia penasaran.
"keluar kota. Udah ya kak, ngantuk nih." jawabku yang sudah menahan kantuk daritadi.
"okay, gws ya buat Jun.Night."Apa aku ga salah baca tadi? Mau nganterin pulang? Ada urusan apa dia sampai mau nganterin pulang. Eh aku ga boleh bawa perasaan untuk hal ini. Sifatnya kan emang baik ke semua orang. Aku menyadarkan diriku sambil menepuk - nepuk pipiku.
Aku memutuskan tidur tetapi tidak terlelap. Aku sudah berulang kali mengganti kompres di dahinya. Dan, saat aku mulai ingin tidur lagi, Jun memegang tanganku.Vote dan comment, thankyou
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu dalam Diam
Ficção AdolescenteAku diam.... Bukan berarti aku tak memikirkanmu. Aku diam.... bukan berarti aku tak mengharapkanmu. dan... Aku diam.... bukan berarti aku tak mencintaimu Aku lebih memilih diam. Karna.. Tak seorang pun mengerti ini termasuk diriku.