Setelah aku mengirim pesan kepada nya, aku kembali merenung.Hari ini, aku harap melupakan kejadian hari ini karena tak ada yang perlu diingat.Huh, Memikirkan ini membuatku tak bisa tidur. Daritadi hanya berguling ke kanan dan ke kiri, sambil memikirkan kejadian hari ini, sampai tak sadar sudah jam 2 pagi. Dan terkejutnya aku, ponsel ku berdering. Siapa yang menelpon sepagi ini? Setelah ku lihat layar ponsel ku ternyata itu Jun. Aku mengangkat panggilannya.
"kamu ga punya jam ya?" kataku tanpa menyapanya lagi.
"kenapa belum tidur?" Jun balik tanya.
"lagi menunggu sesuatu." jawabku.
" apa?" tanya nya.
" penjelasan dari kamu." jelasku.
" aku benar - benar minta maaf buat hari ini, terutama pas di lapangan tadi siang. Dan, dilapangan tadi kak Allen.."
"bilang kalau aku beri dia harapan palsu, terus nanya sikap aku yang selalu menghindar dari dia, padahal dulunya sering nanya tentang dia." potongku.
"kenapa tau?"
"aku di belakang kalian. Aku mau ngajak kamu ke uks karna ga mau pergi sendirian."
"kamu dengar semuanya?" tanya Jun.
"aku dengar sampai dia bilang aku seperti beri dia harapan palsu. Emang dia ada bilang apa lagi?" kataku.
"gapapa, itu tugas ku nanti." jawabnya.
"tugas apa?" tanya ku penasaran.
"jagain kamu." jawabnya tegas.
"kalau gitu, yang tadi selesai latihan basket itu apa? Mendingan aku ga ikut nonton basket tadi! Daripada harus pulang sama kak Allen." tanya ku dengan emosi yang tidak dapat terhindari lagi
"aku minta maaf"
" jangan minta maaf dulu, aku cuman mau tau alasannya apa?!" tanyaku.
"tadi, dia mengancam akan keluar dari tim basket sama teman - temannya. Tau gara-gara apa? Gara-gara dia ga jadi kapten tim! Dan dia bilang, kalau ga mau dia dan teman - temannya keluar dari tim, biarin dia nganterin kamu pulang hari ini, dan biarin dia dekatin kamu." jelasnya.
"jadi kamu main iya aja?" tanya ku kecewa.
"ya, aku terpaksa Lyn. Lomba basket sebentar lagi, dan mencari anggota tim yang baru tidak mudah. Aku minta maaf untuk ini. Maaf karena aku lebih mementingkan lomba basket." katanya.
"aku ga tau harus ngomong apa lagi, Jun. Di satu sisi aku kecewa, di sisi lain aku mengerti lomba basket ini sangat penting buatmu." jelasku.
" maafin aku Lyn. Dan aku tetap minta kamu jangan suka ya dengan Allen. Kayaknya dia cuman mau dapetin kamu deh, terus langsung ninggalin kamu." katanya.
"iya gapapa Jun, aku ngerti situasinya. Dan, aku ga suka dia lagi,kok. Mangkanya aku menghindar sekarang." jelasku.
"ya bagus kalau ga suka lagi." jawabnya.
"Jun, besok aku ga sekolah ya." kata ku.
"kenapa?" tanya nya.
"ini ada yang nelpon subuh - subuh, gimana lagi mau tidur.hahahah"
"jujur aku tadi takut untuk nelpon kamu, tapi membiarkan mu menerka sendirian tentang kejadian hari ini, juga membuatku bersalah." jelasnya.
"iya, ga usah bahas tentang hari ini lagi ya. Kamu berani jelasin aja aku udah lega." jawabku.
"hahaha iya, ga mau tidur ni?" tanya Jun.
"ini ada yang lagi telpon" kataku.
" ga ngantuk?" tanya nya.
" ngantuk, tapi lega juga penasaran ku terobati." jawabku.
" yaudah tidur gih sekarang." pinta Jun.
"kamu juga tidur ya, Jun. Jaga kesehatan. Semangat latihannya!" kata ku.
"iya, sampai ketemu besok Lyn. Selamat tidur." jawabnya dan akhirnya mengakhiri panggilan.Lega rasanya, hal yang ku bingungkan daritadi sudah terjawab, aku senang Jun berani untuk menjelaskan kepada ku apa yang terjadi. Aku sayang padamu, Jun.
Soal kak Allen, aku tak tau harus berbuat apa. Tapi, aku harap dia berhenti berbuat kekanakan seperti tadi sore. Dan, sebaiknya, mata ini cepat tertidur otakku sudah lelah berfikir tadi, dan badan ini sudah sangat letih.
Vote dan comment, thankyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu dalam Diam
Teen FictionAku diam.... Bukan berarti aku tak memikirkanmu. Aku diam.... bukan berarti aku tak mengharapkanmu. dan... Aku diam.... bukan berarti aku tak mencintaimu Aku lebih memilih diam. Karna.. Tak seorang pun mengerti ini termasuk diriku.